Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengajak masyarakat agar berani angkat bicara jika melihat, mendengar atau mengetahui adanya kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Perempuan dan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Karawang, Hesti Rahayu, di Karawang, Selasa, mengatakan kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa dicegah.

"Pencegahannya bisa dilakukan dengan komitmen bersama. Masyarakat juga harus berani 'speak up' (bicara) jika melihat, mendengar atau mengetahui terjadinya tindak kekerasan," katanya.

Baca juga: Kasus kekerasan pada perempuan dan anak di Karawang meningkat pada 2023

Ia menyampaikan, pada tahun ini pihaknya akan berkomitmen untuk terus berupaya menurunkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Komitmen itu akan direalisasikan melalui sosialisasi dan percepatan pembentukan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat.

Untuk program yang sedang digencarkan ialah sosialisasi kekerasan seksual dan bullying ke sekolah-sekolah, percepatan pembentukan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat hingga sosialisasi pencegahan tindak pidana perdagangan orang.

Disebutkan, sebelumnya jumlah kekerasan di wilayah Karawang mengalami peningkatan dari tahun 2022 ke tahun 2023.

Baca juga: Pemkab Karawang bentuk satgas TPPK cegah perundungan di sekolah

Catatan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Karawang, pada tahun 2022 terdapat 112 kasus kekerasan perempuan dan anak dengan 116 korban.

Kemudian pada tahun 2023 tercatat 124 kasus kekerasan perempuan dan anak dengan 144 korban.

Sementara pada awal tahun 2024 sudah masuk laporan 14 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan 15 korban.

Atas tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak itu, maka pada tahun ini, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Karawang akan berkomitmen untuk mencegah dan menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.*

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024