Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, meluncurkan aplikasi layanan pajak dalam jaringan (Lapak On) sebagai inovasi dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) setempat guna memudahkan masyarakat membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (PPB-P2) secara digital.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdul Rachim di Kota Bogor, Rabu, menyatakan bahwa inovasi pelayanan berbasis digital sudah menjadi keharusan di era perkembangan teknologi yang pesat saat ini dan ditambah kondisi 40 persen warga Kota Bogor bekerja di luar daerah.
“Dengan adanya Lapak On yang merupakan inovasi satu-satunya di Indonesia mampu memfasilitasi dan semakin mengefektifkan terkait pelayanan sehingga masyarakat menjadi lebih mudah dengan sistem digitalisasi dan online melalui website Bapenda Kota Bogor dibanding cara konvensional," kata Dedie Rachim.
Wakil Wali Kota Bogor itu berharap dengan kemudahan membayar pajak ini berdampak terhadap meningkatnya pelayanan sehingga masyarakat lebih patuh dan lebih mudah membayar PBB-P2 dengan 11 layanan di dalamnya.
Peluncuran aplikasi Lapak On dilaksanakan langsung oleh Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah dan disaksikan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Achris Sanwani di The Sahira Hotel Kota Bogor.
Dedie Rachim juga berharap aplikasi Lapak On yang dikembangkan Bapenda Kota Bogor sejalan dan bisa terkoneksi dengan 100 persen peta digital lahan Kota Bogor yang akan dikeluarkan BPN sehingga pendapatan Kota Bogor bisa berkembang dan membangun dengan lebih.
Ke depan inovasi dan terobosan yang dibuat tidak hanya di PBB-P2 saja tetapi juga BPHTB, PB 1 dan pajak atau retribusi lainnya sehingga optimalisasi dari pendapatan asli daerah (PAD) semakin tinggi. Ditambah berbagai pendekatan atau dengan teknologi lain yang bisa dipakai sebagai bagian dari upaya Kota Bogor untuk meningkatkan PAD Kota Bogor.
“Dengan adanya inovasi target-target ke depan bisa lebih tinggi, lebih baik dan lebih mudah tercapai dan saya optimis PAD Kota Bogor bisa mencapai Rp 1,5 hingga Rp 2 triliun. Hanya karena banyak faktor yang membuat itu belum tercapai, diantaranya ada yang belum terjangkau, lemah pengawasannya atau ketidakjujuran dari pelaku usaha, belum sepenuhnya kesadaran publik terbangun,” sebut Dedie.
Kepala Bapenda Kota Bogor, Deni Hendana menyampaikan aplikasi Lapak On khusus untuk PBB-P2 dan melengkapi digitalisasi PBB-P2 yang sudah berjalan.
“Lapak On adalah digitalisasi layanan yang selama ini dijalankan secara manual atas 11 jenis layanan. Jadi melalui Lapak On kita menggeser yang awalnya manual menjadi digital,” ungkapnya.
Deni menyampaikan tujuan yang ingin dicapai adalah efisiensi waktu, efisiensi anggaran dan peningkatan PAD dari sektor Pajak Bumi Bangunan.
Dengan semakin cepatnya proses diharapkan Deni akan semakin cepat juga para wajib pajak untuk membayar dan data yang ada semakin termutakhirkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdul Rachim di Kota Bogor, Rabu, menyatakan bahwa inovasi pelayanan berbasis digital sudah menjadi keharusan di era perkembangan teknologi yang pesat saat ini dan ditambah kondisi 40 persen warga Kota Bogor bekerja di luar daerah.
“Dengan adanya Lapak On yang merupakan inovasi satu-satunya di Indonesia mampu memfasilitasi dan semakin mengefektifkan terkait pelayanan sehingga masyarakat menjadi lebih mudah dengan sistem digitalisasi dan online melalui website Bapenda Kota Bogor dibanding cara konvensional," kata Dedie Rachim.
Wakil Wali Kota Bogor itu berharap dengan kemudahan membayar pajak ini berdampak terhadap meningkatnya pelayanan sehingga masyarakat lebih patuh dan lebih mudah membayar PBB-P2 dengan 11 layanan di dalamnya.
Peluncuran aplikasi Lapak On dilaksanakan langsung oleh Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah dan disaksikan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Achris Sanwani di The Sahira Hotel Kota Bogor.
Dedie Rachim juga berharap aplikasi Lapak On yang dikembangkan Bapenda Kota Bogor sejalan dan bisa terkoneksi dengan 100 persen peta digital lahan Kota Bogor yang akan dikeluarkan BPN sehingga pendapatan Kota Bogor bisa berkembang dan membangun dengan lebih.
Ke depan inovasi dan terobosan yang dibuat tidak hanya di PBB-P2 saja tetapi juga BPHTB, PB 1 dan pajak atau retribusi lainnya sehingga optimalisasi dari pendapatan asli daerah (PAD) semakin tinggi. Ditambah berbagai pendekatan atau dengan teknologi lain yang bisa dipakai sebagai bagian dari upaya Kota Bogor untuk meningkatkan PAD Kota Bogor.
“Dengan adanya inovasi target-target ke depan bisa lebih tinggi, lebih baik dan lebih mudah tercapai dan saya optimis PAD Kota Bogor bisa mencapai Rp 1,5 hingga Rp 2 triliun. Hanya karena banyak faktor yang membuat itu belum tercapai, diantaranya ada yang belum terjangkau, lemah pengawasannya atau ketidakjujuran dari pelaku usaha, belum sepenuhnya kesadaran publik terbangun,” sebut Dedie.
Kepala Bapenda Kota Bogor, Deni Hendana menyampaikan aplikasi Lapak On khusus untuk PBB-P2 dan melengkapi digitalisasi PBB-P2 yang sudah berjalan.
“Lapak On adalah digitalisasi layanan yang selama ini dijalankan secara manual atas 11 jenis layanan. Jadi melalui Lapak On kita menggeser yang awalnya manual menjadi digital,” ungkapnya.
Deni menyampaikan tujuan yang ingin dicapai adalah efisiensi waktu, efisiensi anggaran dan peningkatan PAD dari sektor Pajak Bumi Bangunan.
Dengan semakin cepatnya proses diharapkan Deni akan semakin cepat juga para wajib pajak untuk membayar dan data yang ada semakin termutakhirkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023