Bupati Subang H Ruhimat meminta pemerintah pusat memperhatikan dampak percepatan pembangunan strategis nasional di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
"Efek domino dari pembangunan strategis nasional Pelabuhan Patimban serta kehadiran Kawasan Industri Suryacipta dan Kawasan Industri Manyingsal di Subang memicu urbanisasi," kata Kang Jimat, panggilan akrab Ruhimat, di Subang, Kamis.
Bupati menyebutkan pada Selasa (14/2) menemui pejabat di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyampaikan permintaan agar ada revisi ulang tentang penetapan log prioritas pembangunan di wilayah Subang.
Hal itu disampaikan karena secara tematik, Subang masuk daerah ketahanan pangan nomor tiga secara nasional dan Provinsi Jawa Barat. Sementara kemantapan jalan masih di bawah 70 persen dan fiskal Subang yang masih rendah.
Ia menyampaikan agar Bappenas memprioritaskan anggaran pembangunan Jalan Serangpanjang-Cipeundeuy sepanjang 24,4 kilometer dan Pamanukan-Patimban sepanjang 7 kilometer.
“Ini untuk ketahanan pangan, maka harus dipersiapkan. Ada dua titik jalan sepanjang 31 kilometer dengan lahan hibah, lahan Perhutani dan lahan PTPN. Saya terpanggil karena ada rakyat yang menghibahkan tanahnya untuk jalan Serangpanjang-Cipeundeuy. Sementara ada lahan kosong seluas 6.000 hektare yang berpotensi untuk ditanami,” katanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kabupaten Subang Hari Rubiyanto mengatakan, berdasarkan data Kementerian Keuangan, kemampuan fiskal Subang cukup rendah meskipun menjadi lumbung padi nasional.
Sementara Pemkab Subang memiliki keinginan untuk pembangunan lebih baik.
"Kami ingin nantinya 20-30 tahun lagi Subang sangat menarik baik dari sisi investasi dan pariwisata. Sekarang saja, untuk ke Bandung salah satu rutenya melewati Subang dan akan terjadi kepadatan terlebih saat akhir pekan. Kami sedang mengusahakan akses pembukaan Serangpanjang-Cipeundeuy, nantinya akan disambungkan hingga ke Pelabuhan Patimban,” kata Hari.
Namun untuk pengadaan akses Cipeundeuy-Serangpanjang tersebut, kata Hari, perlu bantuan pemerintah pusat untuk pengerasan jalan.
Disebutkan kalau pembangunan ini harus segera dilaksanakan, sebab ada lahan kosong seluas 6.000 hektare yang berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Masyarakat kebingungan memasarkan hasil tani karena terbatasnya akses jalan. Jika jalan Cipeundeuy-Serangpanjang sepanjang 24,4 kilometer dan jalan Pamanukan-Patimban sepanjang 7 kilometer sudah dibuka, maka perekonomian masyarakat lebih membaik,” katanya.
Baca juga: Bupati Subang ingin BUMD ikut terlibat kelola kawasan wisata
Baca juga: Alun-alun Subang segera direnovasi dengan anggaran sekitar Rp2 miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Efek domino dari pembangunan strategis nasional Pelabuhan Patimban serta kehadiran Kawasan Industri Suryacipta dan Kawasan Industri Manyingsal di Subang memicu urbanisasi," kata Kang Jimat, panggilan akrab Ruhimat, di Subang, Kamis.
Bupati menyebutkan pada Selasa (14/2) menemui pejabat di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyampaikan permintaan agar ada revisi ulang tentang penetapan log prioritas pembangunan di wilayah Subang.
Hal itu disampaikan karena secara tematik, Subang masuk daerah ketahanan pangan nomor tiga secara nasional dan Provinsi Jawa Barat. Sementara kemantapan jalan masih di bawah 70 persen dan fiskal Subang yang masih rendah.
Ia menyampaikan agar Bappenas memprioritaskan anggaran pembangunan Jalan Serangpanjang-Cipeundeuy sepanjang 24,4 kilometer dan Pamanukan-Patimban sepanjang 7 kilometer.
“Ini untuk ketahanan pangan, maka harus dipersiapkan. Ada dua titik jalan sepanjang 31 kilometer dengan lahan hibah, lahan Perhutani dan lahan PTPN. Saya terpanggil karena ada rakyat yang menghibahkan tanahnya untuk jalan Serangpanjang-Cipeundeuy. Sementara ada lahan kosong seluas 6.000 hektare yang berpotensi untuk ditanami,” katanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kabupaten Subang Hari Rubiyanto mengatakan, berdasarkan data Kementerian Keuangan, kemampuan fiskal Subang cukup rendah meskipun menjadi lumbung padi nasional.
Sementara Pemkab Subang memiliki keinginan untuk pembangunan lebih baik.
"Kami ingin nantinya 20-30 tahun lagi Subang sangat menarik baik dari sisi investasi dan pariwisata. Sekarang saja, untuk ke Bandung salah satu rutenya melewati Subang dan akan terjadi kepadatan terlebih saat akhir pekan. Kami sedang mengusahakan akses pembukaan Serangpanjang-Cipeundeuy, nantinya akan disambungkan hingga ke Pelabuhan Patimban,” kata Hari.
Namun untuk pengadaan akses Cipeundeuy-Serangpanjang tersebut, kata Hari, perlu bantuan pemerintah pusat untuk pengerasan jalan.
Disebutkan kalau pembangunan ini harus segera dilaksanakan, sebab ada lahan kosong seluas 6.000 hektare yang berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Masyarakat kebingungan memasarkan hasil tani karena terbatasnya akses jalan. Jika jalan Cipeundeuy-Serangpanjang sepanjang 24,4 kilometer dan jalan Pamanukan-Patimban sepanjang 7 kilometer sudah dibuka, maka perekonomian masyarakat lebih membaik,” katanya.
Baca juga: Bupati Subang ingin BUMD ikut terlibat kelola kawasan wisata
Baca juga: Alun-alun Subang segera direnovasi dengan anggaran sekitar Rp2 miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023