Bogor (Antara Megapolitan) - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) meraih Juara I dalam National Essay Competition (NEC) yang diadakan oleh Bidikmisi Scholarship Community (BSC) Universitas Negeri Semarang.

Mereka adalah mahasiswa Departeman Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP), Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) yaitu Mahardhika Adi (ketua), Danny Maulana dan Anissa Angga. Lomba ini mengusung tema ''Inovasi Mahasiswa dalam Internasionalisasi Kearifan Lokal Indonesia''.

''Dalam ajang tersebut kami menulis essai dengan judul ''Aplikasi Sterilisasi Komersial dan Kemasan Retort Pouch pada Rendang untuk Meningkatkan Nilai Keamanan Pangan dan Penerimaan Konsumen Internasional'','' ungkap Danny Maulana.

Retort pouch merupakan kemasan fleksibel berbentuk pouch atau kantong yang digunakan untuk mengemas produk pangan siap santap (Meal Ready to Eat). Kemasan tersebut dibuat dari laminasi aluminium foil dan polimer, tahan terhadap proses sterilisasi.

Danny mengatakan, mereka melihat perlu adanya optimasi pangan tradisional untuk industri dan konsumsi pangan cepat saji, meningkatkan nilai tambah produk pangan tradisional, optimasi proses dan kemasan untuk meningkatkan penerimaan konsumen internasional terhadap rendang.

Ia juga menceritakan bahwa perlombaan diawali dengan mengirimkan naskah esai dengan ketentuan dari panitia.

''Setelah melalui seleksi, sepuluh ide terpilih kemudian diundang untuk melakukan seleksi presentasi, tanya jawab, serta diskusi formal. Hasil dari presentasi karya tersebut ditentukan juara ke- 1, 2, dan 3-nya,'' ujarnya.

''Kami mengawali perlombaan dengan brainstorming ide, melihat makanan tradisional Indonesia seperti rendang yang digemari masyarakat internasional tapi dari segi praktis masih kurang. Akhirnya kami memutuskan untuk mengusung rendang yang diproses dengan sterilisasi dan dikemas dengan retort pouch dengan desain dari kami sendiri. Produk rendang dalam retort pouch kala itu di Indonesia masih belum terlalu dikenal seperti sekarang. Dengan ide kemasan, proses, dan pemilihan jenis kemasan, kami menuangkannya dalam ide rendang dalam kemasan retort pouch yang higenis dan mudah untuk dikonsumsi,'' kata Danny.

Proses sterilisasi yang dilakukan bertujuan untuk menginaktifasi spora mikroba berbahaya yang dapat menyebabkan keracunan. Dengan sterilisasi, umur simpan produk dalam suhu ruang semakin panjang.

''Gagasan desain kemasan retort pouch kami juga mengangkat berbagai macam bentuk standing retort pouch sehingga kemungkinan pengembangannya untuk target pasar konsumen tertentu bisa dicapai, semisal dari pendekatan jumlah sajian porsi, jenis rendang (untuk makan berat atau snacking dengan konsep seperti dendeng tipis yang agak kering), jenis saos rendang, dan lain sebagainya. Kami juga mengangkat intelligence packaging, yaitu sistem pengemasan yang dilengkapi penanda suhu konsumsi produk yang optimum. Hal ini akan sangat memudahkan apabila ingin memanaskan kembali produk rendang dengan microwave,'' tuturnya.

Ke depan produk rendang steril dalam kemasan retort pouch ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi masyarakat luas serta produk-produk pangan tradisional Indonesia dapat disebarluaskan melalui industri pangan dengan inovasi-inovasi lain yang memungkinkan diterima oleh konsumen Internasional.  (AT/Zul).
 

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017