Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, menggelar pertemuan dengan lurah dan camat dalam rangka memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di wilayah, Senin.
"Pertemuan ini untuk membangun cara berpikir aparat di wilayah dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat," kata Kepala Seksi Pencegahan, Penanggulangan Penyakit Menular dan Survelans (P3MS) Dinas Kesehatan Kota Bogor, Shari Chandrawati.
Shari menjelaskan dasar dari kegiatan tersebut adalah Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanggulangan "Human Immunodefficiency Virus dan Acquired Immuni Defficiency Sindrome" atau HIV/AIDS.
"Sesuai dengan perda tersebut, arah dan kebijakan Dinas Kesehatan Kota Bogor dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kota Bogor ada dasar hukumnya sehingga upaya untuk mewujudkan "Three Zero" dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dapat terwujud," kata Shari.
Lebih lanjut ia menjelaskan total ada 68 lurah dan enam camat yang hadir dalam pertemuan P2 HIV/AIDS yang dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Rubaeah. Keluaran yang ingin dicapai dari pertemuan tersebut yakni penguatan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kota Bogor dengan membentuk Warga Peduli HIV/AIDS atau WPA.
"Nanti diharapkan melalui pertemuan ini para camat dan lurah menerbitkan Surat Keputusan (SK) pembentukan WPA di setiap wilayah," katanya.
WPA akan diisi oleh sumber daya manusia yang sudah dilatih oleh Dinas Kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, mereka terdiri dari pelajar, pemuka agama, mahasiswa, kader kesehatan, kader penyuluh, tenaga kesehatan rumah sakit dan puskesmas, dan pemuda.
Sumber daya yang ada tersebut dimaksimalkan peran dan fungsinya sebagai WPA yang bertugas melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk sadar, dan mau berbuat dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
"Dengan adanya WPA kita ingin "Three Zero" itu terwujud yakni tidak ada penderita HIV baru, tidak ada kemantian karena HIV/AIDS dan menghapus stigma maupun diskriminasi kepada penderita," katanya.
Shari menambahkan dari hasil konseling per Juli 2017 di Kota Bogor, tercatat ada 11.264 orang yang menjalankan konseling. Dari jumlah tersebut terdapat 308 orang positif HIV dan 85 orang AIDS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Pertemuan ini untuk membangun cara berpikir aparat di wilayah dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat," kata Kepala Seksi Pencegahan, Penanggulangan Penyakit Menular dan Survelans (P3MS) Dinas Kesehatan Kota Bogor, Shari Chandrawati.
Shari menjelaskan dasar dari kegiatan tersebut adalah Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanggulangan "Human Immunodefficiency Virus dan Acquired Immuni Defficiency Sindrome" atau HIV/AIDS.
"Sesuai dengan perda tersebut, arah dan kebijakan Dinas Kesehatan Kota Bogor dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kota Bogor ada dasar hukumnya sehingga upaya untuk mewujudkan "Three Zero" dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dapat terwujud," kata Shari.
Lebih lanjut ia menjelaskan total ada 68 lurah dan enam camat yang hadir dalam pertemuan P2 HIV/AIDS yang dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Rubaeah. Keluaran yang ingin dicapai dari pertemuan tersebut yakni penguatan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kota Bogor dengan membentuk Warga Peduli HIV/AIDS atau WPA.
"Nanti diharapkan melalui pertemuan ini para camat dan lurah menerbitkan Surat Keputusan (SK) pembentukan WPA di setiap wilayah," katanya.
WPA akan diisi oleh sumber daya manusia yang sudah dilatih oleh Dinas Kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, mereka terdiri dari pelajar, pemuka agama, mahasiswa, kader kesehatan, kader penyuluh, tenaga kesehatan rumah sakit dan puskesmas, dan pemuda.
Sumber daya yang ada tersebut dimaksimalkan peran dan fungsinya sebagai WPA yang bertugas melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk sadar, dan mau berbuat dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
"Dengan adanya WPA kita ingin "Three Zero" itu terwujud yakni tidak ada penderita HIV baru, tidak ada kemantian karena HIV/AIDS dan menghapus stigma maupun diskriminasi kepada penderita," katanya.
Shari menambahkan dari hasil konseling per Juli 2017 di Kota Bogor, tercatat ada 11.264 orang yang menjalankan konseling. Dari jumlah tersebut terdapat 308 orang positif HIV dan 85 orang AIDS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017