Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengantisipasi bencana kekeringan dengan melakukan pemetaan sejumlah wilayah rawan dilanjutkan pemberian perlakuan khusus agar tidak terdampak parah.

Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Rabu, mengatakan berdasarkan pemetaan, setidaknya ada lima wilayah rawan langganan kekeringan di daerah itu saat musim kemarau.

Sebanyak lima wilayah itu di Kecamatan Bojongmangu, Serangbaru, Cibarusah, Cikarang Pusat, serta Cikarang Timur. Sebanyak dua di antara lima kecamatan itu, tergolong paling rawan bencana kekeringan, yakni Cibarusah dan Bojongmangu.

Baca juga: 600 hektare sawah Bekasi alami kekeringan
Baca juga: 800 hektare lahan pertanian padi di Bekasi terancam kekeringan

"Dua wilayah itu dinyatakan paling rawan. Untuk antisipasi kekeringan, kita siapkan mobil tangki untuk kirim air," katanya.

Dia menjelaskan saat musim kemarau biasanya ada dua masalah yang dihadapi warga, yakni kekurangan air bersih dan air pertanian untuk persawahan.

Pihaknya menggandeng PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi warga terdampak kekeringan, sedangkan persoalan kebutuhan air pertanian akan diantisipasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi.

"BPBD punya mobil tangki, kita bisa suplai ke desa-desa yang membutuhkan menggunakan air dari PDAM kita. Sementara untuk air pertanian tentu dengan Dinas Pertanian, kita akan siapkan," katanya.

Baca juga: PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi sambung jaringan air wilayah rawan kekeringan

Dani juga meminta segenap personel BPBD Kabupaten Bekasi rutin melakukan antisipasi bencana untuk mengurangi risiko sekaligus dampak bencana, termasuk antisipasi banjir meski sudah melewati puncak musim hujan.

"Karena berdasarkan hasil pantauan BMKG, hujan dengan intensitas tinggi masih kemungkinan akan terjadi. Hanya ada waktu-waktu tertentu bisa hujan tinggi. Itu yang juga harus diwaspadai karena bisa berdampak banjir," kata dia.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022