Terbaginya kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ke dalam beberapa segmen dirasa sangat memudahkan masyarakat untuk memilih kepesertaan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Segmen yang tersedia sudah disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhannya masing-masing.

Kemudahan ini juga dirasakan langsung oleh Diah Andriani atau yang lebih dikenal dengan Andri (49). Ia mungkin merupakan satu diantara banyaknya masyarakat yang merasakan kemudahan ketersediaan segmen yang diberikan oleh Program JKN.

“Sebelumnya saya dan keluarga terdaftar pada segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) karena suami saya bekerja di Astra International, khususnya bagian sales. Namun akhir tahun lalu per tanggal 31 Desember 2023 status kepesertaan kami di perusahaan sudah nonaktif karena suami sudah pensiun dan tidak lagi bekerja di situ," kata Andri dalam keterangannya, Senin.

Baca juga: Sejak ada program JKN, warga tak khawatir berobat

Dengan dinonaktifkan kepesertaan JKN miliknya tak membuat dirinya diam dan bukan berarti dirinya abai dengan jaminan kesehatan. Beruntungnya dirinya bersama seluruh anggota keluarganya sudah sangat paham akan pentingnya memiliki jaminan kesehatan melalui Program JKN.

"Jadi dengan segera kami langsung memproses pendaftaran kembali untuk aktif di Program JKN dengan segmen yang berbeda atau bayar sendiri,” ungkap Andri.

Sadar akan pentingnya jaminan kesehatan, membuat Andri dan suami segera mendaftarkan dirinya di Program JKN. Meski kali ini ia harus mendaftarkan diri pada segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) yaitu yang iurannya langsung ia bayarkan sendiri tanpa melalui pemotongan gaji di perusahaan.

Baca juga: Mulyanah harap program JKN kian hadir jamin kesehatan masyarakat

Hal ini yang membuat Andri semakin merasakan kemudahan yang dirasakan dengan adanya segmen kepesertaan yang disediakan oleh BPJS Kesehatan. Apalagi menurutnya dengan adanya kelas-kelas yang dibagi juga memberikan kemudahan bagi setiap masyarakat untuk menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing, sehingga tidak ada yang bersifat memaksa.

“Kami datang ke kantor BPJS Kesehatan Cabang Depok tujuannya untuk mendaftarkan diri dan keluarga untuk kembali terdaftar di PBPU. Untuk kelasnya sendiri kami sesuaikan dengan kemampuan yaitu kelas tiga. Yang saya tahu, perbedaan kelas ini hanya ada pada saat rawat inap saja yaitu pada saat diberikan ruang rawat inapnya saja," katanya.

"Sisanya untuk layanan kesehatan dan lain-lain sama saja mau kelas berapapun. Artinya untuk layanan kesehatan akan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien. Jadi kami memilih kelas tiga saja, apalagi dengan tanggungan kami tiga orang anak tentunya memilih kelas tiga adalah pilihan yang tepat,” jelas Andri.

Baca juga: BPJS Kesehatan beri kemudahan akses layanan kesehatan melalui mobile JKN

Andri mengungkapkan bahwa dengan adanya pengalaman orang-orang sekitarnya yang tiba-tiba sakit dan bisa terbilang cukup serius. Hal tersebut semakin membuatnya yakin untuk memastikan dirinya terdaftar aktif di Program JKN ini.

Pengalaman orang sekitarnya yang tiba-tiba sakit dan tanpa diduga harus merogoh kocek yang tidak kecil, tentu menjadi tolak ukur pandangannya agar sedia payung sebelum hujan alias sedia jaminan kesehatan sebelum sakit.

“Sakit tidak ada yang tahu kapan datangnya, meski sudah ada gejala entah flu atau batuk belum tentu juga sakitnya hanya itu. Maksudnya kalau dicek lagi bisa jadi amit-amit ada sakit lainnya yang bisa jadi lebih serius lagi. Kalau sudah begitu, kita cuma bisa berobat ke dokter.

Bersyukur kalau tidak ada tindakan apapun yang serius, nah kalau ternyata harus cek ini cek itu dan operasi gimana. Keuangan kami juga tidak terfokus hanya untuk kesehatan saja, bahkan bisa jadi tidak ada dana simpanan untuk kesehatan.

Jadi, kita harus sedia payung sebelum hujan, toh ini saya juga mengurus pendaftaran ke PBPU tidak ribet, justru mudah dan tidak bertele-tele,” tutup Andri.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024