Keterlibatan kaum Oligarki Kapital dalam kancah perpolitikan di Indonesia selama era reformasi ini telah kebablasan. Mereka adalah segelintir pengusaha kaya raya yang mengendalikan perpolitikan di Indonesia, baik langsung mupun di belakang layar. Mereka juga menyebabkan perpecahan persatuan nasional yang dalam. Untuk itu, ke depan, khususnya dalam konteks Pilpres 2024, kaum oligarki harus mawas diri.

Demikian disampaikan Ketua Lembaga Kajian Publik Sabang Merauke Circle (SMC) yg juga mantan aktivis Mahasiswa ITB era 80an, Dr Syahganda Nainggolan disela Seminar Nasional, "Membedah Sikap dan Perilaku Oligarki di Indonesia", yang diselenggarakan Soekarno Hatta Institut, di Restoran Pulau Dua, Jakarta, 1/9/2022.

Selain Syahganda, hadir pembicara antara lain Prof Dr Hafidz Abbas, Dr Hazairin Pohan, serta Dr Marwan Batubara.

Baca juga: Kongres 2 umat Islam Sumut, Dr H Syahganda Nainggolan: Islam segera bangkit lawan Islamophobia

Syahganda dalam kesempatan tersebut mengutip disertasi Professor Jeffrey Winters, yang menjadi narasumber KPK tentang Oligarki, yakni Oligarki Indonesia telahberubah dari Sultanic Oligarchy yang dipimpin Suharto, di era Orde Baru, menjadi "Ruling Oligarchy", saat ini.

"Di mana Oligarki kini menjadi penguasa yang memerintah. Oligarki selalu menciptakan "boneka" untuk mengatur sebuah negara agar kepentingan mereka dalam mengakumulasi kapital berlangsung aman," jelas Syahganda yang pernah meringkuk di penjara dalam era rezim Soeharto dan Jokowi ini.

Syahganda menambahkan, ketimpangan sosial di tanah air yang sudah ada berbasis etnis, sebagimana riset Professor Amy Chua, Yale University, AS telah menciptakan kebencian rasial yang semakin dalam di era demokrasi pada negara-negara yang bertransformasi ke demokrasi, seperti Indonesia.

Baca juga: Catatan Syahganda Nainggolan soal Makna Kemerdekaan

Menurut Syahganda, saat ini ketimpangan dan kebencian rasial di Indonesia sudah seperti api dalam sekam. Oleh karena itu, dalam politik pencapresan 2024, kaum Oligarki harus menjaga nilai-nilai persatuan secara sungguh-sungguh.

"Jangan sampai kegoncangan sosial justru terjadi akibat keinginan kaum oligarki dalam mengatur negara kita," tutur Syahganda.

Di samping para pembicara, seminar juga diramaikan kehadiran para tokoh serta aktivis pergerakan di antaranya Moh Jumhur Hidayat, MS Ka'ban, Gus Aam Wahab, dan tokoh nasional Soeripto.

Pewarta: Rilis

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022