Bogor, 31/8 (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit Inpeksi saluran pernafasan aku (ISPA) dan diare selama musim kemarau.

"Selama musim kemarau penyakit yang banyak menyerang yakni ISPA dan diare. Masyarakat perlu mewaspadai dengan melakukan upaya pencegahan sejak dini," kata pengelo program ISPA dan Diare, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Dwi Sutanto, di Bogor, Jumat.

Dwi mengatakan, penderita ISPA dan diare setiap bulannya selalu ada. Hanya saja pada musim kemarau jumlahnya meningkat dari hari biasanya.

Penyakit ISPA dikategorikan dua, yakni ISPA dengan Pneumonia dan ISPA bukan Pneumonia. Pneumonia merupakan bagian dari ISPA yang tingkatnya lebih parah hingga menyebabkan kematian.

"Sedangkan ISPA bukan Pneumonia hanya terserang batuk dan pilek saja," kata Dwi.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, jumlah penerita ISPA pada bulan Juli 2012 untuk ISPA dengan Pneumonia sebanyak 273 kasus, dan ISPA bukan Pneumonia sebanyak 5.197 kasus.

Jumlah penderita ISPA di tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya, dengan periode yang sama pada bulan Juli 2011 jumlah penderita Pneumonia sebanyak 567 sedangkan ISPDA bukan Pneumonia sebanyak 3.781. Sedangkan total selama satu tahun 2011 jumlah Pneumonia sebanyak 7.302 dan 50.366 kasus ISPA bukan Pneumonia.

"Terjadi peningkatan kasus pada tahun ini seiring dengan musim kemarau yang masuk cukup panjang dan lama dibanding tahun lalu," katanya.

Sementara itu, untuk kasus diare pada Juli ini jumlahnya kasus sebanyak 1.178. Jumlah kasus diare tahun ini justru mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dengan periode yang sama di bulan tujuh yakni sebanyak 2.402 kasus atau total selama 2011 sebanyak 26.179 kasus.

Menurut Dwi, selama musim kemaru penyakit diare rentan terjadi hampir disemua wilayah. Jumlah penderita diare akan meningkat bila ada daerah yang dilanda kekeringan atau kesulitan air bersih.

"Karena selama kemarau masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih cenderung memanfaatkan air yang ada tanpa memperhatikan kualitas airnya. Sehingga masyarakat yan kesulitan air bersih rentan terserang diare," katanya.

Di Kota Bogor pernah mengalami kejadian luar biasa diare pada 2006 di wilayah Kecamatan Bogor Selatan. Selain karena Geografi wilayahnya yang dikelilingi sungai, juga minimnya wawasan masyarakat tentang kesehatan lingkungan. Selain Bogor Selatan, Kelurahan Cimahpar Kecamatan Bogor Utara juga masuk kawasan rawan diare.

Dwi menambahkan, untuk mencegah peningkatan kasus dan penyebaran penyakit ISPA dan diare selama musim kemarau, Dinas Kesehatan Kota Bogor telah melakukan sejumlah upaya diantaranya penyuluhan kesehatan lingkungan yang melibatkan kader posyandu dan puskesmas yang ada.

Optimalisasi layanan kesehatan bagi pasien ISPA dan diare di 24 puskesmas yang ada di Kota Bogor.

"Kami menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kebersihan lingkungan dengan menerapkan program Sanitasi total berbasis masyarakat. Menjaga kesehatan lingkunga, menggunakan masker setiap berpergian, hindari kontak dengan penderita ISPA. Bagi penderita ISPA juga diminta bila batuk atau bersin untuk menutupnya saat batuk, karena ISPA menyebar lewat udara. Perbanyak vitamin dan menjaga pola makan yang sehat," katanya.


Laily R

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012