Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, membagikan beras Nutrizinc hasil panen di Kebun Penelitian Tanaman Padi, Kelurahan Pasirjaya, ke anak-anak stunting dan ibu hamil dari keluarga rawan stunting.

Penjabat Wali Kota Bogor Hery Antasari di Kota Bogor, Jumat, mengatakan sebagian dari 1,2 ton beras Nutrizinc dari hasil panen akan dibagikan, kemudian ada juga yang akan diserap oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Pemkot Bogor.

“Sebagian dibagikan, sebagian Baznas akan menyerap, kemudian ada juga pemerintah yang menyerap,” kata Hery.

Ia menyampaikan penanganan stunting melalui beras atau padi Nutrizinc hasil pemulia Dr Wage Ratna Rohaeni dari IPB University ini merupakan kolaborasi yang luar biasa. 

Tidak hanya melibatkan kelompok tani, tapi juga Perempuan Indonesia Maju, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi), dan kelompok masyarakat lain yang ikut membeli hasil panen ini dan mendistribusikan ke anak stunting, anak rawan stunting, dan ibu hamil. 

“Jadi dari hulu sampai ke hilir melibatkan semuanya. Di hulu hasil penjualannya kita pakai untuk menanam kembali, kemudian produknya dimanfaatkan kita sampaikan ke rawan stunting,” katanya.

Lurah Pasirjaya Giri Maya Yudistira menyebutkan, di kelurahannya ada 18 anak stunting dan 27 ibu-ibu hamil dari keluarga rawan stunting.

Giri mengatakan, per sasaran akan mendapatkan beras Nutrizinc sebanyak 1 kilogram setiap dua pekan sekali, selama tiga bulan.

“Nanti di saat sudah berlebih atau cukup penyalurannya, lebihnya akan kami salurkan ke kelurahan yang ada di Kecamatan Bogor Barat. Jadi pengentasan stunting di Pasirjaya ini tidak hanya internal,” jelasnya.

Ia berharap, inovasi ini bisa menjadi rujukan penanganan stunting di wilayah lain. Ia pun mendapat informasi bahwa Pj Wali Kota Bogor akan membawa inovasi beras Nutrizinc ini ke Pemerintah Pusat untuk dilaporkan. 

Pewarta: Shabrina Zakaria

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024