Bekasi (Antara Megapolitan) - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat kasus kekerasan seksual kepada anak di triwulan pertama 2016 diperkirakan meningkat.
"Pada Januari hingga 18 Februari 2016 tercatat sudah ada sembilan kasus kekerasan seksual kepada anak. Jumlah itu meningkat dari periode yang sama pada 2015 yang hanya dua kasus," kata Ketua P2TP2A Kota Bekasi Lilik Wakhidah di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, sejumlah kasus itu kini telah ditangani pihaknya, baik secara hukum maupun kekeluargaan.
Meskipun demikian, Lilik menyadari masih banyak kasus yang belum dilaporkan pihak keluarga maupun orang-orang terdekat keluarga kepada lembaga terkait.
"Pelaku biasanya adalah orang terdekat dengan anak," katanya.
Prediksi kenaikan kasus itu direspons pihaknya melalui sejumlah upaya pencegahan melalui sosialisasi serta pendampingan terhadap korban.
P2TP2A Kota Bekasi bekerja sama dengan Politeknik LP3A Jakarta menggelar "workshop" penanggulangan pornografi pada remaja dengan mengundang para guru SMA/SMK Negeri dan Swasta terutama guru bidang Bimbingan Penyuluhan (BP).
Acara "workshop" dan seminar hingga forum grup diskusi ini digelar, Kamis (18/2) di Balai Patriot Kantor Wali Kota Bekasi.
Selain orang tua, kata dia, guru di sekolah punya andil besar guna memberikan bekal kepada anak mengenai bahaya pornografi.
"Pembekalan dan pembinaan ini penting dilakukan mengingat anak sedang memasuki masa tumbuh dan berkembang serta memiliki rasa keingintahuan yang tinggi," katanya.
Perkembangan teknologi saat ini juga berpotensi memberikan kontribusi besar bagi penyebarluasan pornografi internet.
"Akses dari konten pornografi berupa gambar dan video juga bisa mempengaruhi anak maupun keluarganya untuk berbuat kejahatan seksual," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Pada Januari hingga 18 Februari 2016 tercatat sudah ada sembilan kasus kekerasan seksual kepada anak. Jumlah itu meningkat dari periode yang sama pada 2015 yang hanya dua kasus," kata Ketua P2TP2A Kota Bekasi Lilik Wakhidah di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, sejumlah kasus itu kini telah ditangani pihaknya, baik secara hukum maupun kekeluargaan.
Meskipun demikian, Lilik menyadari masih banyak kasus yang belum dilaporkan pihak keluarga maupun orang-orang terdekat keluarga kepada lembaga terkait.
"Pelaku biasanya adalah orang terdekat dengan anak," katanya.
Prediksi kenaikan kasus itu direspons pihaknya melalui sejumlah upaya pencegahan melalui sosialisasi serta pendampingan terhadap korban.
P2TP2A Kota Bekasi bekerja sama dengan Politeknik LP3A Jakarta menggelar "workshop" penanggulangan pornografi pada remaja dengan mengundang para guru SMA/SMK Negeri dan Swasta terutama guru bidang Bimbingan Penyuluhan (BP).
Acara "workshop" dan seminar hingga forum grup diskusi ini digelar, Kamis (18/2) di Balai Patriot Kantor Wali Kota Bekasi.
Selain orang tua, kata dia, guru di sekolah punya andil besar guna memberikan bekal kepada anak mengenai bahaya pornografi.
"Pembekalan dan pembinaan ini penting dilakukan mengingat anak sedang memasuki masa tumbuh dan berkembang serta memiliki rasa keingintahuan yang tinggi," katanya.
Perkembangan teknologi saat ini juga berpotensi memberikan kontribusi besar bagi penyebarluasan pornografi internet.
"Akses dari konten pornografi berupa gambar dan video juga bisa mempengaruhi anak maupun keluarganya untuk berbuat kejahatan seksual," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016