Universitas Indonesia (UI) menggagas inisiatif untuk membangun Pusat Komunitas Desa Ciherang di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, sebagai wujud kepedulian terhadap upaya percepatan pemulihan pasca gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6.
Pusat Komunitas Desa Ciherang diresmikan oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, drg. Nurtami, Ph.D., Sp,OF(K), dan dihadiri oleh Direktur Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, Agung Waluyo, Ph.D.; Kepala Desa Ciherang, Acep Haryadi; serta sejumlah tokoh masyarakat Desa Ciherang.
"Pusat komunitas desa ini dapat digunakan oleh warga untuk berbagai kegiatan, terutama terkait pelayanan kebutuhan ibu dan anak," kata drg. Nurtami, Ph.D. di Kampus UI Depok, Selasa.
Baca juga: UI bersama Adel CKD serahkan 1 unit Sekolah Cepat Tanggap
Ia menjelaskan berbagai ruang yang tersedia dapat difungsikan untuk berbagai kegiatan, seperti posyandu dan pelayanan pemeriksaan kesehatan; kegiatan belajar, bermain, dan membaca bagi anak-anak; kegiatan berkumpul bagi warga; kegiatan ibadah; serta berbagai kegiatan lain yang dibutuhkan.
Yang menarik, desain pusat komunitas desa ini bersifat semi terbuka, sehingga terjadi keterkaitan antara ruang dalam dan ruang luar, serta memberikan pengudaraan alami yang baik. Material konstruksi yang digunakan terdiri atas struktur baja, dinding panel dari glass reinforced concrete, serta atap u-PVC.
Pada sejumlah bagian dinding, digunakan panel yang dapat dibuka tutup yang memungkinkan perluasan ruang bila dibutuhkan penambahan kapasitas pengguna ruang. Rancangan bangunan ini dikerjakan oleh Klaster Perancangan Departemen Arsitektur Fakultas Teknik (FT) UI yang dipimpin oleh Profesor Yandi Andri Yatmo, dengan didukung oleh Ikatan Alumni (ILUNI) UI dan ILUNI FTUI; sedangkan pekerjaan konstruksi dilakukan oleh masyarakat setempat.
Baca juga: Sekolah Indonesia cepat tanggap rehabilitasi dan rekonstruksi sekolah di Cianjur
Pusat Komunitas Desa Ciherang mengedepankan fleksibilitas ruang dan kecepatan konstruksi. Fleksibilitas artinya rancangan ruang bersifat multifungsi sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan masyarakat.
Adapun kecepatan konstruksi dicapai melalui sistem konstruksi berbasis komponen yang dibangun secara mudah dan cepat, dengan mengoptimalkan penggunaan material dan meminimalkan sisa material. Dalam kurun waktu kurang dari dua bulan, bangunan selesai dan dapat langsung dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat.
Kecepatan pembangunan dengan tetap memastikan kualitas ruang yang baik inilah kunci penting dalam rekonstruksi pascabencana.
Baca juga: Tim UI Peduli dan BEM UI sumbangkan logistik bagi korban gempa Cianjur
Sebelum pembangunan Pusat Komunitas Desa Ciherang, tim pelaksana perancangan dan pembangunan juga turut berkontribusi di wilayah Cianjur melalui kolaborasi dengan Sekolah Indonesia Cepat Tanggap (SICT) yang membangun lima buah sekolah/madrasah, dan Bangun Mushalla yang mendirikan enam musholla.
Semua fasilitas umum ini diselesaikan dalam waktu singkat dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pengganti fasilitas yang rusak akibat gempa. Gagasan merancang dan membangun kembali dengan sistem bangunan yang fleksibel dan konstruksi cepat ini diharapkan dapat menjadi model rekonstruksi yang dapat diterapkan di wilayah lain yang terdampak bencana.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Pusat Komunitas Desa Ciherang diresmikan oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, drg. Nurtami, Ph.D., Sp,OF(K), dan dihadiri oleh Direktur Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, Agung Waluyo, Ph.D.; Kepala Desa Ciherang, Acep Haryadi; serta sejumlah tokoh masyarakat Desa Ciherang.
"Pusat komunitas desa ini dapat digunakan oleh warga untuk berbagai kegiatan, terutama terkait pelayanan kebutuhan ibu dan anak," kata drg. Nurtami, Ph.D. di Kampus UI Depok, Selasa.
Baca juga: UI bersama Adel CKD serahkan 1 unit Sekolah Cepat Tanggap
Ia menjelaskan berbagai ruang yang tersedia dapat difungsikan untuk berbagai kegiatan, seperti posyandu dan pelayanan pemeriksaan kesehatan; kegiatan belajar, bermain, dan membaca bagi anak-anak; kegiatan berkumpul bagi warga; kegiatan ibadah; serta berbagai kegiatan lain yang dibutuhkan.
Yang menarik, desain pusat komunitas desa ini bersifat semi terbuka, sehingga terjadi keterkaitan antara ruang dalam dan ruang luar, serta memberikan pengudaraan alami yang baik. Material konstruksi yang digunakan terdiri atas struktur baja, dinding panel dari glass reinforced concrete, serta atap u-PVC.
Pada sejumlah bagian dinding, digunakan panel yang dapat dibuka tutup yang memungkinkan perluasan ruang bila dibutuhkan penambahan kapasitas pengguna ruang. Rancangan bangunan ini dikerjakan oleh Klaster Perancangan Departemen Arsitektur Fakultas Teknik (FT) UI yang dipimpin oleh Profesor Yandi Andri Yatmo, dengan didukung oleh Ikatan Alumni (ILUNI) UI dan ILUNI FTUI; sedangkan pekerjaan konstruksi dilakukan oleh masyarakat setempat.
Baca juga: Sekolah Indonesia cepat tanggap rehabilitasi dan rekonstruksi sekolah di Cianjur
Pusat Komunitas Desa Ciherang mengedepankan fleksibilitas ruang dan kecepatan konstruksi. Fleksibilitas artinya rancangan ruang bersifat multifungsi sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan masyarakat.
Adapun kecepatan konstruksi dicapai melalui sistem konstruksi berbasis komponen yang dibangun secara mudah dan cepat, dengan mengoptimalkan penggunaan material dan meminimalkan sisa material. Dalam kurun waktu kurang dari dua bulan, bangunan selesai dan dapat langsung dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat.
Kecepatan pembangunan dengan tetap memastikan kualitas ruang yang baik inilah kunci penting dalam rekonstruksi pascabencana.
Baca juga: Tim UI Peduli dan BEM UI sumbangkan logistik bagi korban gempa Cianjur
Sebelum pembangunan Pusat Komunitas Desa Ciherang, tim pelaksana perancangan dan pembangunan juga turut berkontribusi di wilayah Cianjur melalui kolaborasi dengan Sekolah Indonesia Cepat Tanggap (SICT) yang membangun lima buah sekolah/madrasah, dan Bangun Mushalla yang mendirikan enam musholla.
Semua fasilitas umum ini diselesaikan dalam waktu singkat dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pengganti fasilitas yang rusak akibat gempa. Gagasan merancang dan membangun kembali dengan sistem bangunan yang fleksibel dan konstruksi cepat ini diharapkan dapat menjadi model rekonstruksi yang dapat diterapkan di wilayah lain yang terdampak bencana.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023