Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya untuk korban meninggal dunia pada tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, yang menyebabkan 131 korban meninggal dunia yang merupakan suporter serta petugas keamanan.
"Ini adalah tragedi terbesar dalam sepakbola dan olahraga di Indonesia. Peristiwa ini agar bisa dijadikan pelajaran yang berharga agar tidak terjadi kasus serupa di kemudian hari," kata Fahmi di Sukabumi, Ahad.
Menurutnya, olahraga sepak bola merupakan salah satu alat untuk mempersatukan masyarakat dan menghadirkan sportivitas. Maka dari itu, kejadian ini harus menjadi yang terakhir dan tidak ada lagi nyawa yang melayang.
Baca juga: Presiden Jokowi minta Menpora turun langsung ke Malang
Baca juga: Viking: Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang jadi pelajaran berharga bagi suporter
Selain itu, kalah dan menang di setiap pertandingan merupakan hal yang biasa, tapi menjunjung tinggi sportivitas dan menjaga kerukunan antar-suporter merupakan hal yang luar biasa. Setiap suporter diperbolehkan fanatik terhadap klub atau tim yang diidolakannya asalkan tetap saling menghargai dan menerima hasil.
Keberadaan suporter tentu menjadi penyemangat bagi tim yang sedang bertanding, namun demikian suporter agar tidak mudah terprovokasi yang bisa merugikan semua pihak dan tentunya harus menjaga keamanan.
"Mari senantiasa kita jaga kerukunan bangsa, menghadirkan sportivitas dan menjunjung tinggi persatuan. Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua dan tidak ada lagi tragedi serupa di kemudian hari," ucapnya.
Baca juga: Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang akibatkan 127 orang meninggal dua diantaranya polisi
Fahmi pun mengimbau kepada warganya untuk mendoakan suporter dan aparat keamanan yang menjadi korban pada tragedi tersebut dan korban lainnya yang mengalami luka-luka agar bisa segera sembuh.
Sebelumnya, pertandingan sepak bola yang mempertemukan Arema Malang dengan Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan Malang dimenangi Persebaya dengan skor akhir 3-2. Diduga kecewa dengan hasil pertandingan itu suporter Arema memasuki lapangan dan terjadilah tragedi yang menewaskan 131 orang (data Kemenkes).*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Ini adalah tragedi terbesar dalam sepakbola dan olahraga di Indonesia. Peristiwa ini agar bisa dijadikan pelajaran yang berharga agar tidak terjadi kasus serupa di kemudian hari," kata Fahmi di Sukabumi, Ahad.
Menurutnya, olahraga sepak bola merupakan salah satu alat untuk mempersatukan masyarakat dan menghadirkan sportivitas. Maka dari itu, kejadian ini harus menjadi yang terakhir dan tidak ada lagi nyawa yang melayang.
Baca juga: Presiden Jokowi minta Menpora turun langsung ke Malang
Baca juga: Viking: Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang jadi pelajaran berharga bagi suporter
Selain itu, kalah dan menang di setiap pertandingan merupakan hal yang biasa, tapi menjunjung tinggi sportivitas dan menjaga kerukunan antar-suporter merupakan hal yang luar biasa. Setiap suporter diperbolehkan fanatik terhadap klub atau tim yang diidolakannya asalkan tetap saling menghargai dan menerima hasil.
Keberadaan suporter tentu menjadi penyemangat bagi tim yang sedang bertanding, namun demikian suporter agar tidak mudah terprovokasi yang bisa merugikan semua pihak dan tentunya harus menjaga keamanan.
"Mari senantiasa kita jaga kerukunan bangsa, menghadirkan sportivitas dan menjunjung tinggi persatuan. Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua dan tidak ada lagi tragedi serupa di kemudian hari," ucapnya.
Baca juga: Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang akibatkan 127 orang meninggal dua diantaranya polisi
Fahmi pun mengimbau kepada warganya untuk mendoakan suporter dan aparat keamanan yang menjadi korban pada tragedi tersebut dan korban lainnya yang mengalami luka-luka agar bisa segera sembuh.
Sebelumnya, pertandingan sepak bola yang mempertemukan Arema Malang dengan Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan Malang dimenangi Persebaya dengan skor akhir 3-2. Diduga kecewa dengan hasil pertandingan itu suporter Arema memasuki lapangan dan terjadilah tragedi yang menewaskan 131 orang (data Kemenkes).*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022