Perum Bulog memastikan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) tetap laris di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, meski mengalami kenaikan harga eceran tertinggi atau HET dari Rp10.900 per kg menjadi Rp12.500 per kg.

"Selalu habis walaupun sekarang ada kenaikan harga ya. Dari HET Rp10.900 sekarang menjadi Rp12.500," kata Kepala Cabang Bulog Dramaga Bogor Yanto Nurdianto di Dramaga, Senin.

Beberapa alasan masyarakat tetap memburu beras SPHP yaitu harganya yang lebih murah dibandingkan dengan beras jenis lain di pasaran, dan kualitasnya yang dinilai baik.

Baca juga: Perum Bulog gelar ultramaraton 57 kilometer Jakarta-Bogor
Baca juga: Hari jadi ke-57, Bulog canangkan "Bulog Next" untuk jawab tantangan zaman

"Karena sudah cocok dengan lidah masyarakat, makanya dengan kenaikan harga itu pun mereka tetap beli," ujarnya.

Yanto menjelaskan, Bulog Dramaga setiap bulan mengalokasikan sebanyak 7.000 ton beras untuk memenuhi kebutuhan di tiga wilayah yakni Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok.

Jumlah tersebut terdiri dari kebutuhan bantuan pangan 5.700 ton dan kebutuhan untuk beras SPHP yang dijual ke masyarakat sebanyak 1.300 ton.

Baca juga: Bulog Dramaga Bogor sediakan 8 ribu ton beras antisipasi kerawanan pangan

"Kalau SPHP itu target dari kantor (Perum Bulog) pusat. Nah, sebanyak 1.300 ton itu per bulan kali 12," kata Yanto.

Sebanyak 7.000 ton beras yang disediakan Gudang Bulog Dramaga dipasok dari Cabang Bulog Jawa Barat yang ada di Kota Bandung.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024