Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melengkapi dan mendekatkan akses layanan fasilitas kesehatan (faskes), hingga meningkatkan kompetensi untuk menggencarkan deteksi dini HIV/ AIDS di wilayahnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno di Kota Bogor, Selasa, mengatakan hal itu karena lebih baik dilakukan pencegahan daripada mengobati, sehingga Pemkot Bogor akan berkolaborasi dengan pentahelix dan pemangku kepentingan.
“Layanan HIV/ AIDS kita ada di 22 rumah sakit di Kota Bogor, dan satu lapas untuk melayani HIV/ AIDS. Kita punya pelayanan pengobatan HIV ada di 25 puskesmas dan delapan rumah sakit,” kata Retno.
Baca juga: Multipihak di Kota Bogor deklarasi memberantas HIV AIDS menuju 2030
Baca juga: Pemkot Bogor rancang aplikasi untuk monitor kondisi penderita AIDS
Baca juga: Pemkot Bogor imbau remaja waspadai HIV/AIDS
Pada Januari hingga Oktober 2024, tercatat ada 338 kasus positif HIV dan 123 kasus AIDS. Sedangkan tahun 2203 tercatat ada 443 kasus HIV dan 177 kasus AIDS.
“Untuk remaja agak meningkat. Tahun lalu 11 kasus, tahun ini 19 kasus, 5,6 persen meningkatnya. Tahun ini sasarannya lebih ke remaja karena angkanya meningkat,” jelasnya.
Sementara itu, Retno menjelaskan Dinkes Kota Bogor menganalisa penularan HIV paling banyak terjadi pada Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL). Di mana data ini juga linear dengan data di nasional.
“Kemudian sekarang kita menyasar kepada ibu-ibu hamil, karena memang penularan lewat hubungan seks,” kata Retno.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024