Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, menerima penghargaan dari World Gastroenterology Organization (WGO) dalam acara Asian Pacific Digestive Week (APDW) 2024 di Bali.
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh President WGO, Profesor Geoffrey Metz, kepada Prof. Ari Fahrial berkat Outstanding Distinguished Lecture yang disampaikannya terkait Manajemen H.pylori.
Prof. Ari Fahrial yang saat ini menjabat sebagai Presiden Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia, dalam keterangannya yang diterima di Depok, Rabu, mengatakan telah berfokus pada penelitian Helicobacter pylori (H.pylori) sejak 2001.
Baca juga: Tiga inovasi mahasiswa UI berhasil raih penghargaan di NUS Medical
Hingga 2012, ia menulis 20 makalah tentang topik terkait dalam berbagai jurnal, termasuk PubMed, dan menjadikannya salah seorang pakar terkemuka di bidang itu.
Pada Agustus 2012, ia juga berkolaborasi dengan Profesor Yoshio Yamaoka dari Jepang untuk menjalankan penelitian H. pylori di bawah proyek yang didanai oleh pemerintah Jepang.
Hal ini menjadi awal dari kemitraan produktif yang menghasilkan berbagai studi penting. Salah satu yang paling menonjol adalah publikasi tahun 2015 berjudul “Helicobacter Pylori Virulence Genes in the Five Largest Islands of Indonesia” di Jurnal Gut Pathogens.
Prof. Ari Fahrial kemudian memimpin Multicenter Study of Helicobacter pylori in Indonesia yang dijalankan pada 2015–2017.
Baca juga: Penelitian mahasiswa FKUI raih penghargaan AFSM's Young Researcher Award
Studi ini mencakup berbagai wilayah di Indonesia, antara lain Aceh, Pontianak, Makassar, Palu, dan Ternate. Inisiatif ini semakin mengukuhkan perannya sebagai pemimpin dalam penelitian H.pylori di Asia Tenggara.
Berkat keseriusannya tersebut, sejak 2013, ia menerbitkan 28 makalah tambahan tentang H.pylori dan berkolaborasi dengan lebih dari lima peneliti dunia untuk meningkatkan praktik manajemen dalam menyelesaikan tantangan kesehatan global.
Kini, hasil penelitiannya di bidang tersebut telah menjadi dasar bagi kemajuan kesehatan gastroenterologi di Indonesia dan dunia internasional.
Menurutnya, penghargaan ini bukan sekadar pencapaian pribadi, melainkan mencerminkan kekuatan kolaborasi dan dedikasi untuk meningkatkan standar layanan kesehatan.
Baca juga: Dekan FKUI menerima penghargaan dari AAHCI di AS
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya penelitian berkelanjutan dan inovasi untuk mengatasi penyakit yang disebabkan infeksi H.pylori.
“Di dunia, prevalensi global infeksi H.pylori menurun selama 3 dekade terakhir pada orang dewasa, tetapi tidak pada anak-anak dan remaja. Hampir 50 persen masyarakat dunia terinfeksi bakteri ini," katanya.
Untuk itu, penelitian yang dilakukan semoga dapat menjadi pintu gerbang penelitian lain tentang infeksi H.pylori, sehingga dapat ditemukan solusi pencegahan terbaik,” kata Prof. Ari Fahrial.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh President WGO, Profesor Geoffrey Metz, kepada Prof. Ari Fahrial berkat Outstanding Distinguished Lecture yang disampaikannya terkait Manajemen H.pylori.
Prof. Ari Fahrial yang saat ini menjabat sebagai Presiden Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia, dalam keterangannya yang diterima di Depok, Rabu, mengatakan telah berfokus pada penelitian Helicobacter pylori (H.pylori) sejak 2001.
Baca juga: Tiga inovasi mahasiswa UI berhasil raih penghargaan di NUS Medical
Hingga 2012, ia menulis 20 makalah tentang topik terkait dalam berbagai jurnal, termasuk PubMed, dan menjadikannya salah seorang pakar terkemuka di bidang itu.
Pada Agustus 2012, ia juga berkolaborasi dengan Profesor Yoshio Yamaoka dari Jepang untuk menjalankan penelitian H. pylori di bawah proyek yang didanai oleh pemerintah Jepang.
Hal ini menjadi awal dari kemitraan produktif yang menghasilkan berbagai studi penting. Salah satu yang paling menonjol adalah publikasi tahun 2015 berjudul “Helicobacter Pylori Virulence Genes in the Five Largest Islands of Indonesia” di Jurnal Gut Pathogens.
Prof. Ari Fahrial kemudian memimpin Multicenter Study of Helicobacter pylori in Indonesia yang dijalankan pada 2015–2017.
Baca juga: Penelitian mahasiswa FKUI raih penghargaan AFSM's Young Researcher Award
Studi ini mencakup berbagai wilayah di Indonesia, antara lain Aceh, Pontianak, Makassar, Palu, dan Ternate. Inisiatif ini semakin mengukuhkan perannya sebagai pemimpin dalam penelitian H.pylori di Asia Tenggara.
Berkat keseriusannya tersebut, sejak 2013, ia menerbitkan 28 makalah tambahan tentang H.pylori dan berkolaborasi dengan lebih dari lima peneliti dunia untuk meningkatkan praktik manajemen dalam menyelesaikan tantangan kesehatan global.
Kini, hasil penelitiannya di bidang tersebut telah menjadi dasar bagi kemajuan kesehatan gastroenterologi di Indonesia dan dunia internasional.
Menurutnya, penghargaan ini bukan sekadar pencapaian pribadi, melainkan mencerminkan kekuatan kolaborasi dan dedikasi untuk meningkatkan standar layanan kesehatan.
Baca juga: Dekan FKUI menerima penghargaan dari AAHCI di AS
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya penelitian berkelanjutan dan inovasi untuk mengatasi penyakit yang disebabkan infeksi H.pylori.
“Di dunia, prevalensi global infeksi H.pylori menurun selama 3 dekade terakhir pada orang dewasa, tetapi tidak pada anak-anak dan remaja. Hampir 50 persen masyarakat dunia terinfeksi bakteri ini," katanya.
Untuk itu, penelitian yang dilakukan semoga dapat menjadi pintu gerbang penelitian lain tentang infeksi H.pylori, sehingga dapat ditemukan solusi pencegahan terbaik,” kata Prof. Ari Fahrial.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024