Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat menilai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bentuk ketahanan ekonomi keluarga dengan penuh ide-ide kreatif yang mampu menjaga kekuatan perekonomian masyarakat di saat masa sulit.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdul Rachim, di Kota Bogor, Rabu mengatakan pandemi COVID-19 membuat perekonomian berubah, karena para pelaku usaha justru muncul kreativitas seperti makanan sehat yang digandrungi masyarakat.

"Healthy food menduduki rangking pertama pada saat kita mengalami pandemi. Dimana masyarakat punya keinginan untuk hidup sehat dan kesadaran itu timbul pada saat pandemi dan dilakukan secara digital," kata Dedie.

Baca juga: Pemerintah Kota Bogor fasilitasi produk UMKM untuk ekspor

Dedie menyebutkan, selain makanan sehat, produk paling laris lain adalah peralatan olahraga dan tanaman hias yang arus jual beli produk-produk tersebut cukup deras di masa pandemi.

Meski pandemi COVID-19 cukup memberikan dampak, karena usaha menengah dan besar banyak yang mengalami kebangkrutan, lanjut dia, pertumbuhan UMKM justru meningkat dan menjadi satu bentuk ketahanan ekonomi keluarga yang paling bisa diandalkan.

Kepala Badan Litbang SDM Kemenkominfo, Hari Budiarto mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika, khususnya Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, mempunyai program unggulan berupa Digital Leadership Academic (DLA).

Baca juga: Penting! pelaku UMKM daftar e-Catalogue

Program ini, kata Hari, memiliki tujuh segmen akademi dengan konsep meniru perguruan tinggi untuk bisa memberikan pengetahuan di bidang pemanfaatan dan penggunaan teknologi digital, dikhususkan untuk para pelaku usaha konvensional.

"Kemudian setelah selesai pelatihan mereka kita berikan sertifikasi secara internasional. Biayanya semua ditanggung oleh Kementerian Kominfo. Sehingga mereka bisa bekerja di internasional di perusahaan perusahaan global, karena sudah mempunyai sertifikat internasional," kata Hari.

Menurut Hari, pelatihan digitalisasi sebagai pengetahuan untuk membedakan pemasaran biasa dan digital. Para peserta dilatih bagaimana menganalisa media sosial sebagai platform pemasaran produk mereka.

Baca juga: Komisi II DPRD Kota Bogor sosialisasi Perda Koperasi dan UMKM dorong usaha warga

"Kemudian bapak ibu akan dilatih tentang finansial digital, karena pembukuan atau keuangan itu harus dicatat. Kita biasa catat di kertas atau di buku kemudian bukunya hilang. Maka kita hilang catatan kita bagaimana laba rugi, masuk keluar dan sebagainya. Maka itu bapak ibu dilatih untuk menggunakan suatu aplikasi yang berbasis mobile," ujarnya.

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022