Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama pimpinan Lembaga Dakwah Islam Indonesia atau LDII menyepakati Program Sekolah Virtual Kebangsaan untuk menyosialisasikan empat pilar kebangsaan ke berbagai elemen anak bangsa.

Hal itu disepakatai saat Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto dan jajarannya beraudiensi dengan Bambang Soesatyo pada Kamis. Bamsoet mengapresiasi inisiasi program tersebut dan berharap LDII turut mempertebal nilai-nilai kebangsaan.

“Kita masih tegak berdiri di sini karena kita mengamalkan Pancasila. Melalui program Sekolah Virtual Kebangsaan ini sangatlah bagus, dengan memaksimalkan teknologi sehingga penyebarannya dapat menjangkau berbagai belahan Indonesia,” ungkap Bamsoet.

Dalam silaturahim tersebut mereka menyoroti nilai-nilai kebangsaan yang kian melemah, akibat globalisasi yang meresap ke dalam kehidupan bangsa Indonesia melalui media massa dan media sosial. 

“Ideologi Pancasila mengalami penggerusan saat media ber-platform penyiaran film internasional berbayar dan berbagai media massa lainnya, menayangkan kehidupan Barat disebarluaskan oleh media sosial,” ujarnya. 

Budaya tersebut dapat memberikan dampak buruk terhadap penerapan nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan bagi kehidupan generasi muda. Menurut Bamsoet, bangsa Indonesia memerlukan penebalan pemahaman kebangsaan.

“Agar tidak luntur nilai-nilai kebangsaan mereka dan jati diri asli mereka terhadap bangsanya sendiri,” paparnya.

Ia berpendapat, untuk mengantisipasi penggerusan nilai-nilai Pancasila, haruslah ada sebuah program kebangsaan yang memberikan kesadaran bahwa NKRI lebih penting dari segalanya.

“Akar permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia saat ini, sering bermula dari mudahnya rakyat Indonesia diadu domba yang berpotensi merusak tatanan kita sebagai bangsa dan negara,” lanjutnya.

Menurut dia, masalah sosial yang tengah terjadi di Indonesia sangat kompleks sehingga menimbulkan masalah krusial lainnya.

"Permasalahan seperti judi online, pinjaman online, lebih buruknya adalah terjadi krisis terbesar di Indonesia yaitu krisis tahun 1998. Hal ini merupakan salah satu contoh dari gejolak sosial yang berujung pada kriminalisasi dan harus diantisipasi melalui kesadaran kebangsaan," ungkap Bamsoet.

Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menyampaikan generasi muda pada era digital ini, sangat mudah mengakses internet. Bahkan, dengan ponsel atau gawai mereka bebas mengakses informasi tanpa batas.

“Melalui program Sekolah Virtual Kebangsaan, kita dapat memulai menyosialisasikan dan kesadaran mengenai nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan. Karena yang perlu kita ketahui bersama, pembinaan kebangsaan ini menjadi penting karena generasi ini terus bersambung. Dan satu-satunya warga NKRI haruslah paham mengenai kebangsaan,” jelas KH Chriswanto.

Pada akhir diskusi KH Chriswanto mengatakan, LDII sebagai lembaga dakwah yang berbasis kebangsaan dapat terus menyosialisasikan kebangsaan melalui “Sekolah Virtual Kebangsaan” yang nota kesepahamannya akan ditandatangani pada awal Agustus mendatang. Berbarengan dengan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dan program LDII “Kerja Bakti Nasional: Kerja Bersama, Bakti untuk Negeri”.

Pewarta: ANTARA

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024