Kepala Polres Sukabumi AKBP Dedy Darmawansyah mengatakan jaringan pengedar narkoba terus berinovasi dalam mengedarkan barang haramnya itu untuk mengelabui petugas kepolisian, seperti salah satunya memanfaatkan kaum wanita untuk dijadikan kurir.
"Berbagai modus operandi dilakukan jaringan pengedar narkoba, seperti beberapa kasus peredaran gelap narkoba yang kami ungkap ternyata pelakunya adalah wanita, setelah dilakukan pemeriksaan mereka ditugaskan untuk menjadi kurir," kata AKBP Dedy dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Sukabumi, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat.
Dia menjelaskan pihaknya dalam enam bulan (Maret-Agustus 2021) telah menetapkan 88 tersangka pengedar dan penyalahguna narkoba serta obat keras ilegal, di mana sembilan di antaranya wanita,
Baca juga: Polres Sukabumi Kota tangkap 10 pengedar narkoba selama PPKM darurat
Sembilan wanita tersebut terlibat dalam peredaran barang haram ini yang bertugas sebagai kurir, dengan rincian lima wanita menjadi kurir sabu-sabu dan sisanya kurir obat keras ilegal. Mereka ditangkap saat hendak mengedarkan sabu-sabu maupun obat keras ilegal dan juga dari hasil pengembangan kasus.
Menurut Dedy, pengedar narkoba saat ini tidak hanya menyasar kalangan tertentu saja, tetapi hampir seluruh elemen masyarakat dengan berbagai modus agar bisnisnya bisa berjalan. Maka dari itu, pihaknya meminta warga untuk ikut berperan aktif membantu pihak kepolisian dalam upaya pencegahan dan pengungkapan kasus ini.
Selain itu, peran keluarga sangat penting untuk mencegah adanya anggota keluarga yang terjerumus kepada penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Orang tua pun harus memantau perilaku dan aktivitas pergaulan anaknya.
Baca juga: Polres Sukabumi bentuk Kampung Tangguh Anti Narkoba
"Mari bersama perangi peredaran narkoba, jangan sampai ada keluarga kita yang menjadi korbannya karena selain bisa mengancam masa depan dan terjerat hukum, nyawa penggunanya pun ikut terancam," tambahnya.
Di sisi lain, dilihat dari pengungkapan kasus narkoba yang dilakukan Polres Sukabumi, peredaran barang haram di kabupaten terluas kedua di Pulau dan Bali ini bisa dikatakan masih tinggi, seperti terungkap pada konferensi pers yang digelar Polres Sukabumi yakni dalam kurun waktu enam bulan terakhir (Maret-Agustus 2021) terdapat 67 kasus.
Adapun barang bukti yang disita dari para pelaku yakni ganja kering 2.017,68 gram, sabu-sabu 209, 23 gram, tembakau sintetis 8,75 gram, narkotika jenis ekstasi tujuh butir, obat keras 29.486 butir.
Baca juga: 10 tersangka pengedar narkoba di Sukabumi berhasil ditangkap polisi pada awal Juni
Sementara, sembilan wanita yang menjadi kurir narkoba lima tersangka dijerat pasal 114 dan atau pasal 111 dan atau pasal 112, Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2009 dengan ancaman hukuman kurungan penjara minimal empat tahun karena terlibat kasus peredaran sabu-sabu.
Kemudian empat tersangka lainnya, dijerat pasal 196 dan 197 Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman selama 15 tahun penjara karena menjadi kurir obat keras ilegal.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Berbagai modus operandi dilakukan jaringan pengedar narkoba, seperti beberapa kasus peredaran gelap narkoba yang kami ungkap ternyata pelakunya adalah wanita, setelah dilakukan pemeriksaan mereka ditugaskan untuk menjadi kurir," kata AKBP Dedy dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Sukabumi, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat.
Dia menjelaskan pihaknya dalam enam bulan (Maret-Agustus 2021) telah menetapkan 88 tersangka pengedar dan penyalahguna narkoba serta obat keras ilegal, di mana sembilan di antaranya wanita,
Baca juga: Polres Sukabumi Kota tangkap 10 pengedar narkoba selama PPKM darurat
Sembilan wanita tersebut terlibat dalam peredaran barang haram ini yang bertugas sebagai kurir, dengan rincian lima wanita menjadi kurir sabu-sabu dan sisanya kurir obat keras ilegal. Mereka ditangkap saat hendak mengedarkan sabu-sabu maupun obat keras ilegal dan juga dari hasil pengembangan kasus.
Menurut Dedy, pengedar narkoba saat ini tidak hanya menyasar kalangan tertentu saja, tetapi hampir seluruh elemen masyarakat dengan berbagai modus agar bisnisnya bisa berjalan. Maka dari itu, pihaknya meminta warga untuk ikut berperan aktif membantu pihak kepolisian dalam upaya pencegahan dan pengungkapan kasus ini.
Selain itu, peran keluarga sangat penting untuk mencegah adanya anggota keluarga yang terjerumus kepada penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Orang tua pun harus memantau perilaku dan aktivitas pergaulan anaknya.
Baca juga: Polres Sukabumi bentuk Kampung Tangguh Anti Narkoba
"Mari bersama perangi peredaran narkoba, jangan sampai ada keluarga kita yang menjadi korbannya karena selain bisa mengancam masa depan dan terjerat hukum, nyawa penggunanya pun ikut terancam," tambahnya.
Di sisi lain, dilihat dari pengungkapan kasus narkoba yang dilakukan Polres Sukabumi, peredaran barang haram di kabupaten terluas kedua di Pulau dan Bali ini bisa dikatakan masih tinggi, seperti terungkap pada konferensi pers yang digelar Polres Sukabumi yakni dalam kurun waktu enam bulan terakhir (Maret-Agustus 2021) terdapat 67 kasus.
Adapun barang bukti yang disita dari para pelaku yakni ganja kering 2.017,68 gram, sabu-sabu 209, 23 gram, tembakau sintetis 8,75 gram, narkotika jenis ekstasi tujuh butir, obat keras 29.486 butir.
Baca juga: 10 tersangka pengedar narkoba di Sukabumi berhasil ditangkap polisi pada awal Juni
Sementara, sembilan wanita yang menjadi kurir narkoba lima tersangka dijerat pasal 114 dan atau pasal 111 dan atau pasal 112, Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2009 dengan ancaman hukuman kurungan penjara minimal empat tahun karena terlibat kasus peredaran sabu-sabu.
Kemudian empat tersangka lainnya, dijerat pasal 196 dan 197 Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman selama 15 tahun penjara karena menjadi kurir obat keras ilegal.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021