Bekasi (Antara Megapolitan) - Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi, Jawa Barat, meminta Balai Besar Wilayah Sungai ciliwung-Cisadane memperpanjang masa tugas tim pemantau hulu Sungai Cikeas dan Cilengsi Bogor untuk mendetreksi dini saaqt terjadi peningkatan debit air.

"Kita sudah ada kerja sama pengendalian Kali Bekasi sebagai bagian dari aliran Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi dalam rangak pengendalian banjir," kata Kepala Dinas Binamarga dan Tata Air Kota Bekasi Tri Adhianto di Bekasi, Jumat.

Menurut dia, BBWSCC di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat ini sudah tidak lagi mempekerjakan petugas pemantau hulu sungai terhitung sejak Maret 2016.

Sehingga ,informasi yang didapat petugas Bendung Kali Bekasi terkait peningkatan debit air terlambat.

"Dampaknya, pembukaan bendung Kali Bekasi tidak pas dan sungainya meluap ke rumah-rumah warga," katanya.

Menurut dia, estimasi waktu yang dibutuhkan aliran air dari kedua sungai tersebut di Bogor menuju Bekasi diperkirakan selama 5 hingga 6 jam.

"Di hulunya tidak ada lagi petugas piket tim pemantau karena sudah habis masa kerjanya. Kita minta di perpanjang untuk antisipasi banjir tapi nyatanya terlambat," katanya.

Dikatakan Tri, situasi itu mengakibatkan sebanyak 5.000 unit rumah yang tersebar di bantaran Kali Bekasi tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi antara 40 centimeter hingga 4 meter pada Kamis (21/4).

"Info siaga satunya di hilir pukul 04.00 WIB, sementara siaga satu di bendung Kali Bekasi baru dapat info pukul 06.00 WIB,sehingga air tidak tertampung lagi," katanya.

Tri menambahkan, kehadiran petugas pemantau aliran sungai di Bogor sangat dibutuhkan oleh Bekasi karena perannya yang signifikan dalam mengantisipasi luapan Kali Bekasi.

"Kali Bekasi ini memiliki kepentingan yang beragam, mulai dari pengairan sawah hingga suplai air baku bagi PDAM Kota Bekasi dan DKI Jakarta," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016