Guru Besar Tetap Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) Prof Yon Machmudi PhD mengungkapkan yang terjadi selama setahun perang Gaza, di Palestina.
Prof Yon menjelaskan bahwa perubahan geopolitik dunia turut mempengaruhi dinamika konflik ini.
“Serangan 7 Oktober 2023 mengubah posisi Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaannya," kata Yon Mahmudi di Depok, Kamis.
Ia mengatakan simpati publik dunia kepada Palestina semakin meluas, sementara negara yang awalnya tidak optimis dengan kemerdekaan Palestina mulai membicarakan kembali two state solution sebagai solusi untuk menyelesaikan konflik ini.
Baca juga: Perlu keberpihakan dunia untuk bela Palestina
Selain menyampaikan refleksi sejarah, Prof Yon juga memaparkan berbagai momentum yang dapat dimanfaatkan oleh rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan.
Menurut dia, Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2735 Tahun 2024 yang menyerukan gencatan senjata di Gaza harus segera diimplementasikan sebagai langkah awal.
“Belajar dari sejarah, rakyat Palestina diharapkan memanfaatkan momentum ini untuk merealisasikan kemerdekaannya dengan dukungan dari dunia internasional,” katanya.
Prof.Yon juga menelusuri akar sejarah konflik, mulai dari masa pendudukan Inggris di Palestina pasca-Perang Dunia I hingga upaya penggalangan solidaritas internasional terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Ia mengemukakan bahwa pada tahun 1948, ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya, terjadi eksodus besar-besaran warga Palestina yang kemudian terlibat dalam beberapa peperangan besar, termasuk pada tahun 1948, 1967, dan 1973.
Sebagai seorang akademisi yang aktif menulis, Prof Yon telah menerbitkan beberapa karya ilmiah dalam jurnal internasional terindeks Scopus, di antaranya tentang diaspora Bawean di Singapura serta pengaruh Turki terhadap pemikiran sekuler dan Muslim di Indonesia.
Di kalangan akademisi, karya-karya ini dikenal memperkaya perspektif tentang sejarah hubungan antarbangsa dan budaya.
Sementara itu, Rektor UI Prof Ari Kuncoro PhD mengungkapkan rasa bangga atas kontribusi Prof Yon terhadap keilmuan dan komitmennya dalam mengkaji isu-isu Timur Tengah.
“Prof. Yon telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam bidang sejarah dan studi Timur Tengah. Pandangan-pandangannya mengenai konflik Israel-Palestina memberikan perspektif yang sangat penting bagi upaya penciptaan perdamaian di kawasan tersebut,” kata Prof Ari.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Prof Yon menjelaskan bahwa perubahan geopolitik dunia turut mempengaruhi dinamika konflik ini.
“Serangan 7 Oktober 2023 mengubah posisi Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaannya," kata Yon Mahmudi di Depok, Kamis.
Ia mengatakan simpati publik dunia kepada Palestina semakin meluas, sementara negara yang awalnya tidak optimis dengan kemerdekaan Palestina mulai membicarakan kembali two state solution sebagai solusi untuk menyelesaikan konflik ini.
Baca juga: Perlu keberpihakan dunia untuk bela Palestina
Selain menyampaikan refleksi sejarah, Prof Yon juga memaparkan berbagai momentum yang dapat dimanfaatkan oleh rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan.
Menurut dia, Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2735 Tahun 2024 yang menyerukan gencatan senjata di Gaza harus segera diimplementasikan sebagai langkah awal.
“Belajar dari sejarah, rakyat Palestina diharapkan memanfaatkan momentum ini untuk merealisasikan kemerdekaannya dengan dukungan dari dunia internasional,” katanya.
Prof.Yon juga menelusuri akar sejarah konflik, mulai dari masa pendudukan Inggris di Palestina pasca-Perang Dunia I hingga upaya penggalangan solidaritas internasional terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Ia mengemukakan bahwa pada tahun 1948, ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya, terjadi eksodus besar-besaran warga Palestina yang kemudian terlibat dalam beberapa peperangan besar, termasuk pada tahun 1948, 1967, dan 1973.
Sebagai seorang akademisi yang aktif menulis, Prof Yon telah menerbitkan beberapa karya ilmiah dalam jurnal internasional terindeks Scopus, di antaranya tentang diaspora Bawean di Singapura serta pengaruh Turki terhadap pemikiran sekuler dan Muslim di Indonesia.
Di kalangan akademisi, karya-karya ini dikenal memperkaya perspektif tentang sejarah hubungan antarbangsa dan budaya.
Sementara itu, Rektor UI Prof Ari Kuncoro PhD mengungkapkan rasa bangga atas kontribusi Prof Yon terhadap keilmuan dan komitmennya dalam mengkaji isu-isu Timur Tengah.
“Prof. Yon telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam bidang sejarah dan studi Timur Tengah. Pandangan-pandangannya mengenai konflik Israel-Palestina memberikan perspektif yang sangat penting bagi upaya penciptaan perdamaian di kawasan tersebut,” kata Prof Ari.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024