Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat, mengerahkan 100 mahasiswa beserta dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) University dan dokter hewan untuk menangani penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di daerah itu.

"Kami siap turun ke lapangan. Karena jika tidak diobati, sapi yang sakit bisa mati dan peternak mengalami kerugian," ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Bogor Otje Subagja di Cibinong, Senin.

Menurutnya, mahasiswa, dosen, dan dokter hewan yang dilebur bersama petugas lapangan itu ruting memeriksa hewan ternak di 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor, kemudian menyiapkan obat-obatan dari bantuan provinsi dan bantuan gerakan secara terbuka.

Tim itu juga melakukan vaksinasi secara masif kepada hewan ternak yang sehat di Kabupaten Bogor, terutama jenis sapi perah yang rentan terkena PMK. Hingga saat ini hewan yang sudah divaksin PMK di daerah itu mencapai 3.800 hewan ternak.

Baca juga: Pemkab Bogor optimalkan tujuh posko untuk tekan penyebaran PMK
Baca juga: Pemkab Bogor catat 13 sapi mati terpapar PMK

Namun, jumlah yang terpapar PMK di Kabupaten Bogor angkanya cukup tinggi, yakni mencapai 3.200 hewan ternak.

Ia meminta peternak sigap dalam mendeteksi dini hewan ternak yang bergejala PMK dengan indikasi, seperti air liur keluar berlebihan, sariawan, dan kukunya luka.

"Jika masyarakat atau peternak mengetahui ternaknya bergejala, segera memberitahu petugas atau dengan gerak cepat menghubungi hot line 081286443517," kata Otje.

Di samping itu, ia berpesan kepada masyarakat agar tidak panik dengan maraknya kasus PMK, sebab virus itu tidak akan menular kepada manusia. Namun, manusia bisa menjadi perantara penularan PMK antara hewan satu dengan hewan lainnya.

"Kita manusia bisa menularkannya dari ternak satu ke ternak yang lain. Jadi, jika kita sehabis berinteraksi dengan sapi, kerbau, atau domba kita harus langsung cuci tangan," katanya.

Baca juga: IPB bentuk Satgas Pengendalian PMK jelang Idul Adha di Jabodebek

Salah satu dokter hewan, drh Prihatini, di tempat yang sama mengaku ikut menyosialisasikan mengenai pemotongan hewan kurban saat Idul Adha agar diinformasikan kepada RT/RW setempat sehingga dapat terpantau hewan yang dipotong tidak bergejala PMK.

"Saat merebaknya wabah PMK ini, penjual ternak disarankan vaksinasi ternak di desa setempat, memperhatikan protokol kesehatan, melakukan disinfeksi pada kandang dan ternak minimal satu hari sekali," katanya.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022