Guru Besar Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Indonesia (UI) Prof Ir Ahmad Syafiq, M.Sc., Ph.D menyatakan perlunya keterlibatan disiplin ilmu lain dalam upaya penanganan permasalahan gizi.

Prof Syafiq di Depok, Senin, mengatakan seperti yang tercantum dalam Deklarasi New Nutrition Science atau lebih dikenal dengan Deklarasi Giessen yang dikeluarkan oleh International Union of Nutrition Sciences pada 2005.

Dalam deklarasi itu disebutkan perlunya konsep Keilmuan Gizi Baru yang didefinisikan secara lebih luas dan ditambahkan dengan dimensi dan prinsip yang relevan agar mampu mengatasi tantangan dan peluang yang dihadapi manusia dalam abad 21.

Baca juga: FKM UI sukses tingkatkan pemahaman K3 bagi nelayan di Pandeglang

Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, Prof Syafiq menggunakan konsep Gizi Kesehatan Masyarakat untuk memperkaya dan memperluas wilayah gizi ke ranah pencegahan dan penyebab dasar, dengan mengombinasikan prinsip gizi dan prinsip kesehatan masyarakat.

Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan atau memelihara kesehatan optimal dari populasi dan kelompok target melalui peningkatan program, sistem, kebijakan, dan lingkungan.

Gizi Kesehatan Masyarakat dipraktikkan melalui tujuh belas langkah dalam suatu siklus ganda. Salah satu contohnya adalah penerapan analisis kapital dan analisis kapasitas di kabupaten di Indonesia dalam upaya pendampingan program percepatan penurunan stunting.

Baca juga: FKM UI libatkan pemuka agama untuk turunkan angka stunting di Kota Depok

Hasil penelitian Prof Syafiq menunjukkan bahwa penilaian di level kabupaten, puskesmas, maupun kecamatan dari segi kapital, baik kapital sosial, kapital manusia, kapital natural, maupun kapital kultural tergolong rendah.

Dalam hal ini, nilai terendah ada di kapital kultural terkait kepercayaan dan norma sosial yang tidak mendukung program.

“Kami menemukan ada satu desa lokus stunting yang ‘menolak’ program penurunan stunting," katanya.

Baca juga: FKM UI beri edukasi gizi dan kesehatan untuk wujudkan zero stunting di Depok

Kapital rendah ini mengindikasikan perlunya upaya yang lebih intensif dari segi advokasi dan edukasi dari pemerintah. Juga modifikasi program yang lebih melibatkan masyarakat melalui pendekatan kultural, misalnya melibatkan tokoh agama dan masyarakat setempat.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024