Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tengah berupaya memenuhi kebutuhan air bersih dan penyediaan sanitasi yang baik untuk masyarakat demi pengentasan angka stunting di daerahnya.
"Ketersediaan air bersih dan sanitasi yang baik sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap pengentasan stunting. Karena salah satu sumber stunting adalah sanitasi yang tidak terjaga," kata Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan saat membuka Bimbingan Teknis Bidang Penyehatan Lingkungan di Megamendung, Bogor, Selasa.
Ia mengatakan, sesuai amanat Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamalkan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak berisiko buruk bagi kesehatan.
Menurutnya, salah satu upayanya yaitu melalui program pembuatan sanitasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan lainnya untuk mewujudkan lingkungan sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
Baca juga: Pelaksana Tugas Bupati Bogor belajar penanganan stunting ke Sumedang
“Mudah mudahan melalui upaya ini dapat mengentaskan stunting di Kabupaten Bogor. Terlebih PUPR ini tidak hanya menangani bidang jalan, jembatan dan konstruksi saja, tapi juga menangani SPAM. Bahkan PUPR ini salah satu bidangnya masuk di dalam 12 SKPD yang mendukung terkait masalah penanganan stunting,” terangnya.
Iwan menyebutkan, air merupakan kebutuhan pokok masyarakat, maka ketersediaan sarana air bersih sangat penting untuk dilakukan. Melalui pembangunan SPAM, menurutnya merupakan inisiasi Pemkab Bogor dalam memenuhi kebutuhan sanitasi baik dan air bersih bagi masyarakat Kabupaten Bogor.
“Ini bukti bahwa keberadaan Pemerintah Daerah melalui PUPR hadir untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan sanitasi baik dan air bersih. Makanya kita sebagai penyelenggara negara harus memberikan pelayanan dasar yaitu ketersediaan air bersih untuk warga di setiap Desa, Kecamatan dan Kabupaten,” ungkap Iwan.
Untuk mengoptimalkan pembangunan SPAM, kata Iwan, tidak hanya perencanaan yang matang, melainkan juga perlu pembekalan pengetahuan yang mumpuni bagi Sumber Daya Manusia (SDM), mulai dari cara pengelolaan manajemen, aturan, tugas dan fungsinya, hingga cara pemeliharaannya.
Baca juga: Plt Bupati Bogor: Layanan kesehatan harus saling terintegrasi
“Ini penting supaya tidak menyalahi aturan, makanya kita harus presisi dulu semuanya. Dari mulai SDM nya, aturannya, hingga pasca terbangunnya SPAM. Karena sifatnya kan hibah, setelah kita bangun kita serahkan ke desa mungkin dikelola melalui badan atau kelompok. Mudah mudahan dengan Bimtek ini dan apa yang kita hibahkan nanti bisa berdampak langsung terhadap masyarakat dari sisi positif nya,” tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor, Subiantoro di tempat yang sama, mengatakan, ada tiga kegiatan berkaitan dengan dengan lingkungan sehat, yakni penyediaan air bersih, penanganan air limbah, serta penyediaan drainase atau sumur resapan yang tersebar di 100 desa di Kabupaten Bogor .
“Sesuai arahan Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan PUPR juga terlibat dalam penurunan angka stunting di Kabupaten Bogor. Mudah-mudahan dengan adanya air bersih dan penanganan limbah yang baik ini angka stunting akan menurun,” kata pria yang akrab disapa Bibin itu.
Diketahui, angka stunting di Kabupaten Bogor mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Baca juga: Mencegah stunting, perlu upaya bersama
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi balita melalui Bulan Penimbangan Balita (BPB) 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Bogor itu 9,89 persen, lebih rendah 2,8 persen dibanding 2021 sebesar 12,96 persen.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, dari total 354.759 balita yang sudah ditimbang, balita berstatus sangat kurus tercatat 3.391 orang, kemudian balita kurus 16.018 orang, balita normal 315.253 orang dan balita gemuk 20.097 orang.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor pun telah menetapkan target zero stunting pada tahun 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Ketersediaan air bersih dan sanitasi yang baik sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap pengentasan stunting. Karena salah satu sumber stunting adalah sanitasi yang tidak terjaga," kata Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan saat membuka Bimbingan Teknis Bidang Penyehatan Lingkungan di Megamendung, Bogor, Selasa.
Ia mengatakan, sesuai amanat Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamalkan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak berisiko buruk bagi kesehatan.
Menurutnya, salah satu upayanya yaitu melalui program pembuatan sanitasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan lainnya untuk mewujudkan lingkungan sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
Baca juga: Pelaksana Tugas Bupati Bogor belajar penanganan stunting ke Sumedang
“Mudah mudahan melalui upaya ini dapat mengentaskan stunting di Kabupaten Bogor. Terlebih PUPR ini tidak hanya menangani bidang jalan, jembatan dan konstruksi saja, tapi juga menangani SPAM. Bahkan PUPR ini salah satu bidangnya masuk di dalam 12 SKPD yang mendukung terkait masalah penanganan stunting,” terangnya.
Iwan menyebutkan, air merupakan kebutuhan pokok masyarakat, maka ketersediaan sarana air bersih sangat penting untuk dilakukan. Melalui pembangunan SPAM, menurutnya merupakan inisiasi Pemkab Bogor dalam memenuhi kebutuhan sanitasi baik dan air bersih bagi masyarakat Kabupaten Bogor.
“Ini bukti bahwa keberadaan Pemerintah Daerah melalui PUPR hadir untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan sanitasi baik dan air bersih. Makanya kita sebagai penyelenggara negara harus memberikan pelayanan dasar yaitu ketersediaan air bersih untuk warga di setiap Desa, Kecamatan dan Kabupaten,” ungkap Iwan.
Untuk mengoptimalkan pembangunan SPAM, kata Iwan, tidak hanya perencanaan yang matang, melainkan juga perlu pembekalan pengetahuan yang mumpuni bagi Sumber Daya Manusia (SDM), mulai dari cara pengelolaan manajemen, aturan, tugas dan fungsinya, hingga cara pemeliharaannya.
Baca juga: Plt Bupati Bogor: Layanan kesehatan harus saling terintegrasi
“Ini penting supaya tidak menyalahi aturan, makanya kita harus presisi dulu semuanya. Dari mulai SDM nya, aturannya, hingga pasca terbangunnya SPAM. Karena sifatnya kan hibah, setelah kita bangun kita serahkan ke desa mungkin dikelola melalui badan atau kelompok. Mudah mudahan dengan Bimtek ini dan apa yang kita hibahkan nanti bisa berdampak langsung terhadap masyarakat dari sisi positif nya,” tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor, Subiantoro di tempat yang sama, mengatakan, ada tiga kegiatan berkaitan dengan dengan lingkungan sehat, yakni penyediaan air bersih, penanganan air limbah, serta penyediaan drainase atau sumur resapan yang tersebar di 100 desa di Kabupaten Bogor .
“Sesuai arahan Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan PUPR juga terlibat dalam penurunan angka stunting di Kabupaten Bogor. Mudah-mudahan dengan adanya air bersih dan penanganan limbah yang baik ini angka stunting akan menurun,” kata pria yang akrab disapa Bibin itu.
Diketahui, angka stunting di Kabupaten Bogor mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Baca juga: Mencegah stunting, perlu upaya bersama
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi balita melalui Bulan Penimbangan Balita (BPB) 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Bogor itu 9,89 persen, lebih rendah 2,8 persen dibanding 2021 sebesar 12,96 persen.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, dari total 354.759 balita yang sudah ditimbang, balita berstatus sangat kurus tercatat 3.391 orang, kemudian balita kurus 16.018 orang, balita normal 315.253 orang dan balita gemuk 20.097 orang.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor pun telah menetapkan target zero stunting pada tahun 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023