Nelayan pesisir selatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sejak beberapa hari terakhir ini dilanda badai dan gelombang tinggi sehingga dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.
 
"Semua nelayan di sini tidak melaut akibat badai dan gelombang tinggi itu," kata Ketua Koperasi Nelayan Bina Muara Sejahtera Binuangeun Kabupaten Lebak, Wading di Lebak, Jumat.
 
Para nelayan Kabupaten Lebak tidak melaut akibat cuaca buruk di perairan selatan Banten yang berhadapan dengan Samudra Hindia juga dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM), sehingga biaya operasional meningkat.
 
Baca juga: BMKG imbau warga waspadai gelombang tinggi di wilayah NTB
 
Selain itu juga belum tibanya musim ikan yang menjadi andalan ekonomi nelayan setempat yakni ikan tongkol, tongkol baby tuna dan tuna.
 
Dimana andalan ikan nelayan Lebak itu diekspor ke luar negeri dan menyumbangkan ekonomi masyarakat pesisir.
 
Biasanya, kata dia, transaksi pelelangan ikan di saat cuaca normal sekitar Rp4 miliar dengan jumlah tangkapan 200 ton/ bulan.
 
Namun, kata dia, kondisi nelayan saat ini tak melaut akibat cuaca buruk tersebut.
 
"Kami memiliki anggota sebanyak 620 nelayan dan kini terpukul dengan kondisi badai juga ditambah adanya penyesuaian kenaikan BBM," katanya menjelaskan.
 
Baca juga: Nelayan tradisional di Lebak tidak melaut karena gelombang tinggi
 
Menurut dia, nelayan pesisir selatan Lebak berharap pada pemerintah agar meninjau kembali penyesuaian harga BBM, karena tak sebanding antara biaya operasional dengan pendapatan tangkapan ikan.
 
Biayanya, operasional melaut usai kenaikan BBM bisa mencapai Rp5 juta selama sepekan, namun pendapatan belum sebanding, terlebih saat ini cuaca buruk dan belum musim ikan.
 
 
Berdasarkan laporan
 
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gelombang tinggi 4 hingga 6 meter terjadi 15 - 17 September 2022 yang berpeluang di Perairan Samudra Hindia selatan Banten.
 
Baca juga: BMKG: Wilayah perairan bagian Selatan NTB berpotensi dihantam gelombang tinggi
 
Pola angin wilayah selatan dominan bergerak dari Timur - Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 10-25 knot dan kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Banten.
 
"Kita belum lama ini nelayan Binuangeun diterjang gelombang hingga perahu miliknya rusak dan satu nelayan dilaporkan meninggal," katanya.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022