Bogor (Antara Megapolitan) - Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto mengatakan program Green Campus telah dirancang sejak 2005, dengan tujuan keamanan, kenyamanan dan berwawasan lingkungan.

"Tujuan utama dari program ini mengajak civitas kampus untuk lebih ramah lingkungan dengan memaksimalkan penggunaan sepeda," kata Herry saat ditemui Antara di ruang kerjanya, Senin.

Herry mengatakan, kuantitas penggunaan kendaraan bermotor di IPB mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebanyak 3.076 menjadi 10 ribu unit di tahun 2015. Begitu juga dengan mobil, dari 619 menjadi 1.267 unit, termasuk jumlah ojek yang beroperasinya dari 10 unit kini menjadi 217 unit.

Selain itu, lanjut dia, tingginya kuantitas kendaraan di dalam kampus IPB, akses jalan yang terbuka membuat sistem keamanan di kampus tersebut menjadi lemah.

"Banyak kejadian kriminalitas terjadi, seperti pencurian laptop, handphone, pencurian motor, bahkan penembakan dua petugas keamanan kita juga dilakukan oleh pengguna motor," katanya.

Menurutnya, program green campus mengajak semua civitas IPB untuk menggunakan sepeda atau membudayakan berjalan kaki. Bagi yang tidak bisa mengendarai sepeda disiapkan alternatif mobil listrik, dan bus kampus.

"Ini pilihan, silakan mau menggunakan sepeda, atau mobil listrik dan bus kampus," katanya.

Herry mengakui, banyak yang terdampak dengan diberlakukannya program tersebut, mahasiswa yang tadinya biasa parkir kendaraan bebas, begitu juga dengan dosen dan pegawai yang memarkirkan mobil tidak teratur, dan ojek yang biasa mendapatkan penumpang mahasiswa.

"Secara bertahap kita benahi ini semua, untuk mahasiswa, pegawai dan dosen yang kesulitan karena harus membawa peralatan kita sediakan bus dan mobil listrik," katanya.

Begitu juga dengan tukang ojek, lanjutnya, IPB juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi pengendara ojek yang terdampak dengan mengajak mereka bergabung untuk bekerja bersama IPB.

"Mereka bisa menjadi apa saja sesuai keahliannya, seperti supir bus, supir mobil listrik, penjaga parkir, penjaga sepeda. Bisa juga kalau mereka punya keahlian elektronik, bisa bekerja di teknisi mesin bus dan sepeda," katanya.

Herry mengatakan, sosialisasi telah dilakukan sejak pencanangan September 2015 lalu. Ia juga sudah mengkomunikasikan dengan para kepala desa yang ada di 17 desa lingkar kampus.

"Saya komunikasi ini dengan kepala desa, kita menunggu ojek ini untuk bergabung bersama IPB, mereka kita gaji dengan sebesar Rp1,5 juta per bulan," katanya.

Herry membantah ada unsur komersialisasi dari program green campus tersebut. Karena program tersebut murni untuk mewujudkan keamanan, kenyamanan dan berwawasan lingkungan.

Menurutnya, tarif parkir sebesar Rp1 rupiah, sewa sepeda Rp1 rupiah, biaya bus listrik Rp2.000 dan Rp1.000 dialokasikan untuk kepentingan green transportasi, yang mencakup semuanya.

"Sejak diujicobakan, program ini berdampak positif, angka kriminalitas menurun drastis, tidak ada lagi laporan yang kehilangan," kata Herry.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016