Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi menegaskan telah mengirimkan surat edaran larangan libur semester ganjil dan cuti Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 dan diganti dengan kegiatan belajar mengajar tentang penguatan karakter siswa di sekolah-sekolah. 
 
"Sudah diedarkan surat larangannya. Peniadaan libur semester ganjil akan diisi kegiatan penguatan karakter siswa yang dilakukan sekolah sesuai kemampuan," kata Hanafi kepada Antara di Kota Bogor, Senin.
 
Hanafi menyampaikan peniadaan libur sekolah tersebut sesuai instruksi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) nomor 62 tahun 2021 untuk mencegah penyebaran COVID-19.
 
Setiap sekolah telah diminta merancang kegiatan siswa sebagai kesempatan untuk memberi arahan terkait pembangunan mental menghadapi pembelajaran tatap muka (PTM) yang telah diberlakukan secara bertahap mulai Oktober sampai November 2021. 
 
Mulai awal Desember 2021 seluruh sekolah di Kota Bogor pun telah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di semua jenjang mulai dari sekolah dasar (SD) bagi siswa kelas 4,5 dan 6, sekolah menegah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat. 
 
Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), di Kota Bogor terdapat 12 SMA negeri dan 63 SMA swasta, sehingga total 75 SMA. Selain itu, lima SMK negeri dan 98 SMK swasta sehingga total 103 SMK.
 
Sementara, jenjang SMP terdapat 21 SMP negeri dan 154 SMP swasta dan 280 jenjang SD terdiri atas 211 SD negeri dan 69 SD swasta. 
 
Hanafi memandang, dengan semua sekolah telah melaksanakan PTM dan dilarang libur selama Natal dan Tahun Baru perlu ada kegiatan yang positif membangun mental siswa yang sekaligus menghindari lonjakan kasus positif COVID-19. 
 
Selama pandemi COVID-19 siswa lebih banyak belajar di rumah dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang menyebabkan beberapa tata tertib sekolah secara tatap muka perlu mulai dikenalkan kembali. 
 
Faktor kedisiplinan, pergaulan, adaptasi pembelajaran dan sebagainya akan menjadi konsentrasi Dinas Pendidikan bersama pihak-pihak sekolah dalam penguatan karakter siswa. 
 
Hal itu menyangkut protokol kesehatan, skema pembelajaran dan antisipasi etika pergaulan siswa ketika berangkat dan pulang sekolah agar terhindar dari hal-hal negatif. 
 
"Bentuk kegiatannya disesuaikan kondisi di sekolah masing-masing," ujarnya. 
 
 

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021