Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS) bekerjasama dengan Naganaya Indonesia kembali mengelar National Cybersecurity Connect (NCC) 2024.
Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Slamet Aji Pamungkas dalam keterangannya, Rabu mengatakan, kegiatan NCC 2024 ini sangat didukung BSSN.
“Dalam pelaksanaan program pengamanan ruang siber, BSSN selalu melibatkan empat pilar yakni pemerintah, pengusaha, akademisi, dan komunitas. Nah pelaksana kegiatan ini sudah mencakup empat pilar itu,” kata Slamet Aji Pamungkas.
Menurutnya, perlindungan data pribadi sudah ada regulasinya, dan penerapannya perlu melibatkan empat sektor tadi yaitu pemerintah, pengusaha, akademisi, dan komunitas.
“Saya melihat pada kegiatan NCC ini ada banyak perusahaan menawarkan jasa pengamanan siber. Kami (BSSN) memfasilitasi perusahaan-perusahaan nasional yang akan memulai kegiatan di bidang siber untuk memastikan kesiapannya,” ujarnya.
Menariknya, pada pelaksanaan tahun ini dirangkaikan dengan program baru yakni National Cybersecurity Congress yang akan mempertemukan puluhan pemangku kepentingan dari berbagai sektor termasuk pemerintah, swasta, dan mitra internasional.
"Kongres ini bertujuan untuk menciptakan platform baru guna membahas isu-isu terkini di bidang teknologi informasi dan keamanan siber," jelas Presiden Direktur Naganaya Indonesia Aditya Adiguna di sela kegiatan NCC.
National Cybersecurity Connect 2024 mengusung tema “a Journey Into Cyber Resilience” yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendiskusikan kemajuan terbaru dalam teknologi, inovasi, dan keamanan digital.
Hadir pada pembukaan NCC 2024, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI) Letnan Jenderal (Purn) Hinsa Siburian yang diwakili Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN RI Dr. Sulistyo.
Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian BSSN RI Slamet Aji Pamungkas, Ketum APTIKNAS Ir. Soegiharto Santoso, SH, Vice President Huawei Indonesia Mr. Kian Chen, VP and GM Public Sector & APAC Mr. Chris Gogoel, dan pakar IT dari APTIKNAS Onno Purbo, Wakil Kepala Badan Riset Inovasi dan Teknologi Bidang Pendanaan, Pajak dan Transfer Pricing KADIN Biben Akbar.
Pelaksanaan NCC 2024 ini merupakan kali ketiga diadakan di Indonesia dan menghadirkan 20 exhibitor dalam dan luar negeri, serta 3456 lebih pengunjung yang sudah mendaftar dan yang hadir di acara pembukaan 2156 pengunjung.
Pada kesempatan yang sama, Ketum APTIKNAS Ir. Soegiharto Santoso, SH mengatakan, teknologi digital telah memberikan kemudahan dan efisiensi dalam berbagai aktivitas, khususnya pada layanan public.
“Namun di sisi lain, teknologi juga membawa tantangan baru, terutama terkait dengan keamanan siber,” ujar Soegiharto yang juga menjabat sebagai Sekjen Perkumpulan Advokat Teknologi Informasi Indonesia (PERATIN), Wakil Ketua Umum Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI), dan Ketua Dewan Pengarah LSP Pers Indonesia.
Hoky sapaan akrabnya, juga menambahkan, saat ini sudah ada Undang-Undang (UU) Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi yang sanksinya akan berlaku mulai 17 Oktober 2024.
“UU Pelindungan Data Pribadi merupakan langkah maju yang diambil pemerintah dan sangat penting dalam upaya melindungi hak-hak masyarakat atas data pribadinya. Namun, di sisi lain, UU ini juga menjadi tantangan bagi seluruh pihak, termasuk pemerintah dan pelaku usaha, untuk memastikan bahwa sistem dan infrastruktur digital yang mereka miliki telah memenuhi standar keamanan yang tinggi, karena sanksinya sangat berat,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Wakil Kepala BRITEK KADIN Biben Akbar mengatakan, pelaksanaan event seperti ini sangat diperlukan.
“Namun masukan dari kami, perlu ada event serupa yang lebih focus pada setiap sektor. Misalnya keamanan di BUMN, atau sektor lainnya. Sehingga target peserta dan pengunjung bisa lebih segmented,” ujar Biben di sela kegiatan NCC.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Slamet Aji Pamungkas dalam keterangannya, Rabu mengatakan, kegiatan NCC 2024 ini sangat didukung BSSN.
“Dalam pelaksanaan program pengamanan ruang siber, BSSN selalu melibatkan empat pilar yakni pemerintah, pengusaha, akademisi, dan komunitas. Nah pelaksana kegiatan ini sudah mencakup empat pilar itu,” kata Slamet Aji Pamungkas.
Menurutnya, perlindungan data pribadi sudah ada regulasinya, dan penerapannya perlu melibatkan empat sektor tadi yaitu pemerintah, pengusaha, akademisi, dan komunitas.
“Saya melihat pada kegiatan NCC ini ada banyak perusahaan menawarkan jasa pengamanan siber. Kami (BSSN) memfasilitasi perusahaan-perusahaan nasional yang akan memulai kegiatan di bidang siber untuk memastikan kesiapannya,” ujarnya.
Menariknya, pada pelaksanaan tahun ini dirangkaikan dengan program baru yakni National Cybersecurity Congress yang akan mempertemukan puluhan pemangku kepentingan dari berbagai sektor termasuk pemerintah, swasta, dan mitra internasional.
"Kongres ini bertujuan untuk menciptakan platform baru guna membahas isu-isu terkini di bidang teknologi informasi dan keamanan siber," jelas Presiden Direktur Naganaya Indonesia Aditya Adiguna di sela kegiatan NCC.
National Cybersecurity Connect 2024 mengusung tema “a Journey Into Cyber Resilience” yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendiskusikan kemajuan terbaru dalam teknologi, inovasi, dan keamanan digital.
Hadir pada pembukaan NCC 2024, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI) Letnan Jenderal (Purn) Hinsa Siburian yang diwakili Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN RI Dr. Sulistyo.
Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian BSSN RI Slamet Aji Pamungkas, Ketum APTIKNAS Ir. Soegiharto Santoso, SH, Vice President Huawei Indonesia Mr. Kian Chen, VP and GM Public Sector & APAC Mr. Chris Gogoel, dan pakar IT dari APTIKNAS Onno Purbo, Wakil Kepala Badan Riset Inovasi dan Teknologi Bidang Pendanaan, Pajak dan Transfer Pricing KADIN Biben Akbar.
Pelaksanaan NCC 2024 ini merupakan kali ketiga diadakan di Indonesia dan menghadirkan 20 exhibitor dalam dan luar negeri, serta 3456 lebih pengunjung yang sudah mendaftar dan yang hadir di acara pembukaan 2156 pengunjung.
Pada kesempatan yang sama, Ketum APTIKNAS Ir. Soegiharto Santoso, SH mengatakan, teknologi digital telah memberikan kemudahan dan efisiensi dalam berbagai aktivitas, khususnya pada layanan public.
“Namun di sisi lain, teknologi juga membawa tantangan baru, terutama terkait dengan keamanan siber,” ujar Soegiharto yang juga menjabat sebagai Sekjen Perkumpulan Advokat Teknologi Informasi Indonesia (PERATIN), Wakil Ketua Umum Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI), dan Ketua Dewan Pengarah LSP Pers Indonesia.
Hoky sapaan akrabnya, juga menambahkan, saat ini sudah ada Undang-Undang (UU) Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi yang sanksinya akan berlaku mulai 17 Oktober 2024.
“UU Pelindungan Data Pribadi merupakan langkah maju yang diambil pemerintah dan sangat penting dalam upaya melindungi hak-hak masyarakat atas data pribadinya. Namun, di sisi lain, UU ini juga menjadi tantangan bagi seluruh pihak, termasuk pemerintah dan pelaku usaha, untuk memastikan bahwa sistem dan infrastruktur digital yang mereka miliki telah memenuhi standar keamanan yang tinggi, karena sanksinya sangat berat,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Wakil Kepala BRITEK KADIN Biben Akbar mengatakan, pelaksanaan event seperti ini sangat diperlukan.
“Namun masukan dari kami, perlu ada event serupa yang lebih focus pada setiap sektor. Misalnya keamanan di BUMN, atau sektor lainnya. Sehingga target peserta dan pengunjung bisa lebih segmented,” ujar Biben di sela kegiatan NCC.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024