Bogor (Antara Megapolitan) - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Syuhada Restu Danupratama meraih Juara 2 kategori jasa dengan produk Ikan Cupang pada ajang  Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia di Universitas Brawijaya akhir tahun lalu.

Ajang kewirausahaan tersebut merupakan rangkaian acara Expo Kewirausahaan, disamping Mahasiswa Indonesia VII tahun 2016 di (Expo KMI VII 2016) yang digelar Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristekdikti bekerja sama dengan Universitas Brawijaya. Expo ini diikuti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Program ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat mahasiswa dalam berwirausaha, disamping menjadikan event tersebut wahana pengembangan kreatifitas mahasiswa sebagai calon pengusaha, menumbuhkan media tukar pengalaman antar pengusaha serta membangun jaringan dan promosi produk wirausaha mahasiswa.

Dalam kesempatan ini Restu sapaan akrabnya mengangkat ide wirausaha tentang budidaya ikan cupang (Betta splendens). Ikan hias ini merupakan komoditas yang cukup diminati pasar internasional. Semua kalangan baik anak-anak maupun orang dewasa umumnya menyukai ikan cupang karena keindahan warna serta tingkah lakunya yang agresif terhadap ikan lain. Ikan ini juga mudah dalam pemeliharaan dan harga yang terjangkau.

Dalam budidayanya, ikan betina yang dihasilkan dari pembenihan dapat mencapai 60 persen. Padahal ikan cupang betina relatif murah harganya dan warnanya kurang menarik dibandingkan ikan jantan. Untuk mengatasi hal tersebut Restu dengan unit usahanya yaitu ABP (Aquaculture Betta Production) melakukan sebuah inovasi dengan menggunakan teknologi maskulinisasi, yaitu proses menghasilkan ikan yang didominasi dengan individu jantan.

Teknik maskulinisasi dilakukan dengan memberikan ekstrak purwoceng pada saat kultur pakan alami (artemia dan daphnia). Sifat dari pakan alami yang non selective filter feeder diharapkan ekstrak purwoceng dapat dimakan oleh pakan alami.

Sehingga ketika pakan alami tersebut diberikan ke larva, maka ekstrak purwoceng yang terkandung pada pakan alami dapat dimanfaatkan oleh larva pada proses maskulinisasi. Adanya teknologi ini membuat pendapatan menjadi meningkat karena dapat menghasilkan individu jantan mencapai 60 persen dari hasil pembenihan ikan cupang.

Restu membagi ikan hasil produksi kedalam 3 grade, yaitu grade good, better, dan best.

''Ikan dengan grade best memiliki warna cerah, sirip ekor mengembang 180 derajat, sirip perut simetris, bukaan overculum simetris, fisik lengkap, dan agresifitas tinggi. Grade better yaitu ikan yang memiliki kualitas di bawah grade best, secara kategori tidak jauh berbeda dengan ikan grade best, kekurangan dari grade ini yaitu karena memiliki warna yang kurang cerah, misalnya dari hasil pemijahan induk jantan dan induk betina yang berwarna merah tetapi menghasilkan warna yang orange. Grade good dicirikan dengan sirip ekor dan sirip punggung yang tidak saling menutup, tidak terlalu agresif, sirip perut kurang simetris, dan bukaan overculum yang kurang simetris,'' jelasnya.

Ikan cupang jantan dengan grade best dijual dengan harga Rp150 ribu per ekor, ikan cupang jantan grade better dijual dengan harga Rp 10 ribu per ekor, sedangkan ikan cupang jantan grade good dijual dengan harga Rp3.000 per ekor.

Sesuai dengan pembagian grade, lokasi pemasarannya pun dibagi menjadi tiga. Ikan dengan grade best dipasarkan secara online dengan menggunakan media sosial Facebook dan Instagram. Ikan dengan grade better dijual ke salah satu kios yang berada di Bursa Ikan Hias Laladon yang merupakan mitra kerja ABP, sedangkan Ikan dengan grade good dijual ke salah satu lapak yang berada di Pasar Ikan Parung mitra kerja ABP.

Dari usaha tersebut mahasiswa lulusan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB ini telah memperoleh omset jutaan rupiah dan telah melakukan pengiriman ikan keluar negeri. (IRM/ris)

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017