Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mendesak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor membentuk detektif lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan, terutama di Sungai Cileungsi.
"Sepertinya ada masalah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Jadi DLH harus serius menyelesaikan masalah ini, perlu ada audit berkala. Kalau perlu bentuk tim khusus untuk mengawasi IPAL," kata Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Tuty Alawiah, di Bogor, Selasa.
Menurutnya, Sungai Cileungsi setiap tahunnya menghadapi masalah berupa bau tak sedap, kemudian airnya menghitam dan mengeluarkan buih-buih, terutama saat musim kemarau.
Tuty menyebutkan, pada 2018, permasalahan pencemaran Sungai Cileungsi sudah dibawa ke tingkat nasional, hingga Kementerian Lingkungan Hidup turun langsung secara serius melakukan penyegelan enam pabrik yang ketahuan membuang limbah ke sungai tersebut.
Pencemaran aliran Sungai Cileungsi sudah lama dan berulang terjadi. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan dan berpotensi mengganggu kesehatan warga sekitar.
"Kami kesal dan sedih, karena lingkungan jadi rusak, warga sekitar jadi sakit, pusing dan muntah-muntah. Hal ini selalu berulang kembali, seperti episode drama tidak berujung. Seperti tidak ada jeranya," ujarnya.
Ia minta kepada Pemerintah Kabupaten Bogor untuk melakukan audit IPAL secara berkala, terhadap semua pabrik di sepanjang aliran Sungai Cileungsi, sebagai bagian dari introspeksi dan langkah awal perbaikan.
"Secara berkala dilakukan pengawasan, pengecekan, dan patroli oleh detektif ini agar bila terjadi pencemaran bisa dideteksi dan dibereskan," tuturnya.
Baca juga: Ombudsman sebut DLH Bogor tidak kompeten atas pengawasan Sungai Cileungsi
Baca juga: Ombudsman RI temukan ada ratusan ikan sapu-sapu mati di Sungai Cileungsi, apa penyebabnya?
Baca juga: Pencemaran Sungai Cileungsi, Wagub Jabar sebut anggaran terbatas
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Sepertinya ada masalah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Jadi DLH harus serius menyelesaikan masalah ini, perlu ada audit berkala. Kalau perlu bentuk tim khusus untuk mengawasi IPAL," kata Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Tuty Alawiah, di Bogor, Selasa.
Menurutnya, Sungai Cileungsi setiap tahunnya menghadapi masalah berupa bau tak sedap, kemudian airnya menghitam dan mengeluarkan buih-buih, terutama saat musim kemarau.
Tuty menyebutkan, pada 2018, permasalahan pencemaran Sungai Cileungsi sudah dibawa ke tingkat nasional, hingga Kementerian Lingkungan Hidup turun langsung secara serius melakukan penyegelan enam pabrik yang ketahuan membuang limbah ke sungai tersebut.
Pencemaran aliran Sungai Cileungsi sudah lama dan berulang terjadi. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan dan berpotensi mengganggu kesehatan warga sekitar.
"Kami kesal dan sedih, karena lingkungan jadi rusak, warga sekitar jadi sakit, pusing dan muntah-muntah. Hal ini selalu berulang kembali, seperti episode drama tidak berujung. Seperti tidak ada jeranya," ujarnya.
Ia minta kepada Pemerintah Kabupaten Bogor untuk melakukan audit IPAL secara berkala, terhadap semua pabrik di sepanjang aliran Sungai Cileungsi, sebagai bagian dari introspeksi dan langkah awal perbaikan.
"Secara berkala dilakukan pengawasan, pengecekan, dan patroli oleh detektif ini agar bila terjadi pencemaran bisa dideteksi dan dibereskan," tuturnya.
Baca juga: Ombudsman sebut DLH Bogor tidak kompeten atas pengawasan Sungai Cileungsi
Baca juga: Ombudsman RI temukan ada ratusan ikan sapu-sapu mati di Sungai Cileungsi, apa penyebabnya?
Baca juga: Pencemaran Sungai Cileungsi, Wagub Jabar sebut anggaran terbatas
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022