Bagi masyarakat Indonesia bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi Universitas Indonesia (UI) merupakan idaman, beberapa jalur masuk UI pun disiapkan untuk merekrut para calon mahasiswa dari berbagai sekolah di Indonesia.

Saat ini Universitas Indonesia menyiapkan tempat untuk sebanyak 53.293 peserta Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2023 yang merupakan seleksi masuk perguruan tinggi berdasarkan hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). 

UI mempersiapkan 31 lokasi ujian dengan 1.927 unit komputer yang dapat dipergunakan oleh peserta UTBK dan 263 unit komputer cadangan untuk mengantisipasi jika saat pelaksanaan terjadi kendala. UTBK di UI berlokasi di dua tempat, yaitu di Kampus UI Depok dan Kampus UI Salemba. 

Untuk Kampus Depok, UTBK dilaksanakan di 22 titik lokasi yang tersebar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom), Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), dan fakultas lainnya. 

Adapun di Kampus Salemba, UTBK dilaksanakan di tujuh titik lokasi, di antaranya Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), FEB, dan Gedung IASTH.

Untuk melakukan tes ini panitia telah melakukan persiapan selama kurang lebih sebulan terakhir dengan beberapa simulasi nasional, maupun uji coba lokal, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Panitia Pusat UTBK UI dan Panitia UTBK Nasional. 

Selain itu panitia juga sudah melakukan antisipasi dalam mencegah terjadinya kecurangan dengan menyampaikan informasi kepada seluruh peserta sebelum memasuki ruangan. Ini termasuk barang-barang yang tidak dapat digunakan atau dibawa selama tes. 

Panitia RIK UI telah bekerja sama dengan tim pendukung lainnya, seperti kelistrikan, keamanan, kebersihan dan Tim Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) UI yang berjumlah 18 orang.

Hal ini untuk mengantisipasi jika ada peserta yang tiba-tiba mengalami gangguan kesehatan saat menjalani tes. Panitia akan segera berkoordinasi agar dapat diberikan penanganan lebih lanjut.

Salah seorang peserta tes di Kampus Depok, Naurah Firdausy Anbar mengaku senang dan lega bisa lolos untuk mengikuti tes hari ini. Sehari sebelum tes dimulai, dia melakukan survei lokasi. 

Diapun terkagum dengan kampus UI luas dan sebagus ini dengan lahan yang hijau dan bersih.
 
Dia memilih Prodi Psikologi. Untuk itu, ia mempersiapkan diri sebelum mengikuti tes, salah satunya dengan mengalokasikan waktu minimal tiga jam per hari untuk mempelajari materi tes UTBK tahun ini dan mengikuti berbagai try out di beberapa lembaga bimbingan belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam menjawab soal. 

Dukungan orangtua pun dilakukan agar anaknya bisa mengenyam pendidikan di Universitas yang menjadi kebanggaan Indonesia ini.

Pada pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT)   terlihat para orang tua mengantar dan menunggui anak-anaknya selesai ujian. 

Di Kampus UI Depok, ada peserta ujian dan orang tuanya yang sudah sampai di lokasi ujian sekitar pukul 06.00 WIB dan ujian dimulai pukul 06.45 WIB.
 
Para orang tua maupun pendamping peserta ujian duduk di kursi yang disediakan maupun di seputar taman menunggu dengan setia anaknya mengikuti ujian hingga selesai.  

Hendri salah satu orangtua yang anaknya ikut dalam seleksi di UI tersebut berharap anaknya bisa lolos dan diterima di UI. Dia pun selalu berdoa untuk anaknya dan memberikan bekal anaknya dengan berbagai les bimbingan belajar.

Para orangtua meyakini bahwa pendidikan adalah investasi yang sangat berharga bagi anaknya sebagai bekal masa depannya. Dengan menuntut ilmu di kampus terbaik di Indonesia berharap bisa mendapatkan ilmu yang berguna kelak bagi masa depannya.  

Jalur masuk penerimaan mahasiswa baru UI untuk jenjang Sarjana dan Vokasi terbagi menjadi dua, yaitu jalur nasional dan jalur mandiri. Pada 2023, UI membuka penerimaan mahasiswa baru yang terbagi menjadi beberapa program yaitu, Sarjana, Sarjana Kelas Internasional, Sarjana Kelas RPL, Vokasi, dan Vokasi kelas RPL.

Untuk jalur nasional, UI menyediakan 50 persen dari total daya tampung dengan rincian 20 persen melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan 30 persen melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). 

Tahun ini UI melebur program sarjana paralel dan regular menjadi satu. Tidak akan ada lagi pendaftaran untuk program reguler maupun paralel. Keseluruhan daya tampung total, yaitu gabungan dari daya tampung Sarjana, Sarjana Kelas Internasional, Sarjana Kelas Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), Vokasi, dan Vokasi Kelas RPL. 

Keseluruhan daya tampung akan dibagi pola penerimaannya menjadi jalur nasional dan jalur mandiri.

Tahun ini, UI mengikutsertakan 64 program studi Sarjana dan 15 program studi Vokasi di dalam penerimaan nasional SNBP dan SNBT. SNBP merupakan jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri untuk siswa SMA dan sederajat yang seleksinya berdasarkan prestasi dan nilai rapor. 
 
SNBT adalah seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri dengan menggunakan tes berbasis komputer yang mencakup penalaran matematika, literasi dalam Bahasa Indonesia, literasi dalam Bahasa Inggris, dan potensi kognitif.  


Sejarah UI

UI mempunyai perjalanan sejarah yang panjang sebagai kampus terbaik di Indonesia, mulai saat pendudukan Belanda hingga zaman modern serba digital saat ini.

Zaman Kependudukan Belanda

Nood-universiteit berganti nama menjadi Universiteit van Indonesië pada tahun 1947 dan berpusat di Jakarta. Beberapa professor nasionalis, salah satunya adalah Prof. Mr. Djokosoetono, melanjutkan fungsinya sebagai pengajar untuk Universiteit van Indonesië di Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibukota negara.

Ibukota Indonesia kemudian kembali ke Jakarta pada 1949 setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Universiteit van Indonesië Yogjakarta juga kembali pindah ke Jakarta.

Universiteit van Indonesië kemudian disatukan menjadi “Universiteit Indonesia” pada 1950. Universitas ini mempunyai Fakultas Kedokteran, Hukum, Sastra dan Filsafat di Jakarta, Fakultas Teknik terletak di Bandung, Fakultas Pertanian di Bogor, Fakultas Kedokteran Gigi di Surabaya, serta Fakultas Ekonomi ada di Makassar.

Fakultas-fakultas yang berada di luar Jakarta kemudian berkembang menjadi universitas-universitas terpisah di antara tahun 1954-1963. Universitas Indonesia di Jakarta mempunyai kampus di Salemba dan terdiri dari beberapa Fakultas seperti: Kedokteran, Kedokteran Gigi, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Sastra, Hukum, Ekonomi, dan Teknik.

Pada perkembangan selanjutnya berdirilah Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, llmu Komputer dan kemudian Fakultas Keperawatan.

1970an – Sekarang

Sebelum kampus Universitas Indonesia di Depok dibangun pada 1987, Universitas Indonesia memiliki tiga lokasi kampus yaitu di Salemba, Pegangsaan Timur dan Rawamangun. Setelah kampus baru didirikan di lahan seluas 320 hektare di Depok, kampus Rawamangun yang mencakup beberapa fakultas dipindah, sementara kampus Salemba masih dipertahankan untuk Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi dan Program Pascasarjana.

Tidak lama setelah tahun 2000, Universitas Indonesia menjadi satu dari beberapa universitas yang mempunyai status Badan Hukum Milik Negara di Indonesia. Perubahan status ini membawa perubahan yang signifikan untuk Universitas Indonesia yaitu otonomi yang lebih besar dalam pengembangan akademis dan pengelolaan keuangan.

Dari perspektif sejarah ini, Universitas Indonesia telah tumbuh secara progresif menjadi sebuah institusi yang mengarah menjadi pemimpin di bidang kemanusiaan dan peradaban dengan menyeimbangkan nilai-nilai akademis, moralitas dan seni. 

Melalui kelebihan-kelebihan ini, Universitas Indonesia berniat untuk menghasilkan bangsa Indonesia menjadi masyarakat yang lebih makmur dan demokratis, dengan berfokus pada perdamaian, keadilan dan nilai-nilai peduli lingkungan yang kuat.

Pada era reformasi, pemerintah menilai UI telah memiliki kemampuan pengelolaan yang cukup untuk memperoleh kemandirian, otonomi, dan tanggung jawab yang lebih besar dalam berperan sebagai kekuatan moral yang mendukung pembangunan nasional. Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah menerbitkan PP No. 152 / 2000 yang menetapkan Universitas Indonesia sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN). 

Dalam masa pelaksanaan UI sebagai BHMN, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan penting seperti UU No. 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19 / 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dalam beberapa aspek ternyata belum sepenuhnya mendukung kelancaran penyelenggaraan UI sebagai BHMN.

Dalam sepuluh tahun terakhir, dinamika perkembangan internal dan eksternal yang melingkupi UI sangat terasa pengaruhnya terhadap pasang surut kondisi UI. Di antaranya adalah, pengesahan oleh pemerintah UU no 12 / 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang kemudian menjadi naungan bagi status hukum UI. 

Menurut UU tersebut, Perguruan Tinggi BHMN dan Perguruan Tinggi BHMN yang telah berubah menjadi Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum, ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH). Pelaksanaan UU tersebut, khususnya pasal 66 ayat (2), mengantarkan kepada ditetapkannya oleh pemerintah PP Nomor 75 Tahun 2021 tentang Statuta Universitas Indonesia.

Saat ini UI memiliki14 Fakultas, 1 Program Vokasi, dan 2 Sekolah (SKSG dan SIL).

Ke-14 Fakultas tersebut adalah Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu Keperawatan, Fakultas Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Teknik, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, dan Fakultas Ilmu Komputer. 

Baca juga: UI dan Otorita IKN kerja sama pendidikan-penelitian

Baca juga: 77 peserta disabilitas ikuti UTBK SNBT 2023 di UI

Baca juga: UI siapkan tempat ujian bagi 53.293 peserta UTBK-SNBT

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023