Bogor, (Antara Megapolitan) - PLN Area Bogor, Jawa Barat, menghimbau warga untuk membiasakan diri menyediakan cadangan token listrik prabayar di rumah untuk menghindari terjadinya kehabisan saldo listrik terutama pada saat malam hari.
"Saran kami karena masyarakat sering lupa, sebaiknya menyediakan cadangan token, nominal paling rendah Rp20.000, jika terjadi kehabisan kwh listrik malam hari dapat digunakan untuk jaga-jaga sampai bisa mengisi ulang di pagi harinya," kata Kepala Humas PLN Area Bogor, Kusumawan, di Bogor, Sabtu.
Kusumawan mengatakan, saat ini pembelian token listrik sudah bisa dilakukan secara daring atau "online" di seluruh Indonesia, juga tersedia di minimarket atau warung waralaba seperti Alfamart dan Indomaret di seluruh Jawa Barat.
Menurut dia, masyarakat akan sangat mudah untuk mendapatkan token listrik dimanapun, baik secara online ataupun membeli langsung di minimarket yang tersedia. Sehingga tidak ada lagi kejadian kehabisan kwh listrik pada situasi penting atau malam hari.
Dikatakannya, listrik prabaya memiliki banyak keutamaan, diantaranya aman tidak bisa digunakan oleh pelanggan lain apabila salah seorang pelanggan kehilangan kwitansi pembelian token atau tercuci. Maka bisa diminta kembali ke PLN dengan memberikan kode serinya.
"Kalaupun ada yang menemukan, orang tersebut tidak akan bisa menggunakan token listrik itu. Karena token efektif untuk kilometer masing-masing, lebih spesifik tidak bisa digunakan beda kilometer, jadi aman," katanya.
Kusumawan menjelaskan, tarif antara listrik prabayar dan pascabayar sama. Sesuai dengan tarif dasar listrik (TDL) yang ditentukan pemerintah Tahun 2015. Ada tiga kompomenen listrik prabaya yakni satu untuk biaya pemakaian, dua untuk pajak penerangan jalan dan ketiga untuk biaya administrasi.
"Untuk biaya administrasi ditentukan sesuai dengan masing-masing penyedia jasa pembayaran seperti bank dan bisa juga kantor pos," katanya.
Lebih lanjut dijelaskannya, tampilan rekening listrik prabayar, misalnya membayar sebesar Rp100 ribu, maka dipotong untuk biaya administrasi bank yang diumpamakan sebesar Rp2.000. Lalu biaya dipotong untuk pajak penerangan dengan nominal tiga persen dari Rp98 ribu.
Dimisalkan, besarnya pajak penerangan jalan Rp3.000, maka sisa kelistrikan menjadi Rp95 ribu. Dari nominal tersebut dibagi tarif listriknya. Misalnya daya 1.300 (tarif listrik rumah tangga), dibagi Rp1.352 rupiah maka nilai Rp95 ribu setara dengan 70 kwh.
"Jadi ada kesalahan presepsi, dari biaya Rp100.000 itu, nominal yang dibayarkan setelah dipotong tiga komponen dalam listrik prabayar, harganya menjadi Rp95.000 mendapat 70 kwh. Yang tampil itu satuannya, karena satuan energi listrik kwh bukan rupiah," katanya.
Kusumawan menambahkan, saat ini pengguna listrik prabayar di area pelayanan PLN Area Bogor sebesar 35 persen dari 1 juta lebih pelanggan yang tersebar di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor, atau sekitar 350 ribu pelanggan.
"Memang untuk pelanggan baru kita harusnya menggunakan listrik prabayar, kecuali untuk pengguna dengan daya besar harus menggunakan listrik pascabayar, karena daya listrik prabayar masih terbatas untuk rumah tangga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Saran kami karena masyarakat sering lupa, sebaiknya menyediakan cadangan token, nominal paling rendah Rp20.000, jika terjadi kehabisan kwh listrik malam hari dapat digunakan untuk jaga-jaga sampai bisa mengisi ulang di pagi harinya," kata Kepala Humas PLN Area Bogor, Kusumawan, di Bogor, Sabtu.
Kusumawan mengatakan, saat ini pembelian token listrik sudah bisa dilakukan secara daring atau "online" di seluruh Indonesia, juga tersedia di minimarket atau warung waralaba seperti Alfamart dan Indomaret di seluruh Jawa Barat.
Menurut dia, masyarakat akan sangat mudah untuk mendapatkan token listrik dimanapun, baik secara online ataupun membeli langsung di minimarket yang tersedia. Sehingga tidak ada lagi kejadian kehabisan kwh listrik pada situasi penting atau malam hari.
Dikatakannya, listrik prabaya memiliki banyak keutamaan, diantaranya aman tidak bisa digunakan oleh pelanggan lain apabila salah seorang pelanggan kehilangan kwitansi pembelian token atau tercuci. Maka bisa diminta kembali ke PLN dengan memberikan kode serinya.
"Kalaupun ada yang menemukan, orang tersebut tidak akan bisa menggunakan token listrik itu. Karena token efektif untuk kilometer masing-masing, lebih spesifik tidak bisa digunakan beda kilometer, jadi aman," katanya.
Kusumawan menjelaskan, tarif antara listrik prabayar dan pascabayar sama. Sesuai dengan tarif dasar listrik (TDL) yang ditentukan pemerintah Tahun 2015. Ada tiga kompomenen listrik prabaya yakni satu untuk biaya pemakaian, dua untuk pajak penerangan jalan dan ketiga untuk biaya administrasi.
"Untuk biaya administrasi ditentukan sesuai dengan masing-masing penyedia jasa pembayaran seperti bank dan bisa juga kantor pos," katanya.
Lebih lanjut dijelaskannya, tampilan rekening listrik prabayar, misalnya membayar sebesar Rp100 ribu, maka dipotong untuk biaya administrasi bank yang diumpamakan sebesar Rp2.000. Lalu biaya dipotong untuk pajak penerangan dengan nominal tiga persen dari Rp98 ribu.
Dimisalkan, besarnya pajak penerangan jalan Rp3.000, maka sisa kelistrikan menjadi Rp95 ribu. Dari nominal tersebut dibagi tarif listriknya. Misalnya daya 1.300 (tarif listrik rumah tangga), dibagi Rp1.352 rupiah maka nilai Rp95 ribu setara dengan 70 kwh.
"Jadi ada kesalahan presepsi, dari biaya Rp100.000 itu, nominal yang dibayarkan setelah dipotong tiga komponen dalam listrik prabayar, harganya menjadi Rp95.000 mendapat 70 kwh. Yang tampil itu satuannya, karena satuan energi listrik kwh bukan rupiah," katanya.
Kusumawan menambahkan, saat ini pengguna listrik prabayar di area pelayanan PLN Area Bogor sebesar 35 persen dari 1 juta lebih pelanggan yang tersebar di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor, atau sekitar 350 ribu pelanggan.
"Memang untuk pelanggan baru kita harusnya menggunakan listrik prabayar, kecuali untuk pengguna dengan daya besar harus menggunakan listrik pascabayar, karena daya listrik prabayar masih terbatas untuk rumah tangga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015