Bogor, 11/7 (ANTARA) - Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat, menjamin ketersediaan stok pangan di daerah tersebut aman menjelang Ramadhan dan Lebaran tahun ini.

"Kita menjamin persediaan bahan pokok mencukupi dan tidak terjadi kelangkaan menjelang Ramadhan dan Lebaran," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Eddy S Warsa, dalam jumpa pers membahas kesiapan Pemerintah Kota Bogor menghadapi Ramadhan, di Balai Kota Bogor, Rabu.

Eddy mengatakan, ketersediaan bahan pokok masih melimpah, diantaranya komoditas beras, gula, minyak goreng, tepung terigu, daging dan susu.

Begitu juga dengan pendistribusian bahan pokok hingga saat ini berjalan lancar dari luar daerah.

Untuk mencegah terjadinya penimbunan dan gejolak harga, lanjut Eddy, pihaknya melakukan pengawasan rutin setiap minggunya.

"Setiap minggu kita melakukan pantauan di tujuh pasar tradisional yang ada. Pengawasan ini untuk memantau kenaikan harga, serta ketersediaan stok pangan di pasaran, serta mencegah adanya spekulasi," katanya.

Terkait kenaikan harga kebutuhan pokok yang mulai terjadi, Eddy mengatakan, berdasarkan pengawasan pihaknya kenaikan harga masih berkisar antara Rp500 hingga Rp1000 per kilogramnya.

"Kenaikan harga ini terjadi pada komoditas gula, minyak, tepung, daging dan cabe," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian Kota Bogor, Robert Hasibuan, menyebutkan, kebutuhan daging sapi dan ayam menjelang Ramadhan dan hari raya cenderung meningkat dibanding hari-hari biasanya.

"Diprediksikan jumlah konsumsi daging sapi dan daging ayam di masyarakat pada bulan puasa mencapai lebih dari 90 persen," katanya.

Menurutnya, peningkatan konsumsi daging menjelang bulan puasa ini yang mendorong kenaikan harga daging di pasaran.

Mencegah terjadinya lonjakan harga yang cukup signifikan, lanjut Robert, pihaknya akan melakukan pengawasan lintas sektoral seperti lewat inspeksi mendadak atau operasi pasar.

"Selain memantau harga, pengawasan juga akan dilakukan guna memantau peredaran produk pangan asal hewan, baik pasar tradisional maupun swalayan," katanya.

Ia menyebutkan berdasarkan harga eceran daging sapi sepanjang semester pertama di Kota Bogor, telah terjadi kenaikan harga sebesar Rp7.000 per kilogram daging. Sebelumnya pada Januari lalu harga daging sapi Rp67.000 per kilogram.

"Saat ini harga daging sudah mencapai Rp75.000," katanya.

Menurut Robert, kenaikan harga tidak dapat dicegah, karena itu berhubungan dengan hukum pasar dimana permintaan meningkat mendorong kenaikan harga.

Ia mengatakan selama ketersediaan stok pangan masih mencukupi maka kenaikan harga tidak akan signifikan.

Selama ini, kata dia, pasokan daging sapi di Kota Bogor didistribusi dari sapi lokal juga dipasok dari wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan sapi impor.

Sedangkan untuk pasokan daging ayam dan telor berasal dari wilayah kabupaten Bogor dan Sukabumi.

"Penyediaan daging untuk kebutuhan konsumsi warga ini perlu didukung penyediaan, distribusi dan pengolahan yang stabil dan lancar. Selain itu juga perlu adanya pemahaman bersama para pelaku usaha dari sektor hulu sampai dengan hilir dan pengolahan yang terkait," katanya.


Laily R

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012