Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof Dr Ir Marsudi Wahyu Kisworo, IPU menyatakan pendidikan karakter itu perlu dicontohkan dan bukan hanya diajarkan di sekolah maupun di kampus.
"Intelektualitas ke depan perannya hanya 10 persen dan 90 persen adalah karakter, jadi pembangunan karakter semakin lama semakin penting," kata Rektor UP saat Kuliah Umum di Fakultas Psikologi, di Kampus UP Jakarta.
Pada kuliah bertajuk "3 Dosa Besar Pendidikan, Peran Mahasiswa sebagai Agen Pengubah", Marsudi mengatakan ke depan, pekerjaan-pekerjaan fisik akan diambilalih oleh Artificial Intelligence (AI), tetapi karakter ini yang tidak bisa digantikan.
Baca juga: Rektor UP sebut perlu penerapan teknologi digital kelola sumber daya alam
Rektor UP juga mengatakan sistem pendidikan harus bisa membangun bekerja sama dan bukan seperti kondisi sekarang dimana harus dengan persaingan seperti pemeringakatan kelas dan lain sebagainya.
Ia menjelaskan, saat ini banyak sekolah memisah-misahkan, dimana yang siswa yang pintar dikumpulkan di satu kelas dan yang kurang pintar di kelas lain, akibatnya terjadi persaingan antarmereka sehingga tidak adanya kerja sama.
"Jadi seharusnya sistem pendidikan membangun gotong royong karena ini merupakan karakter positif yang harus dibangun," katanya.
Baca juga: Rektor UP bahas digitalisasi SDA berkelanjutan di Strategic Policy Forum UI
Selain itu yang perlu dibangun adalah karakter kreativitas dari seorang anak, dan bukan seperti sekarang dimana murid harus mengikutinya gurunya.
"Jika murid menjawab beda dengan yang diajarkan maka muridnya dianggap salah. Sehingga tidak membebaskan kepada murid kita untuk berkreasi," jelasnya.
Lebih lanjut Marsudi mengatakan setiap orang itu punya keunggulan atau bakat masing-masing yang berbeda. "Jadi pendidikan harusnya menggali itu bukan memendam bakat itu," katanya.
Menurut dia, generasi sekarang sudah berubah, milenial atau gen z lebih ekspresif, lebih terbuka dan fasih dengan gadget, temannya tidak secara fisik ada 5.000 di facebook tapi hanya punya teman sedikit yang bertemu secara fisiknya.
Baca juga: Rektor UP: Penerapan AI dalam pendidikan sangat penting
"Faktanya generasi sekarang seperti itu makanya gurunya juga harus berubah. Jika guru tak paham maka murid-murid kita tidak diajarkan dengan cara yang baik," katanya.
Ia mengatakan karakter seseorang bisa dibentuk ketika masih PAUD, dan SD, pendidikan menengah skill, pendidikan tinggi baru tentang ilmu pengetahuan.
Sementara Dekan Fakultas Psikologi UP Prof. Dr. Awaluddin Tjalla, M.Pd mengatakan kuliah umum yang dilakukan ini merupakan kegiatan rutin yang saat ini membahas masalah karakter.
Ia mengatakan kuliah umum ini juga penting untuk meneguhkan karakter yang baik kepada para mahasiswa.
"Kami ingin memberikan pemahaman keadaan para mahasiswa pentingnya karakter," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Intelektualitas ke depan perannya hanya 10 persen dan 90 persen adalah karakter, jadi pembangunan karakter semakin lama semakin penting," kata Rektor UP saat Kuliah Umum di Fakultas Psikologi, di Kampus UP Jakarta.
Pada kuliah bertajuk "3 Dosa Besar Pendidikan, Peran Mahasiswa sebagai Agen Pengubah", Marsudi mengatakan ke depan, pekerjaan-pekerjaan fisik akan diambilalih oleh Artificial Intelligence (AI), tetapi karakter ini yang tidak bisa digantikan.
Baca juga: Rektor UP sebut perlu penerapan teknologi digital kelola sumber daya alam
Rektor UP juga mengatakan sistem pendidikan harus bisa membangun bekerja sama dan bukan seperti kondisi sekarang dimana harus dengan persaingan seperti pemeringakatan kelas dan lain sebagainya.
Ia menjelaskan, saat ini banyak sekolah memisah-misahkan, dimana yang siswa yang pintar dikumpulkan di satu kelas dan yang kurang pintar di kelas lain, akibatnya terjadi persaingan antarmereka sehingga tidak adanya kerja sama.
"Jadi seharusnya sistem pendidikan membangun gotong royong karena ini merupakan karakter positif yang harus dibangun," katanya.
Baca juga: Rektor UP bahas digitalisasi SDA berkelanjutan di Strategic Policy Forum UI
Selain itu yang perlu dibangun adalah karakter kreativitas dari seorang anak, dan bukan seperti sekarang dimana murid harus mengikutinya gurunya.
"Jika murid menjawab beda dengan yang diajarkan maka muridnya dianggap salah. Sehingga tidak membebaskan kepada murid kita untuk berkreasi," jelasnya.
Lebih lanjut Marsudi mengatakan setiap orang itu punya keunggulan atau bakat masing-masing yang berbeda. "Jadi pendidikan harusnya menggali itu bukan memendam bakat itu," katanya.
Menurut dia, generasi sekarang sudah berubah, milenial atau gen z lebih ekspresif, lebih terbuka dan fasih dengan gadget, temannya tidak secara fisik ada 5.000 di facebook tapi hanya punya teman sedikit yang bertemu secara fisiknya.
Baca juga: Rektor UP: Penerapan AI dalam pendidikan sangat penting
"Faktanya generasi sekarang seperti itu makanya gurunya juga harus berubah. Jika guru tak paham maka murid-murid kita tidak diajarkan dengan cara yang baik," katanya.
Ia mengatakan karakter seseorang bisa dibentuk ketika masih PAUD, dan SD, pendidikan menengah skill, pendidikan tinggi baru tentang ilmu pengetahuan.
Sementara Dekan Fakultas Psikologi UP Prof. Dr. Awaluddin Tjalla, M.Pd mengatakan kuliah umum yang dilakukan ini merupakan kegiatan rutin yang saat ini membahas masalah karakter.
Ia mengatakan kuliah umum ini juga penting untuk meneguhkan karakter yang baik kepada para mahasiswa.
"Kami ingin memberikan pemahaman keadaan para mahasiswa pentingnya karakter," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024