Bogor, (Antara Megapolitan) - Memperingati Dies Natalis ke-52 IPB mengangkat tema besar "IPB untuk Kejayaan Maritim Indonesia" yang dipersembahkan sebagai wujud peran dalam mendukung program unggulan pemerintah di bidang maritim.

"Sejak tahun 1963 IPB secara kosisten mulai mencetak sumber daya manusia bidang kelautan dan perikanan," kata Rektor IPB, Prof Herry Suhardiyanto, dalam Sidang Terbuka, Dies Natalis ke-52 IPB, di Kampus Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Dikatakannya, dalam konteks pembangunan negara maritim, masih banyak yang harus dikerjakan. Seperti yang disampaikan oleh Bung Karno dalam pidato peresmian Institusi Angkatan Laut 1953. Bung Karno menegaskan, "Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekedar menjadi jongos-jongos di kapal, bukan! Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawati samudera. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri".

Sejalan dengan itu, lanjut Prof Herry, pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam HUT ke-70 Proklamasi Kemerdekaan RI, yang menegaskan kembali bahwa pembangunan Indonesia tidak boleh lagi memunggungi samudera dan laut.

"Program pembangunan sektor maritim harus kembali menjadi prioritas, walaupun pasti selalu ada kendala yang akan ditemui dalam implementasinya," kata Rektor mengutip pidato presiden.

Prof Herry mengatakan, sektor maritim Indonesia sudah berperan dalam pembangunan bangsa. Kontribusi bidang kelautan terhadap produk domestik bruto sudah menunjukkan peran yang cukup besar namun kurang berkembang. Masih banyak nelayan yang berada dalam kehidupan ekonomi yang belum menggembirakan. Prinsip-prinsip pengelolaan perairan secara bijak dan lestari belum dapat ditegakkan.

"Maka itu sebagai darma bakti kepada bangsa, tema Dies Natalis IPB ke-52 adalah IPB untuk kejayaan maritim Indonesia," katanya.

Ia mengatakan, untuk mendukung langkah tersebut, IPB juga mengembangkan kluster riset yakni meliputi `integrated coastal management`, `coastal and marine life support system`, `sea farming and sea ranching`, `marine bio-resource serta port`, `shipping and maritime logistik management`.


Diplomasi maritim

"Upaya-upaya lain juga dilakukan IPB adalah dengan memperkuat diplomasi maritim. IPB turut mendorong kebijakan level nasional dan internasional seperti penerapan kebijakan pendekatan ekosistem dalam pengelolaan perikanan," katanya.

Sidang Terbuka Dies Natalis IPB ke-52 dihadiri Ketua DPD RI, Irman Gusman yang menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul "Memajukan Maritim untuk Kejayaan Indonesia", di hadapi ribuan sivitas akademika IPB.

Irman menggaris bawahi bahwa sebuah bangsa bisa dikatakan sebagai negara maritim jika telah mampu memanfaatkan kekayaan lautnya secara optimal sebagai sumber kesejahteraan dan kemakmuran negara dan rakyatnya.

"Indonesia sedang berjuang menuju negara maritim. Kita dukung agenda pemerintah Jokowi untuk mewujudkan poros maritim dunia yang menjadi agenda dalam Nawa Cita," katanya.

Menurut Irman, ada lima agenda yang perlu dijalankan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia yakni penataan ruang laut, membangun infrastruktur dan konektivitas maritim, pengelolaan sumber daya laut, baik untuk perikanan, wisata bahari, energi, air tawar (melalui proses desalinisasi) maupun farmasi, diplomasi maritim, dan yang kelima adalah pengembangan sumber daya manusia dan penguasaan IPTEK kemaritiman.

"Saya mengapresiasi upaya IPB sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara meritim yang maju," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015