Sukabumi (Antara Megapolitan) - Para petani cabai merah keriting di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tidak merasakan keuntungan lebih dari naiknya harga komoditas non pokok di tingkat pasar.

"Kami menjual cabai ke pengepul/tengkulak hanya Rp17.000 setiap kilogramnya, tetapi jika sudah sampai pasar saat ini melonjak menjadi Rp45.000/kg," kata salah seorang petani di Desa Sirnaresmi Dede Andri kepada wartawan, Rabu.

Menurut dia, saat harga cabai mulai melambung karena permintaan cukup banyak menjelang Ramadhan harga di tingkat petani masih tetap sama, namun jika panen raya harga cabai ikut turun berbeda saat banyak permintaan tetapi persediaan sedikit yang harganya tetap sama saja.

Namun para petani tidak mengeluh dengan jauhnya harga cabai di tingkat pasar karena kemungkinan besar rantai tata niaganya yang panjang hingga ke pasar. Pihaknya juga sudah bersyukur pada panen kedua tahun ini produksi cukup meningkat dan ada keuntungannya walaupun tidak besar.

Lanjut dia, petani pun tidak bisa memainkan harga karena jika minta naik maka pengepul enggan membeli cabainya sehingga mau tidak mau harus menuruti harga yang sudah ditetapkan.

Ia pun berharap ada harga acuan sehingga petani bisa menikmati hasil panennya, karena saat ini di setiap daerah harganya berbeda-beda dan mungkin saja ada yang lebih murah tetapi perbedaannya tidak begitu jauh.

"Yang kami khawatirkan jika ada serangan hama, untuk saat ini produksi cabai setiap luas lahan 5 are rata-rata dua hingga tiga kwintal," tambahnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Dedah Herlina mengatakan pihaknya terus mendorong produksi cabai dan tanaman pangan lainnya dan untuk persediaan selama Ramadhan hingga Idul Fitri 1438 H persediaan mencukupi apalagi beras yang pasokannya cukup tinggi.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017