Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI), menggelar acara pelantikan Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pertimbangan APJATI periode 2024-2029 di Jakarta.
Acara ini menjadi momentum penting bagi APJATI dalam mempertegas komitmennya untuk mendukung penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berkualitas sebagai organisasi tertua dan dengan jumlah anggota terbanyak di Indonesia.
Acara pelantikan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, Wakil Menteri P2MI, Direktur Bina Kelembagaan Pelatihan Vokasi Kementerian Ketenagakerjaan, serta perwakilan negara-negara sahabat.
Dalam pidatonya, Ketua Umum APJATI, Said Saleh Alwaini, Rabu menegaskan komitmen untuk mendukung target pemerintah dan 70 persen akan dipenuhi oleh APJATI.
“APJATI terus bersinergi dengan pemerintah dan sektor swasta untuk meningkatkan kompetensi PMI, memperkuat perlindungan, dan meningkatkan representasi di negara-negara penempatan. Selain itu, APJATI akan memanfaatkan teknologi modern untuk memfasilitasi seluruh stakeholder dalam ekosistem PMI, mulai dari proses rekrutmen, pelatihan, hingga penempatan,” ujarnya.
Beliau juga menambahkan ini adalah waktu keemasan kita. Dunia membutuhkan tenaga kerja, sementara Indonesia memiliki potensi besar. Saatnya kita pintar memainkan peran ini untuk memaksimalkan peluang yang ada.
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas langkah strategis yang diambil APJATI.
"Pemerintah siap membantu dan mendukung P3MI dalam meningkatkan kualitas PMI dari unskilled menjadi skilled, termasuk soal pembiayaan. Sinergi antara APJATI dan pemerintah menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem yang lebih sehat, serta memperkuat perlindungan bagi mereka di luar negeri," ungkapnya.
Dukungan penuh juga disampaikan oleh perwakilan negara-negara sahabat, yang menggarisbawahi pentingnya kolaborasi bilateral dalam mempererat hubungan di bidang ketenagakerjaan. Hal ini menjadi sinyal positif untuk membuka peluang pasar baru bagi PMI Indonesia.
Ketua Umum APJATI, Said Saleh Alwaini, melantik 48 Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pertimbangan APJATI yang akan menjabat untuk periode 2024-2029.
“Pembentukan tim pengurus yang ahli di bidangnya merupakan langkah awal untuk merealisasikan program-program APJATI. Asosiasi ini hadir untuk mengutamakan segala usaha untuk mensejahterakan anggotanya dengan tetap menjaga relevansi di dunia yang berkembang pesat. PMI kita harus selalu meningkatkan keterampilan agar bisa bersaing di tingkat global, dan ini memerlukan dukungan dari P3MI yang unggul. Tugas kami adalah bersinergi dengan pemerinta, KP2MI dan stakeholders lain untuk mewujudkannya,” tambahnya.
Sektor ketenagakerjaan Indonesia saat ini menjadi penyumbang devisa terbesar kedua setelah migas, dengan sebagian besar berasal dari PMI di Asia Pasifik dan Timur Tengah.
APJATI berkomitmen untuk memperkuat pasar yang ada, merapikan ekosistem, dan memperluas pasar tenaga kerja untuk Indonesia di berbagai negara, dengan tetap mengutamakan kesejahteraan dan perlindungan pekerja.
Penempatan PMI di sektor domestik merupakan langkah awal dalam memberdayakan mereka untuk mengembangkan karier ke jenjang lebih tinggi melalui capacity building dan sertifikasi, memastikan transisi dari tenaga kerja unskilled menjadi skilled.
Melalui sinergi yang kuat antara pemerintah, APJATI, dan mitra internasional, diharapkan PMI Indonesia dapat semakin diakui sebagai tenaga kerja berkualitas di pasar global.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025