Pusat oleh-oleh di Labuan Bajo, Manggarai Barat, yang bernama Exotic Komodo fokus memberdayakan 350 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal dari seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur.
"Ini bentuk kecintaan kepada masyarakat lokal dan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lewat UMKM," kata Pemilik Exotic Komodo Labuan Bajo Vincentius Felix Sudijono di Labuan Bajo, Minggu.
Sebagai salah satu daerah pariwisata super prioritas (DPSP), Labuan Bajo memiliki beragam potensi khususnya UMKM. Tak hanya Labuan Bajo, produk UMKM dari daerah lain baik di Flores maupun kabupaten lain di NTT juga menawarkan keunikan masing-masing.
Melihat berbagai potensi yang ada, Exotic Komodo ingin terlibat lebih dalam mempromosikan produk UMKM lokal, termasuk meningkatkan perekonomian dari pelaku UMKM.
Selama 10 tahun berdiri, Exotic Komodo berkomitmen untuk memberikan kemajuan bagi pelaku UMKM.
Dia menjelaskan 350 UMKM yang tersebar di seluruh wilayah NTT itu memiliki beragam produk, diantaranya kriya, tenun dan turunannya, aksesori tenun, hingga kuliner.
Kini, Exotic Komodo Labuan Bajo telah menjadi pusat oleh-oleh yang menawarkan produk UMKM lokal terlengkap dan berkualitas dengan variasi harga mulai dari termurah hingga premium.
Vincentius mengatakan pihaknya sangat terbuka bagi UMKM lokal yang ingin memasarkan produknya lewat Exotic Komodo Labuan Bajo. Dia ingin bersama pelaku UMKM untuk memasarkan produk berkualitas UMKM lokal.
"Saya mau jadi berkat di Labuan Bajo dan NTT secara umum. Tentunya bersama-sama masyarakat untuk memasarkan produk berkualitas hasil UMKM," kata dia.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Henky Manurung yang sempat hadir dalam kegiatan Temu Bisnis Penguatan Rantai Pasok di DPSP Labuan Bajo beberapa waktu lalu berharap agar 90 persen produk ekonomi kreatif yang ada di Labuan Bajo dipasok dari produk lokal.
Dengan kegiatan temu bisnis itu, Kemenparekraf mendorong agar pasokan produk tidak berasal dari luar Labuan Bajo. Oleh karena itu, pelaku UMKM perlu mendapatkan penguatan dalam rantai pasok sehingga mereka bisa terus menghasilkan produk yang berkualitas dan berkelanjutan.
Sementara itu Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina berkomitmen untuk membuka akses pasar lebih luas lagi bagi UMKM. Mereka pun akan fokus memberdayakan UMKM lokal sehingga seluruh produk yang ada di Labuan Bajo merupakan produk lokal.
"Kita mendorong konten lokal di Labuan Bajo sehingga nantinya berbagai produk ekraf di Labuan Bajo dan pasokan produk tidak lagi dikirim dari luar. Selama ini 85 persen produk yang tersebar di Labuan Bajo itu berasal dari luar," ujar Shana.
Baca juga: Kemenparekraf dorong UMKM Labuan Bajo kreatif dan inovatif melalui "aksilarasi"
Baca juga: Kemenparekraf cari strategi kembangkan karya kreatif lokal di Labuan Bajo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Ini bentuk kecintaan kepada masyarakat lokal dan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lewat UMKM," kata Pemilik Exotic Komodo Labuan Bajo Vincentius Felix Sudijono di Labuan Bajo, Minggu.
Sebagai salah satu daerah pariwisata super prioritas (DPSP), Labuan Bajo memiliki beragam potensi khususnya UMKM. Tak hanya Labuan Bajo, produk UMKM dari daerah lain baik di Flores maupun kabupaten lain di NTT juga menawarkan keunikan masing-masing.
Melihat berbagai potensi yang ada, Exotic Komodo ingin terlibat lebih dalam mempromosikan produk UMKM lokal, termasuk meningkatkan perekonomian dari pelaku UMKM.
Selama 10 tahun berdiri, Exotic Komodo berkomitmen untuk memberikan kemajuan bagi pelaku UMKM.
Dia menjelaskan 350 UMKM yang tersebar di seluruh wilayah NTT itu memiliki beragam produk, diantaranya kriya, tenun dan turunannya, aksesori tenun, hingga kuliner.
Kini, Exotic Komodo Labuan Bajo telah menjadi pusat oleh-oleh yang menawarkan produk UMKM lokal terlengkap dan berkualitas dengan variasi harga mulai dari termurah hingga premium.
Vincentius mengatakan pihaknya sangat terbuka bagi UMKM lokal yang ingin memasarkan produknya lewat Exotic Komodo Labuan Bajo. Dia ingin bersama pelaku UMKM untuk memasarkan produk berkualitas UMKM lokal.
"Saya mau jadi berkat di Labuan Bajo dan NTT secara umum. Tentunya bersama-sama masyarakat untuk memasarkan produk berkualitas hasil UMKM," kata dia.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Henky Manurung yang sempat hadir dalam kegiatan Temu Bisnis Penguatan Rantai Pasok di DPSP Labuan Bajo beberapa waktu lalu berharap agar 90 persen produk ekonomi kreatif yang ada di Labuan Bajo dipasok dari produk lokal.
Dengan kegiatan temu bisnis itu, Kemenparekraf mendorong agar pasokan produk tidak berasal dari luar Labuan Bajo. Oleh karena itu, pelaku UMKM perlu mendapatkan penguatan dalam rantai pasok sehingga mereka bisa terus menghasilkan produk yang berkualitas dan berkelanjutan.
Sementara itu Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina berkomitmen untuk membuka akses pasar lebih luas lagi bagi UMKM. Mereka pun akan fokus memberdayakan UMKM lokal sehingga seluruh produk yang ada di Labuan Bajo merupakan produk lokal.
"Kita mendorong konten lokal di Labuan Bajo sehingga nantinya berbagai produk ekraf di Labuan Bajo dan pasokan produk tidak lagi dikirim dari luar. Selama ini 85 persen produk yang tersebar di Labuan Bajo itu berasal dari luar," ujar Shana.
Baca juga: Kemenparekraf dorong UMKM Labuan Bajo kreatif dan inovatif melalui "aksilarasi"
Baca juga: Kemenparekraf cari strategi kembangkan karya kreatif lokal di Labuan Bajo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022