Bekasi, 6/10 (ANTARA) - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi membutuhkan anggaran Rp10 triliun untuk mengembangkan Balai Latihan Kerja di seluruh Indonesia mulai 2012.

"Upaya itu dalam rangka mengurangi kemiskinan. Nanti balai latihan di daerah disesuaikan dengan kebutuhan dan potensinya. Misalnya kerajinan tangan, produksi makanan, atau apa saja yang bisa terpakai," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, di sela kunjungannya ke Balai Besar Latihan Kerja Luar Negeri (CEVEST) di Kota Bekasi, Kamis.

Menurut dia, pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK) diyakini dapat menjadi salah satu solusi efektif mengatasi masalah pengangguran dan mengentaskan kemiskinan melalui penyediaan tempat latihan bagi kemajuan kemandirian masyarakat.

Jika anggaran itu disetujui, kata dia, dana tersebut akan dipergunakan untuk mengembangkan 257 BLK yang tersebar di  seluruh Indonesia sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing daerah.

Dikatakan Muhaimin, dana sebesar itu akan digunakan untuk mendirikan bangunan BLK yang representatif. Peralatan pendukungnya pun akan dilengkapi karena harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja. Kemudian instruktur berpengalaman yang akan membekali para peserta pun diperbanyak.

"Harapan kami, semua BLK daerah dapat menjadi seperti CEVEST ini. Selama pengembangan ke arah sana, balai besar seperti CEVEST harus membinanya," katanya.

Muhaimin meyakini, lulusan BLK yang sungguh-sungguh mengikuti materi pembelajaran selama pelatihan, akan dibutuhkan pasar tenaga kerja, baik di dalam maupun luar negeri.

"Data Kemenakertrans yang memperlihatkan 85 persen lulusan BLK terserap pasar tenaga kerja," demikian Muhaimin.

Andi Firdaus

Pewarta:

Editor : Budisantoso Budiman


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2011