Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Prof. Sri Rahayu Hijrah Hati, S.E., M.Si., Ph.D. mengkaji peran pemasaran Islam sebagai disiplin ilmu baru dalam pengembangan industri halal di Indonesia.

Hal tersebut dikatakan Prof. Sri Rahayu Hijrah Hati setelah menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Peran Pemasaran Islam sebagai Disiplin Ilmu Baru dalam Pengembangan Industri Halal di Indonesia” di Balai Sidang Kampus UI Depok, Sabtu. 

Prof. Sri Rahayu menyampaikan bahwa akademisi harus mengambil peran penting untuk mengkaji Pemasaran Islam atau Islamic Marketing sebagai disiplin ilmu yang dibutuhkan dalam pengembangan industri halal di Indonesia. 

Hal itu karena industri halal saat ini berkembang makin pesat, tidak hanya di negara dengan penduduk mayoritas muslim, namun juga di dunia. 

Secara statistik, berdasarkan laporan dari The State of the Global Islamic Economy Report 2022, nilai pengeluaran dari sekitar 1,9 miliar konsumen muslim untuk produk halal pada enam sektor industri halal adalah lebih kurang sebesar 2 triliun dolar AS. 

Menurut dia keenam sektor tersebut adalah makanan dan minuman, keuangan, fashion, media dan rekreasi, travel, serta farmasi dan kosmetika halal. Nilai tersebut diluar value dari sektor keuangan Islam yang memiliki asset senilai 3,6 triliun dolar AS.

Data statistik segmen konsumen muslim menunjukkan potensi pasar dengan financial value yang cukup tinggi bagi produk halal. Besarnya populasi muslim memberikan potensi keberlangsungan (sustainability) yang tinggi untuk halal market di masa mendatang. 

Kedua hal tersebut mendorong terjadinya paradigm shift dari pelaku bisnis non-muslim yang sebelumnya tidak menganggap segmen ini penting, kini justru menjadikan segmen halal menjadi segmen yang menarik untuk digarap.

Ia mengatakan konsumen non-muslim memiliki persepsi yang baik terkait produk halal karena memiliki asosiasi positif terhadap aspek etika bagi perlindungan konsumen. Nilai-nilai yang terkandung dalam produk halal seperti tanggung jawab sosial, pelestarian alam, nilai kekeluargaan, keadilan ekonomi dan sosial, kesejahteraan hewan.

Serta investasi etis dinilai sejalan dengan nilai universal yang dianut oleh konsumen non-muslim yang juga menjunjung nilai hidup yang baik melalui produk berkualitas tinggi, aman, dan beretika. 

Marketing memberikan manfaat kepada keilmuan dengan menyediakan pengetahuan yang bersifat obyektif, menyediakan para lulusan atau SDM yang secara teknis berkompeten dan bertanggung jawab sosial, serta berperan sebagai professional discipline yang memberikan manfaat praktis bagi para dunia bisnis. Manfaat tersebut tentunya berlaku juga untuk Islamic Marketing dan industri halal.


Menurut Prof. Sri Rahayu, akademisi dalam bidang manajemen pemasaran Islam harus dapat menjawab tantangan besar dalam hal critical thinking dan pengetahuan  metodologi. 

Berdasarkan perspektif kritis, Islamic Marketing Scholars harus bersifat lebih terbuka, tidak anti kritik, dan tidak hanya berpijak pada perspektifnya sendiri. 

Secara metodologi, Islamic Marketing scholars, harus menguasai berbagai metodologi karena mereka dapat menggunakan metodologi ekonomi apapun, baik berupa pendekaan positivis maupun interpretivisme.  

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023