Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Purwakarta menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setempat untuk penanganan pasien stunting melalui penyediaan susu tinggi kalori.
"Ini menjadi bagian dari upaya membantu pemerintah dalam penanganan kasus stunting," kata Pelaksana Tugas Direktur RSUD Bayu Asih Purwakarta, Tri Muhammad Hani, di Purwakarta, Rabu.
Ia menyampaikan bahwa kolaborasi RSUD dengan Baznas ini merupakan program yang baru digulirkan. Pihak Baznas bertugas untuk mendukung pembiayaan dalam penyediaan susu tinggi kalori.
"Skema pembiayaan penanganan pasien stunting ini berbeda dari yang biasa dilakukan sebelumnya oleh sektor yang lain," katanya.
Baca juga: Penjabat Bupati: Kasus stunting di Purwakarta menurun dalam dua tahun terakhir
Teknisnya, pasien stunting yang sudah diperiksa di puskesmas, kemudian dirujuk ke RSUD Bayu Asih menuju Poliklinik Spesialis Anak. Kemudian oleh dokter spesialis anak memeriksa apakah terdapat penyakit penyerta sebagai pemberat lain atau tidak.
Jika terdapat diagnosis penyakit penyerta, maka dokter anak akan meresepkan obat-obatan untuk penyakit penyertanya dan memberi resep khusus susu tinggi kalori.
Pasien kemudian dialihkan penanganan kepada ahli gizi di Poliklinik Gizi yang akan memberikan susu tinggi kalori, sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter anak.
Pemberian susu tinggi kalori yang juga mengandung lemak sehat, seperti omega-3 dan omega-6 akan diberikan selama tiga bulan pertama sebelum dilakukan evaluasi terhadap kondisi stuntingnya.
Baca juga: Pemkab Purwakarta terus lakukan intervensi tangani stunting
"Acuannya jelas pada berat badan dan tinggi badan pasien," kata dia.
Jika setelah tiga bulan belum terdapat perbaikan yang signifikan, maka program akan diteruskan untuk tiga bulan termin kedua.
Jika dikonversikan, kata dia, pemberian susu tinggi kalori ini biayanya cukup lumayan, sekitar Rp840 ribu per tiga bulan per anak.
Intervensi ini berbeda dengan penanganan stunting sebelumnya, yang masih mengandalkan pada pemberian protein dari sumber lain, salah satunya telur.
"Kalau di kita, pasien stunting akan mendapatkan susu tinggi kalori yang juga mengandung lemak sehat," katanya.
Baca juga: Anggota DPR Putih Sari ajak masyarakat konsumsi makanan bergizi cegah stunting
Susu ini tergolong cukup sulit ditemukan di pasaran, karena itu untuk mendapatkannya harus melalui resep dokter di poliklinik spesialis anak RSUD Bayu Asih.
Menurut Hani, saat ini sudah ada 10 pasien stunting yang akan menjadi percontohan program kolaborasi RSUD dengan Baznas.
"Jika dengan metode dan skema ini berhasil membantu menangani kasus stunting secara signifikan, maka program ini sangat mungkin diterapkan di Jawa Barat," kata dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Ini menjadi bagian dari upaya membantu pemerintah dalam penanganan kasus stunting," kata Pelaksana Tugas Direktur RSUD Bayu Asih Purwakarta, Tri Muhammad Hani, di Purwakarta, Rabu.
Ia menyampaikan bahwa kolaborasi RSUD dengan Baznas ini merupakan program yang baru digulirkan. Pihak Baznas bertugas untuk mendukung pembiayaan dalam penyediaan susu tinggi kalori.
"Skema pembiayaan penanganan pasien stunting ini berbeda dari yang biasa dilakukan sebelumnya oleh sektor yang lain," katanya.
Baca juga: Penjabat Bupati: Kasus stunting di Purwakarta menurun dalam dua tahun terakhir
Teknisnya, pasien stunting yang sudah diperiksa di puskesmas, kemudian dirujuk ke RSUD Bayu Asih menuju Poliklinik Spesialis Anak. Kemudian oleh dokter spesialis anak memeriksa apakah terdapat penyakit penyerta sebagai pemberat lain atau tidak.
Jika terdapat diagnosis penyakit penyerta, maka dokter anak akan meresepkan obat-obatan untuk penyakit penyertanya dan memberi resep khusus susu tinggi kalori.
Pasien kemudian dialihkan penanganan kepada ahli gizi di Poliklinik Gizi yang akan memberikan susu tinggi kalori, sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter anak.
Pemberian susu tinggi kalori yang juga mengandung lemak sehat, seperti omega-3 dan omega-6 akan diberikan selama tiga bulan pertama sebelum dilakukan evaluasi terhadap kondisi stuntingnya.
Baca juga: Pemkab Purwakarta terus lakukan intervensi tangani stunting
"Acuannya jelas pada berat badan dan tinggi badan pasien," kata dia.
Jika setelah tiga bulan belum terdapat perbaikan yang signifikan, maka program akan diteruskan untuk tiga bulan termin kedua.
Jika dikonversikan, kata dia, pemberian susu tinggi kalori ini biayanya cukup lumayan, sekitar Rp840 ribu per tiga bulan per anak.
Intervensi ini berbeda dengan penanganan stunting sebelumnya, yang masih mengandalkan pada pemberian protein dari sumber lain, salah satunya telur.
"Kalau di kita, pasien stunting akan mendapatkan susu tinggi kalori yang juga mengandung lemak sehat," katanya.
Baca juga: Anggota DPR Putih Sari ajak masyarakat konsumsi makanan bergizi cegah stunting
Susu ini tergolong cukup sulit ditemukan di pasaran, karena itu untuk mendapatkannya harus melalui resep dokter di poliklinik spesialis anak RSUD Bayu Asih.
Menurut Hani, saat ini sudah ada 10 pasien stunting yang akan menjadi percontohan program kolaborasi RSUD dengan Baznas.
"Jika dengan metode dan skema ini berhasil membantu menangani kasus stunting secara signifikan, maka program ini sangat mungkin diterapkan di Jawa Barat," kata dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024