Meningkatnya masyarakat Indoneias yang berobat ke luar negeri akhir-akhir ini, untuk itu perlu ditingkatkannya pelayanan kesehatan serta meningkatkan kepercayaan masyarakat di Indonesia terhadap sistem kesehatan lokal. 

Direktur Bethsaida Hospital Dokter Pitono Yap dalam keterangannya, Minggu menjelaskan alasan masyarakat lebih memilih untuk berobat keluar negeri tentunya beragam. Bisa jadi karena memiliki pengalaman yang buruk saat menjalani pengobatan di dalam negeri, sehingga kehilangan kepercayaan. 

Atau karena harga yang terlalu tinggi, tapi tidak dirasakan adanya perubahan kearah yang lebih baik. Dan bisa juga karena ada kebutuhan khusus pada teknologi atau keahlian medis tertentu yang sulit dijangkau di Indonesia. 

Oleh karena itu, peningkatan kualitas pelayanan dari berbagai aspek seperti kenyamanan, teknologi dan keahlian tenaga medis di fasilitas kesehatan menjadi sangat penting.

Dengan adanya fenomena ini, fasilitas-fasilitas Kesehatan di Indonesia semakin dituntut untuk memiliki alat medis yang canggih, dengan fitur-fitur yang dapat mendiagnosa penyakit dengan lebih tepat dan akurat.

Sehingga dapat memudahkan penanganan tenaga medis dalam memberikan tahapan pengobatan kepada penderita, dan dapat membuat perawatan yang dilakukan lebih efisien dan efektif. 

Selain alat medis yang lengkap, fasilitas kesehatan juga sudah seharusnya memiliki sarana dan prasarana yang bersih, nyaman dan aman, mengingat hal itu juga dapat mempercepat proses kesembuhan dan pengobatan.

Seiring dengan berbagai tantangan baru dalam kesehatan global, terutama dengan munculnya penyakit-penyakit yang terdengar asing dan meningkatnya angka kesakitan akibat penyakit-penyakit kronis, penting bagi Indonesia untuk memperkuat sistem pelayanan kesehatannya.

Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka kesakitan di Indonesia mencapai 15,38 persen pada tahun 2019. Meskipun terjadi penurunan menjadi 13,04 persen pada 2021, angka tersebut tetap signifikan dan pada kenyataannya pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas masih belum sepenuhnya tercapai di seluruh negeri.

Beberapa contoh penyakit kronis yang banyak terjadi misalnya, Penyumbatan Pembuluh Darah Jantung karena adanya plak yang cukup keras sehingga membutuhkan teknologi atau alat medis khusus.

Kemudian penyakit Autoimun yang disebabkan oleh beberapa faktor, yang salah satunya karena gaya hidup yang tidak sehat, serta beberapa penyakit lainnya seperti Kanker, Penyakit Tulang dan Sendi, Penyakit Syaraf seperti Stroke pada usia muda, Nyeri Tulang Belakang, Kelumpuhan Mendadak, Syaraf Terjepit, Infeksi Gigi dan Mulut, dan juga masih banyak lagi. 

Kebutuhan pengobatan akan penyakit-penyakit tersebut secara tidak langsung juga berdampak pada peningkatan jumlah masyarakat Indonesia yang lebih memilih untuk berobat ke luar negeri. 

Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, tercatat peningkatan signifikan dalam jumlah orang Indonesia yang memilih berobat di luar negeri selama dua tahun terakhir. 

Menurut data survei yang dilakukan pada tahun 2024, terdapat peningkatan hampir dua kali lipat dalam jumlah pasien yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mencari perawatan medis dibandingkan dengan data pada tahun 2022. 

Fenomena ini tentunya menjadi perhatian serius dalam dunia Kesehatan dan menimbulkan pertanyaan tentang alasan di balik keputusan masyarakat lebih memilih berobat ke luar negeri dibanding di dalam negeri. 

Beberapa alasan utama di balik tren ini adalah akses terhadap teknologi medis dan keahlian spesialis yang mungkin belum tersedia secara luas di Indonesia, dan kurangnya kepercayaan terhadap kualitas pelayanan kesehatan di dalam negeri. 

Meskipun Indonesia memiliki banyak fasilitas kesehatan yang berkualitas, namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang merasa lebih yakin dengan standar perawatan medis di luar negeri.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024