Dalam memperingati Hari Jadi Bogor ke-541, Sabtu (3/6), DPRD Kota Bogor menggelar rapat paripurna. Rapat tersebut, dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Wali Kota Bogor Bima Arya, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, tamu undangan luar negeri dan unsur forkopimda Kota Bogor.
Sebelum dimulainya rapat paripurna, rombongan melakukan prosesi pukul gong sebagai tanda memeriahkan HJB ke-541.
Prosesi pemukulan gong dilakukan oleh Ridwan Kamil sebanyak lima kali, Wali Kota Bogor Bima Arya sebanyak empat kali dan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Jenal Mutaqin sebanyak satu kali.
Baca juga: Komisi IV DPRD Kota Bogor sambangi Kantor Kemensos RI sampaikan laporan aspirasi masyarakat terkait bansos
Rapat paripurna HJB ke-541 yang dibuka oleh Jenal Mutaqin berjalan berbeda dari biasanya, karena selama rapar paripurna, pimpinan rapat menggunakan bahasa sunda.
Dalam sambutannya, Jenal menyampaikan para leluhur pendiri Kota Bogor telah mematri pepatah yang hingga saat ini dijadikan sebagai moto Kota Bogor yakni “Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari, Seja Ayeuna Sampereun Jaga”, apa yang kita nikmati hari ini adalah hasil kerja diwaktu lalu dan apa yang kita kerjakan hari ini adalah untuk masa depan.
Baca juga: Jama'ah haji Kota Bogor diberangkatkan, Atang : Semoga sehat selalu dan menjadi haji mabrur
“Ungkapan tersebut merupakan pengingat bagi kita untuk tidak lupa kepada para pendahulu yang pernah mencurahkan baktinya bagi Kota ini, sehingga kita bisa menikmati keadaan sekarang, sekaligus kita pun belajar dari kesalahan dimasa lalu untuk tidak mengulangi hal yang sama dimasa kini, sehingga kita bisa membangun kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” jelas JM.
Selama lima abad ini, Kota Bogor telah mengalami banyak perubahan, baik dari infrastruktur maupun dinamika dalam bermasyarakat.
JM menekankan dengan tema ”RUMAWAT PUSAKA KOTA”, yang mengandung makna secara filososfi dapat diartikan sebagai struktur bangunan yang merupakan pintu masuk atau gerbang menuju ke suatu kawasan masa depan yang cerah, makmur dan sukses bagi masyarakat yang tinggal didalamnya.
Baca juga: Tindaklanjuti aspirasi PKL, Komisi II gelar raker dengan mitra kerja
"Maka sudah sepatutnya apa yang dikerjakan dan dilakukan saat ini merupakan warisan leluhur dan diharapkan hal tersebut dapat dijaga oleh generasi penerus kita dimasa yang akan datang," tutup JM.
Dalam paripurna peringatan HJB ke-541 diisi dengan Pembacaan riwayat (sejarah) Bogor, dilanjutkan pembacaan pantun Bogor Yasana Pacilong dan Wangsit Siliwangi.
Rapat Paripurna pun ditutup dengan pemberian piagam pernhargaan kepada masyarakat dan stakeholder yang turut serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Kota Bogor. (Adv).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Sebelum dimulainya rapat paripurna, rombongan melakukan prosesi pukul gong sebagai tanda memeriahkan HJB ke-541.
Prosesi pemukulan gong dilakukan oleh Ridwan Kamil sebanyak lima kali, Wali Kota Bogor Bima Arya sebanyak empat kali dan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Jenal Mutaqin sebanyak satu kali.
Baca juga: Komisi IV DPRD Kota Bogor sambangi Kantor Kemensos RI sampaikan laporan aspirasi masyarakat terkait bansos
Rapat paripurna HJB ke-541 yang dibuka oleh Jenal Mutaqin berjalan berbeda dari biasanya, karena selama rapar paripurna, pimpinan rapat menggunakan bahasa sunda.
Dalam sambutannya, Jenal menyampaikan para leluhur pendiri Kota Bogor telah mematri pepatah yang hingga saat ini dijadikan sebagai moto Kota Bogor yakni “Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari, Seja Ayeuna Sampereun Jaga”, apa yang kita nikmati hari ini adalah hasil kerja diwaktu lalu dan apa yang kita kerjakan hari ini adalah untuk masa depan.
Baca juga: Jama'ah haji Kota Bogor diberangkatkan, Atang : Semoga sehat selalu dan menjadi haji mabrur
“Ungkapan tersebut merupakan pengingat bagi kita untuk tidak lupa kepada para pendahulu yang pernah mencurahkan baktinya bagi Kota ini, sehingga kita bisa menikmati keadaan sekarang, sekaligus kita pun belajar dari kesalahan dimasa lalu untuk tidak mengulangi hal yang sama dimasa kini, sehingga kita bisa membangun kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” jelas JM.
Selama lima abad ini, Kota Bogor telah mengalami banyak perubahan, baik dari infrastruktur maupun dinamika dalam bermasyarakat.
JM menekankan dengan tema ”RUMAWAT PUSAKA KOTA”, yang mengandung makna secara filososfi dapat diartikan sebagai struktur bangunan yang merupakan pintu masuk atau gerbang menuju ke suatu kawasan masa depan yang cerah, makmur dan sukses bagi masyarakat yang tinggal didalamnya.
Baca juga: Tindaklanjuti aspirasi PKL, Komisi II gelar raker dengan mitra kerja
"Maka sudah sepatutnya apa yang dikerjakan dan dilakukan saat ini merupakan warisan leluhur dan diharapkan hal tersebut dapat dijaga oleh generasi penerus kita dimasa yang akan datang," tutup JM.
Dalam paripurna peringatan HJB ke-541 diisi dengan Pembacaan riwayat (sejarah) Bogor, dilanjutkan pembacaan pantun Bogor Yasana Pacilong dan Wangsit Siliwangi.
Rapat Paripurna pun ditutup dengan pemberian piagam pernhargaan kepada masyarakat dan stakeholder yang turut serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Kota Bogor. (Adv).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023