Surabaya (Antara Megapolitan) - Seekor ikan lumba-lumba terdampar di Pantai Kenjeran Surabaya, Jawa Timur, diduga terpisah dari kelompoknya hingga tersangkut jaring milik nelayan setempat, Minggu malam.
"Awalnya kami tidak mengira kalau itu lumba-lumba karena sebelumnya tidak pernah menemui sama sekali," ujar salah seorang nelayan, Hafidin, ketika ditemui di Pantai Kenjeran, Senin dini hari.
Ia menjelaskan, awalnya bersama sejumlah nelayan lainnya pada Minggu petang berniat mengangkat jaring yang dipasangnya di sekitar satu mil dari bibir pantai.
Namun, kata dia, saat didekati para nelayan terkejut karena didapati lumba-lumba yang terus bergerak hingga meminta bantuan ke nelayan lainnya untuk dilakukan tindakan lebih lanjut.
"Nelayan berniat menolong dan mendorongnya ke tengah laut, tapi tidak bisa karena ikan kondisinya semakin melemah dan dibawa ke kawasan Pantai Nambangan," ucapnya.
Sekitar pukul 23.30 WIB, tim dokter dari Kebun Binatang Surabaya (KBS) tiba di lokasi dan melihat kondisi terakhir mamalia langka yang panjangnya 1,5 meter tersebut.
"Kami memberi suntikan vitamin dan antibiotik agar ikan kondisinya tidak semakin lemas," kata Penjabat Sementara Direktur Utama KBS, Aschta Nita Boestani Tajudin.
Sebagai upaya penyelamatan, pihaknya bekerja sama dengan tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim untuk mengevakuasi sekaligus mencari jalan keluar agar lumba-lumba bisa kembali ke habitatnya.
"Untuk sementara ini kami berupaya mencari kolam yang sesuai dan tidak berada di keramaian manusia. Meski tidak ditemukan luka serius, namun lumba-lumba harus segera mendapat perawatan ekstra," katanya.
Hingga berita ini ditulis, lumba-lumba ditempatkan di laut Pantai Nambangan dibawah pengawasan kelompok nelayan dan tim KBS maupun BKSDA.
"Kami juga masih memikirkan bagaimana kalau air laut surut sehingga harus ada tindakan lebih cepat agar lumba-lumba dalam kondisi baik-baik saja," katanya. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Awalnya kami tidak mengira kalau itu lumba-lumba karena sebelumnya tidak pernah menemui sama sekali," ujar salah seorang nelayan, Hafidin, ketika ditemui di Pantai Kenjeran, Senin dini hari.
Ia menjelaskan, awalnya bersama sejumlah nelayan lainnya pada Minggu petang berniat mengangkat jaring yang dipasangnya di sekitar satu mil dari bibir pantai.
Namun, kata dia, saat didekati para nelayan terkejut karena didapati lumba-lumba yang terus bergerak hingga meminta bantuan ke nelayan lainnya untuk dilakukan tindakan lebih lanjut.
"Nelayan berniat menolong dan mendorongnya ke tengah laut, tapi tidak bisa karena ikan kondisinya semakin melemah dan dibawa ke kawasan Pantai Nambangan," ucapnya.
Sekitar pukul 23.30 WIB, tim dokter dari Kebun Binatang Surabaya (KBS) tiba di lokasi dan melihat kondisi terakhir mamalia langka yang panjangnya 1,5 meter tersebut.
"Kami memberi suntikan vitamin dan antibiotik agar ikan kondisinya tidak semakin lemas," kata Penjabat Sementara Direktur Utama KBS, Aschta Nita Boestani Tajudin.
Sebagai upaya penyelamatan, pihaknya bekerja sama dengan tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim untuk mengevakuasi sekaligus mencari jalan keluar agar lumba-lumba bisa kembali ke habitatnya.
"Untuk sementara ini kami berupaya mencari kolam yang sesuai dan tidak berada di keramaian manusia. Meski tidak ditemukan luka serius, namun lumba-lumba harus segera mendapat perawatan ekstra," katanya.
Hingga berita ini ditulis, lumba-lumba ditempatkan di laut Pantai Nambangan dibawah pengawasan kelompok nelayan dan tim KBS maupun BKSDA.
"Kami juga masih memikirkan bagaimana kalau air laut surut sehingga harus ada tindakan lebih cepat agar lumba-lumba dalam kondisi baik-baik saja," katanya. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016