Bogor, (Antara Megapolitan) - Forum Komunikasi Pembangunan Indonesia (Forkapi) bekerja sama dengan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) Fakultas Ekologi Manusia (Fema), Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Simposium Internasional Komunikasi Pembangunan di Auditorium Andi Hakim Nasoetion (AHN), Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Simposium internasional yang mengangkat tema “Quo Vadis Communication Development?†ini menghadirkan beberapa orang narasumber, diantaranya Prof. Dr. Alexander G. Flor (University of the Philippines Open University (UPOU); Prof. Dr. H. Hafied Cangara (Universitas Hasanuddin); dan Dr. Djuara Lubis (IPB). Acara dimoderatori oleh Kepala Biro Hukum, Promosi dan Humas IPB, Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si.
Ketua panitia, Dr. David Rizar Nugroho mengatakan kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan membumikan paradigma ilmu komunikasi pembangunan di abad ke-21; menggali konsep-konsep baru dalam bidang komunikasi pembangunan untuk menghadapi tantangan pembangunan global abad ke-21; serta menghimpun akademisi, praktisi dan stakeholders untuk mengembangkan konsep-konsep komunikasi pembangunan terkini dalam mendukung pembangunan nasional.
Dekan Fema IPB, Dr. Arif Satria ketika membuka acara menyampaikan pentingnya komunikasi pembangunan di era digital. Dikatakannya, komunikasi di era digital mengubah banyak hal.
"Saat ini generasi muda 99 persen tidak lagi baca koran. Untuk itu, kita harus jeli terhadap perubahan. Era 70-an nokia banyak diburu, kemudian blackberry. Tahun 2015-an pindah ke Samsung, tidak tahu ke depan apa lagi, era penuh ketidakpastian,†ujarnya.
Ia berharap lembaga profesi seperti Forkapi bisa leading dalam mengkaji prediksi ke depan dan menjawab berbagai tantangan. "Komunikasi pembangunan sama sekali berbeda dengan masa lalu, sehingga membutuhkan teori-teori baru," ujarnya.
Selain simposium internasional, beberapa rangkaian kegiatan juga dilaksanakan, diantaranya "Tribute for Prof. Dr. Aida Vitayala S Hubeis: 70 Tahun Guru Besar Ilmu Komunikasi Pembangunan IPB, Dedikasi dan Pengabdian Sang Pendidik kepada Ilmu Pengetahuan dan Almamater Tercinta".
Dr. David menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan Forkapi terhadap Ketua Umum Forkapi yang sudah memasuki masa purna bakti sekaligus penghormatan atas kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan dan masyarakat.
"Rangkaian kegiatan ini diakhiri dengan Kongres ke-2 Forkapi. Kongres ini diharapkan melahirkan blueprint yang menjadi landasan operasional organisasi ini dalam menjalankan program kerjanya," imbuhnya.(yow/dh)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017