Bencana banjir dan tanah longsor memberi dampak yang memilukan kepada ratusan masyarakat Indonesia dan Timor Leste di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.
Timor Leste tengah menghadapi gelombang baru infeksi COVID-19 setelah berhasil mengontrol penyebarannya selama 1 tahun terakhir.
Data dari pemerintah mencatat adanya peningkatan 10 kali dari 100 hingga seribu kasus dalam beberapa bulan terakhir sehingga mengancam stabilitas sistem kesehatan negara.
Sekitar 33 ribu masyarakat merasakan dampak yang disebabkan oleh banjir dan tanah longsor yang menjadi salah satu kejadian terparah yang pernah menghantam Timor Leste dan bagian Indonesia Timur dalam 40 tahun terakhir menurut data dari pemerintah.
Baca juga: Langkah baru palang dan bulan sabit merah atasi ketidakadilan di masa pandemi
"Sungguh menyedihkan jika masyarakat harus memilih antara tempat tinggal yang aman, suplai pangan dan minum yang cukup, atau terhindar dari COVID-19. Relawan Palang Merah Timor Leste (Cruz Vermelha de Timor Leste – CVTL) telah terlatih dan akan berusaha sebaik mungkin untuk memutus rantai penyebaran COVID-19," Presiden Palang Merah Timor Leste (CVTL), Madalena da Costa Hanjan Soares.
"Kita berpacu dengan waktu. Semakin lama mereka berada di tempat pengungsian maka semakin tinggi kemungkinan mereka untuk tertular," lanjut dia.
Tim Palang Merah di Timor Leste dan Indonesia melanjutkan usaha pencarian korban yang mungkin selamat, mengevakuasi korban ke tempat yang aman dan mendistribusikan bantuan seperti makanan, selimut, tarpaulin, pakaian serta perlengkapan kebersihan diri.
Baca juga: PMI Lembata distribusikan bantuan logistik ke Lokasi bencana banjir
Selain itu, bantuan juga dikerahkan untuk menyediakan akses air bersih yang dapat digunakan untuk minum dan kebersihan sehingga dapat memutus rantai penyebaran COVID-19.
Indonesia merupakan negara kedua di Asia yang merasakan dampak signifikan dari COVID-19 dengan tercatatnya jumlah kasus sekitar 1,5 juta serta lebih dari 4 ribu laporan infeksi baru setiap harinya.
"Banyaknya nyawa yang hilang secara tragis menjadi sebuah beban kepada keluarga yang ditinggalkan karena COVID-19. Tim kami berusaha sebaik mungkin untuk membantu mereka dengan menyediakan makanan, air, dan kebutuhan lainnya untuk memastikan keamanan mereka," ujar Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia, Sudirman Said.
Sementara, Head of the Indonesia and Timor Leste Delegation, International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) Jan Gelfand mengatakan COVID-19 telah memberi tekanan yang amat besar terhadap sistem kesehatan di Indonesia dan Timor Leste.
Baca juga: Cara PMI Junjung Tinggi Akuntabilitas Program Bantuan Nontunai
Pandemi COVID-19 beserta penyakit lain seperti kolera, disentri serta demam berdarah dapat memperparah keadaan.
"Keberadaan air bersih, sabun, dan masker wajah mungkin hal sederhana yang bisa kita petik dari pandemi ini untuk dapat menyelamatkan jiwa. Perlu diingat bahwa usaha kita wajib dikerahkan untuk melindungi mereka dari bencana banjir yang baru saja melanda Indonesia dan Timor Leste," tambah Jan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Timor Leste tengah menghadapi gelombang baru infeksi COVID-19 setelah berhasil mengontrol penyebarannya selama 1 tahun terakhir.
Data dari pemerintah mencatat adanya peningkatan 10 kali dari 100 hingga seribu kasus dalam beberapa bulan terakhir sehingga mengancam stabilitas sistem kesehatan negara.
Sekitar 33 ribu masyarakat merasakan dampak yang disebabkan oleh banjir dan tanah longsor yang menjadi salah satu kejadian terparah yang pernah menghantam Timor Leste dan bagian Indonesia Timur dalam 40 tahun terakhir menurut data dari pemerintah.
Baca juga: Langkah baru palang dan bulan sabit merah atasi ketidakadilan di masa pandemi
"Sungguh menyedihkan jika masyarakat harus memilih antara tempat tinggal yang aman, suplai pangan dan minum yang cukup, atau terhindar dari COVID-19. Relawan Palang Merah Timor Leste (Cruz Vermelha de Timor Leste – CVTL) telah terlatih dan akan berusaha sebaik mungkin untuk memutus rantai penyebaran COVID-19," Presiden Palang Merah Timor Leste (CVTL), Madalena da Costa Hanjan Soares.
"Kita berpacu dengan waktu. Semakin lama mereka berada di tempat pengungsian maka semakin tinggi kemungkinan mereka untuk tertular," lanjut dia.
Tim Palang Merah di Timor Leste dan Indonesia melanjutkan usaha pencarian korban yang mungkin selamat, mengevakuasi korban ke tempat yang aman dan mendistribusikan bantuan seperti makanan, selimut, tarpaulin, pakaian serta perlengkapan kebersihan diri.
Baca juga: PMI Lembata distribusikan bantuan logistik ke Lokasi bencana banjir
Selain itu, bantuan juga dikerahkan untuk menyediakan akses air bersih yang dapat digunakan untuk minum dan kebersihan sehingga dapat memutus rantai penyebaran COVID-19.
Indonesia merupakan negara kedua di Asia yang merasakan dampak signifikan dari COVID-19 dengan tercatatnya jumlah kasus sekitar 1,5 juta serta lebih dari 4 ribu laporan infeksi baru setiap harinya.
"Banyaknya nyawa yang hilang secara tragis menjadi sebuah beban kepada keluarga yang ditinggalkan karena COVID-19. Tim kami berusaha sebaik mungkin untuk membantu mereka dengan menyediakan makanan, air, dan kebutuhan lainnya untuk memastikan keamanan mereka," ujar Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia, Sudirman Said.
Sementara, Head of the Indonesia and Timor Leste Delegation, International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) Jan Gelfand mengatakan COVID-19 telah memberi tekanan yang amat besar terhadap sistem kesehatan di Indonesia dan Timor Leste.
Baca juga: Cara PMI Junjung Tinggi Akuntabilitas Program Bantuan Nontunai
Pandemi COVID-19 beserta penyakit lain seperti kolera, disentri serta demam berdarah dapat memperparah keadaan.
"Keberadaan air bersih, sabun, dan masker wajah mungkin hal sederhana yang bisa kita petik dari pandemi ini untuk dapat menyelamatkan jiwa. Perlu diingat bahwa usaha kita wajib dikerahkan untuk melindungi mereka dari bencana banjir yang baru saja melanda Indonesia dan Timor Leste," tambah Jan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021