Citeureup, Bogor (Antara Megapolitan) - Manajemen PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk) menyatakan sudah lama siap membantu Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dalam mengolah sampah di dua daerah itu menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara.
"Bogor bakal banyak sampah, mau diapakan sampah-sampah yang makin lama makin banyak itu. Kita sudah lama siap membantu," kata Direktur SDM dan CSR PT Indocement Kuky Permana kepada Wartawan, di Citeureup, Kabupaten Bogor, Kamis.
Kuky yang didampingi sejumlah unsur pimpinan manajemen pabrik semen Tiga Roda itu, antara lain Sekretaris Perusahaan Pigo Pramusakti dan Humasnya Rizky Dini Hari menjelaskan, pihaknya sudah berhasil melakukan proyek percontohan pengolahan sampah dengan teknologi baru sejak tahun 2011.
Pengolahan sampah menggunakan teknologi "Biodrying" itu telah diujicoba dengan sukses oleh Indocement di dua tempat kawasan pabrik masing-masing berkapasitar 20 ton sampah.
"Melalui teknologi Biodrying itu, antara lain dengan cara sampah ditutup/diselimuti hanya selama 21 hari sudah kering dan tidak berbau," katanya.
Sisa sampah yang sudah diolah itu selanjutnya bisa dimanfatkan untuk bahan bakar alternatif pabrik semen Tiga Roda, sehingga secara bertahap bisa mengurangi penggunaan batu bara untuk bahan bakar pabrik.
Semua Mendukung
Kuky Permana juga menjelaskan bahwa hasil sukses ujicoba pengolahan sampah menggunakan Biodrying itu telah dikomunikasikan dan dipaparkan kepada bupati Bogor, bahkan gubernur Jawa Barat.
"Sudah kita paparkan dan foto-fotonya juga sudah kita sampaikan ke ibu bupati Bogor dan Pak gubernur Jawa Barat. Mereka sudah tahu," katanya.
Namun, kata Kuky lebih lanjut pihaknya belum tahu pasti kapan akan dimulai pengolahan sampah menggunakan teknologi baru di kawasan Nambo, yang sudah direncanakan sejak tiga tahun lalu dengan investasi sekitar Rp400 Miliar.
Menurut dia, jika pengolahan sampah dengan teknologi baru itu bisa terealisasi dengan baik, maka setidaknya masalah sampah dari wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok Jawa Barat dapat teratasi.
Sebelumnya Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan tidak ingin kotanya penuh sampah atau "banjir sampah".
Namun tingginya volume sampah di daerahnya bisa dimaklumi, karena Kota Bogor termasuk salah satu kota tujuan wisata andalan di Indonesia, karena setiap hari libur atau akhir pekan banyak wisatawan yang datang untuk berwisata di sejumlah objek wisata Kota Bogor.
Terkait dengan hal itu pihaknya sudah selalu mengingatkan dan meminta agar pihak instansi terkait di daerahnya untuk bisa mengatasi masalah sampah tersebut dengan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Bogor bakal banyak sampah, mau diapakan sampah-sampah yang makin lama makin banyak itu. Kita sudah lama siap membantu," kata Direktur SDM dan CSR PT Indocement Kuky Permana kepada Wartawan, di Citeureup, Kabupaten Bogor, Kamis.
Kuky yang didampingi sejumlah unsur pimpinan manajemen pabrik semen Tiga Roda itu, antara lain Sekretaris Perusahaan Pigo Pramusakti dan Humasnya Rizky Dini Hari menjelaskan, pihaknya sudah berhasil melakukan proyek percontohan pengolahan sampah dengan teknologi baru sejak tahun 2011.
Pengolahan sampah menggunakan teknologi "Biodrying" itu telah diujicoba dengan sukses oleh Indocement di dua tempat kawasan pabrik masing-masing berkapasitar 20 ton sampah.
"Melalui teknologi Biodrying itu, antara lain dengan cara sampah ditutup/diselimuti hanya selama 21 hari sudah kering dan tidak berbau," katanya.
Sisa sampah yang sudah diolah itu selanjutnya bisa dimanfatkan untuk bahan bakar alternatif pabrik semen Tiga Roda, sehingga secara bertahap bisa mengurangi penggunaan batu bara untuk bahan bakar pabrik.
Semua Mendukung
Kuky Permana juga menjelaskan bahwa hasil sukses ujicoba pengolahan sampah menggunakan Biodrying itu telah dikomunikasikan dan dipaparkan kepada bupati Bogor, bahkan gubernur Jawa Barat.
"Sudah kita paparkan dan foto-fotonya juga sudah kita sampaikan ke ibu bupati Bogor dan Pak gubernur Jawa Barat. Mereka sudah tahu," katanya.
Namun, kata Kuky lebih lanjut pihaknya belum tahu pasti kapan akan dimulai pengolahan sampah menggunakan teknologi baru di kawasan Nambo, yang sudah direncanakan sejak tiga tahun lalu dengan investasi sekitar Rp400 Miliar.
Menurut dia, jika pengolahan sampah dengan teknologi baru itu bisa terealisasi dengan baik, maka setidaknya masalah sampah dari wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok Jawa Barat dapat teratasi.
Sebelumnya Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan tidak ingin kotanya penuh sampah atau "banjir sampah".
Namun tingginya volume sampah di daerahnya bisa dimaklumi, karena Kota Bogor termasuk salah satu kota tujuan wisata andalan di Indonesia, karena setiap hari libur atau akhir pekan banyak wisatawan yang datang untuk berwisata di sejumlah objek wisata Kota Bogor.
Terkait dengan hal itu pihaknya sudah selalu mengingatkan dan meminta agar pihak instansi terkait di daerahnya untuk bisa mengatasi masalah sampah tersebut dengan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016