Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat dan Universitas Leiden, Belanda menjalin kerja sama pertukaran arsip yang ditandai dengan penandatanganan "Letter of Intent" (Lol) oleh kedua pihak di Belanda.

"Penandatanganan Lol ini bagian awal dari proses panjang penelusuran arsip lama Bogor," kata Kepala Bagian (Kabag) Kerja Sama Setda Kota Bogor Tyas Ajeng Fitriani, dalam siaran pers Humas Pemkot Bogor, Minggu.

Ia mengatakan masih banyak tahapan yang harus dilalui selepas penandatanganan LoI itu, di antaranya sebelum kedatangan wali kota ke Universitas Leidin, terlebih dahulu bertemu dan berdiskusi dengan para budayawan, sejarawan, dan komunitas pecinta sejarah bersama jajaran Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Bogor.

"Diskusi ini mengetahui apa saja arsip lama Bogor yang perlu dicari. Setelah tersusun daftar arsip Bogor yang perlu ditelusuri `shopping list` data-data yang perlu dicari di Leiden baik dalam jangka pendek, menengah atau jangka panjang," katanya lagi.

Tyas menyebutkan beberapa daftar arsip tersebut, di antaranya data era Kerajaan Padjajaran, data era VOC, data pada era kolonial baik dari infrastruktur, pemerintahan maupun sosial budayanya.

Untuk memperlancar proses pencarian arsip lama tersebut, lanjut Tyas, wali kota Bogor telah melakukan pertemuan dengan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Mustari Irawan beberapa waktu lalu.

"Alhamdulilah ANRI sangat mendukung dan siap memberikan bantuan yang diperlukan untuk misi Kota Bogor tersebut," katanya lagi.

Letter of Intent (LoI) pertukaran arsip ditandatangani oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dengan Direktur Perpustakaan Universitas Leiden, Jumat (15/9) lalu, di Leiden, Belanda.

Ruang lingkup kerja sama yang terangkum dalam LoI tersebut adalah pengembangan sumber daya manusia di bidang ilmu kearsipan; membuka akses ke sumber-sumber terkait sejarah Bogor dari abad 16 sampai tahun 1947, dan pertukaran arsip sejarah di antara kedua belah pihak.

Menurut Bima, kerja sama dengan Universitas Leiden sangat strategis, karena Perpustakaan Universitas Leiden disebut memiliki koleksi terbesar tentang Asia di dunia Barat.

"Leiden juga pemilik koleksi terbesar tentang Indonesia di dunia," katanya.

Bima mengatakan ada dua hal penting terkair kerja sama dengan Universitas Leiden, yaitu pertama, adalah kesempatan yang baik untuk mencari babak-babak sejarah Bogor yang hilang.

"Contoh lokasi Keraton Padjajaran atau gambaran infrastruktur era kolonial Belanda; atau fakta-fakta sejarah Bogor ketika masa perjuangan adalah sebagian kecil babak sejarah yang hilang itu," kata dia.

Kedua, lanjutnya, penelusuran arsip sejarah Bogor ini penting dalam konteks penguatan salah satu identitas sebagai kota heritage, sekaligus penting dalam proses perencanaan kota ke depannya.

"Penelusuran ini menjadi penting dalam kaitan bagaimana nanti perencanaan kota ke depan bisa selaras dengan identitas kita sebagai kota heritage," katanya lagi.

Upaya itu sekaligus menjadi bagian untuk menyusun dan merangkaikan sejarah Bogor sebagai warisan untuk generasi mendatang, ujar dia.

Selain melakukan penandatanganan kerja sama, rombongan Pemkot Bogor berkesempatan untuk mengunjungi secara khusus Asian Library Universitas Leiden yang diresmikan Ratu Maxima, Kamis (13/9) lalu.

Direktur KILTV Jakarta (Unit Perpustakaan Universitas Leiden di Indonesia) Marrik Bellen menyatakan dengan kerja sama ini, perpustakaan Universitas Leiden telah membuka akses bagi Pemerintah Kota Bogor untuk melakukan penelusuran arsip lama Bogor.

"Penelusuran arsip memang tidak mudah memerlukan waktu yang tidak pendek. Akses ini diharapkan mempermudah langkah Pemkot Bogor," katanya pula.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017