Sukabumi (Antara Megapolitan) - Ribuan guru honorer di Kota Sukabumi, Jawa Barat hanya diberikan upah Rp600 ribu per bulan per orang atau jauh dari kata layak dan di bawah UMK Sukabumi yang mencapai Rp1,9 juta.

"Di Kota Sukabumi terdapat sekitar dua ribu guru honorer, mereka bekerja profesional, namun sayang jerih payah mereka tidak dibarengi oleh kesejahteraan. Bahkan, jika dibandingkan dengan buruh pabrik upah mereka jauh di bawahnya," kata Ketua PGRI Kota Sukabumi, Dudung Nurullah Koswar di Sukabumi, Selasa.

Menurutnya, dengan penghasilan yang minim tersebut mayoritas guru honorer nyambi pekerjaan lain, bahkan ada yang jadi penarik ojek, tukang parkir bahkan penjaga sekolah.

Maka dari itu, pihaknya meminta kepada pemerintah khususnya Pemkot Sukabumi untuk lebih memperhatikan nasib guru honorer ini, karena jika dibandingkan dengan yang sudah berstatus PNS, jam terbang mengajar guru honorer lebih lama.

Selain itu, hingga kini masih ada guru yang sudah mengajar selama 20 tahun tetapi statusnya honorer sehingga tidak jelas nasibnya dan hidup serba kekurangan. Namun, tetap profesional dalam memberikan pendidikan yang berkualitas di kota ini.

"Banyak guru honorer yang tinggal di rumah tidak layak huni dan harus pontang panting membiayai kebutuhan keluarganya," tambahnya.

Dudung mengatakan tuntutan guru honorer sebenarnya tidak muluk-muluk seperi kejelasan status, peningkatan kesejahteraan, dan tidak adanya lagi kesenjangan dan jaminan sosial.

Sementara, salah seorang guru honorer yang mengajar SDN Benteng I Kota Sukabumi, Heryanto mengatakan selama menjadi guru ia tidak pernah merasakan manisnya kesejahteraan.

Bahkan, ia juga pernah mengalami diberi upah hanya Rp25 ribu/bulan. Sehingga untuk menutupi kebutuhan keluarganya, ia terpaksa nyambi jadi penarik ojek.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016