Bogor (Antara Megapolitan) - Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Marzoeki Mahdi Bogor menyediakan layanan skrining dan konseling kesehatan jiwa gratis bagi masyarakat umum dalam rangka memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang diperingati setiap 10 September.
"Skrining dan konseling kesehatan jiwa ini bagian dari sosialisasi Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, kata Direktur Utama RSJ Marzoeki Mahdi, Bambang Eko Sunaryanto di Bogor, Minggu.
Skrining dan konseling kesehatan jiwa gratis ini berlangsung di kawasan "car free day" Jalan Sudirman, dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai berakhirnya kegiatan tersebut.
Ia menjelaskan tersebut untuk pertama kalinya dilaksanakan dalam rangka menyebarluaskan informasi tentang kesehatan jiwa, pencegahan bunuh diri, dan sosialisasi tentang RSJ Marzoeki Mahdi.
Bambang mengatakan setiap tanggal 10 September diperingati sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, untuk pertama kalinya RSJ Marzoeki Mahdi menggelar kegiatan memperingatinya.
Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia atau "World Suicide Prevention Day" sebagai bentuk kampanye kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pencegahan bunuh diri. Karena bunuh diri merupakan salah satu masalah kesehatan jiwa yang berdampak sosial.
"Tema peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia tahun ini "Take a minute, change a life" atau luangkan satu menit, mengubah satu kehidupan, adalah untuk menunjukkan bahwa sesungguhnya bunuh diri dapat dicegah melalui intervensi segera," kata Bambang.
Sementara itu, Ketua Panitia Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia RSJ Marzoeki Mahdi, dr Natalingrung menyebutkan animo masyarakat cukup tinggi untuk mengikuti kegiatan skrining kesejatan jiwa.
"Tercatat ada 78 orang yang mendatangi stand Marzoeki Mahdi untuk mengikuti skrining kesehatan jiwa, kebanyakan perempuan, tapi ada juga pria, dan lansia," kata Natali.
Natali menjelaskan pada kegiatan skrining kesehatan jiwa tersebut RSJ Marzoeki Mahdi menurunkan tim terdiri atas psikiater, psikolog klinis, perawat jiwa, serta dokter dan perawat umum.
Skrining dilakukan dengan cara mengisi instrumen terlebih dahulu, lalu tim kesehatan akan menggali informasi tentang apa saja yang dialami dan dirasakan terkait kesehatan jiwa.
"Tidak semua yang datang mengalami gangguan jiwa, ada yang cuma konsultasi masalah sehari-hari, stress biasa, hingga depresi berat juga ada tadi," kata Natali.
Menurutnya penyebab stress atau depresi yang merupakan bagian dari gangguan kesehatan jiwa yang dialami masyarakat ada yang disebabkan oleh masalah kehidupan sehari-hari.
Tapi, lanjutnya hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai penyebab stress karena penyebab masalah kesehatan jiwa selalu multifaktor, yakni dari faktor biologis, psikologis, dan sosial.
"Tidak bisa dibilang karena satu masalah langsung bikin depresi, tapi multifaktor," katanya.
Selain skrining dan konseling kesehatan jiwa gratis. RSJ Marzoeki Mahdi juga menyebarkan seleberapan berupa informasi tentang menjaga kesehatan jiwa, tentang Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, serta profil RSJ Marzoeki Mahdi.
"Permintaan masyarakat tadi banyak yang menginginkan konseling ini dilaksanakan rutin. Kami menunggu arahan pimpinan, kemungkinan kegiatan ini bisa dirutinkan," kata Natali.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Skrining dan konseling kesehatan jiwa ini bagian dari sosialisasi Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, kata Direktur Utama RSJ Marzoeki Mahdi, Bambang Eko Sunaryanto di Bogor, Minggu.
Skrining dan konseling kesehatan jiwa gratis ini berlangsung di kawasan "car free day" Jalan Sudirman, dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai berakhirnya kegiatan tersebut.
Ia menjelaskan tersebut untuk pertama kalinya dilaksanakan dalam rangka menyebarluaskan informasi tentang kesehatan jiwa, pencegahan bunuh diri, dan sosialisasi tentang RSJ Marzoeki Mahdi.
Bambang mengatakan setiap tanggal 10 September diperingati sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, untuk pertama kalinya RSJ Marzoeki Mahdi menggelar kegiatan memperingatinya.
Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia atau "World Suicide Prevention Day" sebagai bentuk kampanye kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pencegahan bunuh diri. Karena bunuh diri merupakan salah satu masalah kesehatan jiwa yang berdampak sosial.
"Tema peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia tahun ini "Take a minute, change a life" atau luangkan satu menit, mengubah satu kehidupan, adalah untuk menunjukkan bahwa sesungguhnya bunuh diri dapat dicegah melalui intervensi segera," kata Bambang.
Sementara itu, Ketua Panitia Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia RSJ Marzoeki Mahdi, dr Natalingrung menyebutkan animo masyarakat cukup tinggi untuk mengikuti kegiatan skrining kesejatan jiwa.
"Tercatat ada 78 orang yang mendatangi stand Marzoeki Mahdi untuk mengikuti skrining kesehatan jiwa, kebanyakan perempuan, tapi ada juga pria, dan lansia," kata Natali.
Natali menjelaskan pada kegiatan skrining kesehatan jiwa tersebut RSJ Marzoeki Mahdi menurunkan tim terdiri atas psikiater, psikolog klinis, perawat jiwa, serta dokter dan perawat umum.
Skrining dilakukan dengan cara mengisi instrumen terlebih dahulu, lalu tim kesehatan akan menggali informasi tentang apa saja yang dialami dan dirasakan terkait kesehatan jiwa.
"Tidak semua yang datang mengalami gangguan jiwa, ada yang cuma konsultasi masalah sehari-hari, stress biasa, hingga depresi berat juga ada tadi," kata Natali.
Menurutnya penyebab stress atau depresi yang merupakan bagian dari gangguan kesehatan jiwa yang dialami masyarakat ada yang disebabkan oleh masalah kehidupan sehari-hari.
Tapi, lanjutnya hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai penyebab stress karena penyebab masalah kesehatan jiwa selalu multifaktor, yakni dari faktor biologis, psikologis, dan sosial.
"Tidak bisa dibilang karena satu masalah langsung bikin depresi, tapi multifaktor," katanya.
Selain skrining dan konseling kesehatan jiwa gratis. RSJ Marzoeki Mahdi juga menyebarkan seleberapan berupa informasi tentang menjaga kesehatan jiwa, tentang Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, serta profil RSJ Marzoeki Mahdi.
"Permintaan masyarakat tadi banyak yang menginginkan konseling ini dilaksanakan rutin. Kami menunggu arahan pimpinan, kemungkinan kegiatan ini bisa dirutinkan," kata Natali.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017